imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

CAN SLIM Technique Series
Part 8 - M = Market Direction

Salah satu cara paling mudah untuk melihat perkiraan market mau ke arah mana adalah melihat pergerakan indeks saham.

Ketika IHSG atau bursa negara lain dalam trend naik maka market sedang optimis. Ketika indeks dalam trend turun maka market sedang menjadi pesimis.

Penganut CAN SLIM seperti yg kita lihat di part sebelumnya memang agak berbeda cara approachnya dengan value investor pada umumnya. Mereka benar - benar memanfaatkan momentum yang tepat untuk melakukan pembelian dan penjualan saham. Hampir mirip seperti trader, yang membedakan adalah alasan kenapa mereka membeli saham tersebut.

Jika trader menjadikan chart dan volume sebagai patokan untuk pembelian. Maka CAN SLIM menjadikan momentum peningkatan dari sisi kinerja bisnis sebagai alasan pembelian nya.

Di buku aslinya ada beberapa contoh pola chart top reversal. Dimana ketika pola itu terjadi harga saham akan mengalami reversal sehingga akan mengalami penurunan 8-12%.

Sebenarnya tidak perlu menghapal pola didalam mengerti analisa teknikal. Pola didalam chart tersebut sebenarnya bisa dijelaskan dengan kalimat yang lebih logis.

Sebagai contoh, salah satu pola yang disukai para trader adalah head and shoulder. Mari saya jelaskan secara logis kenapa saham dengan pola head and shoulder dianggap menarik.

Pola head and shoulder, dimulai dengan pola kenaikan pertama lalu terjadi penurunan pertama. Setelah itu harga saham bergerak naik melebihi harga tertinggi dari pola pertama dan harga saham terus bergerak turun.

Setelah dari harga tertinggi kedua terus terjadi penurunan. Harga saham terus bergerakn naik tapi gagal dan kembali turun. Pola seperti ini akan membentuk seperti 3 segitiga. Dimana 2 segitiga kecil di sebelah kiri dan kanan(shoulder) . Serta 1 segitiga besar di bagian tengah (head).

Kenapa hal ini menarik, karena ketika harga saham turun mencapai titik terendah dari head ataupun shoulder, market merasa harga saat itu murah dan mereka optimis sehingga harga saham kembali naik. Dan ini sudah terjadi 3x, sehingga semakin kuat keyakinan kita bahwa harga kisaran sekian adalah harga yang disepakati market menarik untuk beli di saat ini.

Jadi apapun pola chart menurut saya tidak perlu dihapalkan tapi dimengerti esensi didalam pola chart tersebut.

Kembali ke pola top reversal dari buku CAN SLIM ini sebenarnya simpel sekali. Ketika harga saham mencapai titik tertinggi dan lebih banyak terjadi volume penjualan dibandingkan volume pembelian maka saat itulah pola top reversal dianggap muncul. Artinya market sepakat harga saham saat ini dirasa terlalu tinggi dan mereka menjual saham tersebut.

Dan berhati - hati jika volume penjualan besar terjadi tapi harga saham malah bergerak naik atau tidak berubah. Ini adalah fase distribusi. Dan setelah fase ini selesai, maka harga saham akan bergerak turun tajam. Logika inilah yang sebenarnya digunakan penganut bandarmologi.

Di bagian market direction ini, William J O'Neil menitikberatkan pentingnya keluar di momen yang tepat. Harga saham yang turun 33% butuh naik 50% hanya untuk sekedar Break Even Point.

Sebagai contoh, jika modal investasi anda 10 juta. Lalu anda floating loss 33% artinya modal investasi anda tinggal 6.66jt.

Untuk bisa kembali ke 10juta maka anda butuh ada kenaikan 50% dari harga terakhir.

Inilah kenapa penulis aslinya justru lebih banyak membahas kapan harus exit dari saham yang dibeli dengan melihat pergerakan dari market. Bahkan penulis aslinya tidak menyukai "bottom fish" atau membeli saham di saat harga saham jatuh. Hal yang justru menjadi menu favorit para value investor.

Logikanya kenapa tidak suka bottom fish adalah karena kita tidak pernah tahu sejauh apa market akan menjatuhkan harga sahamnya. Jadi lebih baik hindari momen tersebut, menurut sang penulis aslinya.

Dia menyarankan untuk menunggu sampai terlihat ada minimal 2 hari terjadi volume pembelian besar untuk memastikan bahwa harga bottom sudah tercapai jika ingin membeli saham ala "bottom fish".

Dia juga memperingatkan untuk para trader yang suka menggunakan indicator yang memperlihatkan overbought or oversold seperti stochastic, macd ataupun rsi. Awal terjadinya bull market justru sering terjadi ketika indicator tersebut menunjukkan overbought karena seperti yang kita tahu indicator ini berisikan rangkuman dari data sekian period.

Pengalaman dia hired seorang fund manager yang terkenal dengan kemampuan analisa teknikalnya menghasilkan pengalaman buruk. Ini kenapa dia tidak menyukai menggunakan indicator ketika melihat chart. Cukup pergerakan harga saham dan volume.

Dia juga memperingati bahwa BIG MONEY hanya menginvestasikan uang besarnya di 2 tahun pertama ketika dia masuk kedalam suatu saham. Jadi jika ingin mengikuti pergerakan mereka ada baiknya memastikan mereka masih masuk di fase awal (dibawah 2 tahun) di saham tersebut.

Yang unik, penulis aslinya menyanggah bahwa CAN SLIM bukanlah momentum investing. Tampaknya definisi momentum investing yg dia maksud adalah trading. Sama seperti yang saya jelaskan, mereka hanya membeli perusahaan yang memiliki fundamental yang kuat, penjualan dan laba yang tinggi dan berbagai kriteria fundamental lainnya. Yang biasanya tidak dilihat oleh para trader.

Penulis aslinya juga mengingatkan jika ingin menggunakan CANSLIM maka gunakan semua kriteria didalamnya dan jangan main gabung2 dengan teknik lainnya.

Jadi silahkan cermati dengan seksama ya. Apakah ini teknik investasi yang tepat untuk anda atau tidak.

Kalau buat saya pribadi beranggapan CAN SLIM bukan teknik yang tepat untuk orang yang masih awam tentang investasi saham. Karena teknik ini butuh knowledge yang cukup advance karena menggabungkan kemampuan analisa perusahaan, mengerti pergerakan harga saham dan volume, serta melihat pergerakan BIG MONEY.

Kalau buat saya pribadi, honestly belum merasa cocok untuk karakteristik saya pribadi yang tidak suka ribet. Walaupun saya tidak memungkiri ketika membeli saham pun, saya pun ada menggunakan chart untuk menentukan timing transaksi saya

Seperti yang pernah saya bahas di https://bit.ly/2XACpeR

Investasi saya memang untuk jangka panjang. Tapi untuk mengetahui pergerakan harga saham dalam jangka pendek, maka chart membantu saya. Kalau saya bisa beli lebih murah lagi karena lihat market masih akan menurunkan harga saham yang mau saya beli. Kenapa saya tidak memanfaatkan momen tersebut untuk mendapatkan lebih murah.

Tapi saya sudah menentukan saham apa yang mau saya beli terlebih dahulu sebelum melihat chart. Dan bukan sebaliknya. Jadi mohon jangan salah dimengerti.

-THOWILZ-

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy