imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

CAN SLIM TECHNIQUE SERIES
Part 5 - S = supply and demand

Apapun jenis investasi kita, maka faktor yang menggerakan nilai imvestasi kita adalah supply and demand.

Jika terlalu banyak orang yang memindahkan uangnya ke dalam deposito maka bank akan menurunkan suku bunga nya, tapi jika kebalikannya banyak orang tidak mau menaruh uang di dalam deposito maka bank akan menaikan suku bunga nya. (asumsi keadaan ekonomi lagi normal)

Sama hal nya dengan investasi saham, jika market optimis terhadap suatu saham, maka akan lebih banyak orang yang mau membeli saham tersebut sehingga harga saham akan bergerak naik karena yang beli lebih banyak dari yang jual, sehingga mau tidak mau pembeli harus membayar harga yang lebih tinggi yang ditawarkan oleh penjual.

Begitu juga kebalikannya, jika market pesimis terhadap suatu saham, maka akan lebih banyak orang yang mau menjual saham tersebut sehingfa harga saham akan bergerak turun karena bisa jadi target harga jual yang dipasang tidak ada yang mau beli, sehingga penjual harus menurunkan harga jualnya sampai ke titik ada yang mau membeli sahamnya.

Itulah kenapa seorang trader berpengalaman selalu melihat volume transaksi di dalam analisanya, chart hanyalah gambaran data historical masa lalu, volume yang akan memberitahukan apakah saham ini lagi cendrung didorong ke utara atau selatan di hari ini.

Kalau kita lihat setiap bulan, sering ada dikirimkan data perubahan pemilik saham. Disana kita bisa melihat berapa persen kepemilikan perusahaan, direksi perusahaan, korporasi maupun masyarakat.

Umumnya sebuah saham yang dimiliki oleh perusahaan apalagi direksi perusahaan dalam jumlah yang lebih besar akan lebih menarik. Logika berpikirnya : jika ada 2 karyawan, yang pertama hanya mendapatkan gaji dan yang kedua akan mendapatkan gaji plus bagi hasil perusahaan. Mana yang menurut anda akan berusaha lebih keras untuk memiliki hasil kerja lebih bagus?

Saya akan menjawab yang kedua, yang dapat gaji plus bagi hasil keuntungan perusahaan.

Nah bayangkan jika kita membeli perusahaan yang 90% dimiliki oleh masyarakat, maka bisa jadi manajemen disana lebih memikirkan berapa kenaikan gaji yang mau mereka buat untuk mereka di tahun depan dibandingkan berapa besar profit perusahaan di tahun depan.

Lalu berikutnya mari kita membahas jumlah saham beredar perusahaan. Ada 2 perusahaan, perusahaan A memiliki jumlah saham beredar 1M dan perusahaan B memiliki jumlah saham beredar 100M lembar saham.

Harga saham perusahaan yang jumlah saham beredar lebih besar umumnya memiliki harga per lembar saham yang lebih murah. Seperti hal nya $MYRX yang memiliki market cap 4x lipat lebih mahal dibandingkan $MMLP, padahal harga saham MMLP 3x lipat dibandingkan MYRX. Tentu artinya jumlah saham beredar MYRX jauh lebih besar dibandingkan MMLP.

Jumlah saham beredar = harga saham tambah murah = lebih mudah jual barang karena banyak pembeli kecil yang bisa beli lebih murah. Logika itu keliatan sangat masuk akal, tapi uniknya hasilnya sering bergerak kebalikan.

Anggaplah saya punya toko kelontong, sebelumnya orang harus membeli minimal 1 carton yang berisikan 25pc. Kemudian demi menarik lebih banyak pengunjung saya memperbolehkan beli "receh", yaitu tidak harus beli per carton tapi boleh beli per pcs.

Jumlah transaksi tentu akan lebih banyak karena banyak pembeli dalam jumlah kecil, tapi justru uniknya secara total volume penjualan biasanya cendrung kebalikan, karena yang tadi nya orang harus beli dalam bentuk carton dan dia sekarang boleh beli sesuai "kesanggupan" dia dalam bentuk pcs.

Inilah mungkin sebuah logika anomali yang memang terjadi pada perusahaan yang stock split. Bukannya bergerak naik setelah stocksplit dengan semakin banyak orang yang bisa beli karena harga lebih murah, tapi malah harga saham bergerak turun setelah stock split.

Jika ada 2 perusahaan, perusahaan A jumlah saham beredar 1M lembar saham dan perusahaan B jumlah saham beredar 100M lembar saham dan jika semua kondisi sama (kinerja keuangan, dll) maka umumnya perusahaan yang jumlah saham beredar lebih sedikit akan memiliki kenaikan lebih tinggi karena barangnya lebih langka.

Lalu apakah artinya kita sebaiknya membeli perusahaan yang jumlah saham beredar sedikit? Sedikit itu di angka berapa?

Bukan, bukan seperti itu. Tulisan diatas hanya menjelaskan tentang pengaruh banyak dikitnya jumlah saham beredar.

Jika perusahaan A punya jumlah saham beredar 1jt tapi kinerja keuangan tidak baik dan perusahaan B punya jumlah saham beredar 100M lembar saham tapi kinerja keuangan baik maka tetap pilihlah perusahaan B.

Di teknik can slim disarankan untuk melihat jumlah saham beredar ini biasanya kita bandingkan dengan total hutang.

Misalkan perusahaan A memiliki data sebagai berikut:
- jumlah saham beredar 1M lembar saham
- kepemilikan perusahaan 80% (800jt lembar saham)
- harga saham per lembar 100
- market cap perusahaan total = 100M
-market cap sesuai kepemilikan saham perusahaan = 80M
- total hutang = 40M
- DER market cap total = 0.4 (40M/100M)
- DER market cap kepemilikan saham perusahaan =0.5 (40M /80M)

Umumnya kita menghitung DER berdasarkan equity total di laporan keuangan, tidak ada yang salah dengan itu. Saya pun juga menggunakan hal yang sama.

Tapi di teknik can slim ini mengajarkan kita untuk lebih peka terhadap DER dengan equity yang pure dimiliki oleh perusahaan, apakah tetap kecil atau tidak.

Bisa jadi perusahaan A, cuma dimiliki sahamnya senilai 5M oleh perusahaan itu sendiri dan sisa 95M dimiliki oleh masyarakat. Dan perusahaan itu memiliki total hutang 50M, maka DER dengan nilai modal yang dimiliki oleh perusahaan itu adalah 10X (50M : 5M)

Jika ada perusahaan B, jumlah saham yang dimiliki perusahaan adalah 80M, sisa yang dimiliki oleh masyarakat 20M. Dan perusahaan itu memiliki total hutang 50M. Maka DER dengan nilai modal yang dimiliki perusahaan di kisaran 0.6X (50M : 80M).

Maka jika semua kondisi sama (kinerja keuangan, dll) perusahaan B lebih baik untuk dijadikan pilihan dibandingkan perusahaan A.

Jika perusahaan B memiliki jumlah saham beredar 10M lembar saham dan ada perusahaan C memiliki jumlah saham beredar 1M lembar saham dan semua kondisi sama (kinerja keuangan dan DER kepemilikan saham perusahaan itu sendiri) maka perusahaan C lebih baik untuk dijadikan pilihan dibandingkan perusahaan B karena punya barang yang lebih langka.

Sebenarnya cukup aneh menggunakan istilah DER karena DER itu sendiri menggunakan equity dan bukan market cap, cuma karena di buku menggunakan istilah DER dan saya tidak tahu ratio apa yang menggunakan rumus market cap / debt jadi saya ikutin aja ya menggunakan istilah DER.

Saya pribadi tidak terlalu mempermasalahkan istilah istilah karena saya bukan akademisi yang sensitif terhadap istilah istilah. Mau itu DAR DER DOR yang penting esensi dari ilmu itu sendiri yang penting buat saya.

Dan tolong diingat jumlah saham beredar dan ratio DER terhadap saham yang dimiliki oleh perusahaan bukan satu satunya parameter yang digunakan untuk pemilihan saham, saya selalu menekankan kinerja keuangan perusahaan yang sudah banyak saya bahas di tulisan saya yang lain. Ini cuma sebuah parameter yang dapat digunakan untuk membantu kita memilih mana perusahaan yang lebih baik antara perusahaan A, B, dan C. Jadi jangan sampai jadi kepikiran ok saya gunakan screening SB untuk listing mana saja perusahaan yang punya jumlah saham beredar paling dikit dan saya beli saham itu.

Please JANGAN ya.

-THOWILZ-



Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy