$IHSG A RARE OCCASSION?
Warning : Apa yang terjadi di masa lalu, bukan merupakan jaminan, akan terjadinya hal yang sama di masa datang..
Kondisi pasar saat ini sebetulnya lebih buruk dari apa yang ditunjukan oleh angka IHSG sekarang ini.
$BBCA dan $BBRI yang mewakili sekitar 20% Market Cap BEI, menjadi tabir dan pelindung angka IHSG. Jika kedua emiten ini kita keluarkan, kita bisa melihat terjadinya angka kemerosotan angka IHSG yang lebih besar.
Stock-investng adalah instrumen investasi yang terbaik. Namun sejarah juga menunjukan bahwa hampir setiap 3 tahun sekali terjadi draw-down. Oleh karena itu, kerap kali saya menyampaikan, hanya jika dana itu tidak diperlukan dalam 3 tahun, Anda boleh menggunakan dana itu untuk berinvestasi di pasar modal. Jika tidak, Anda sebaiknya menanamkan dana itu di deposito atau bonds saja.
Mereka yang memiliki kesempatan untuk memanfaatkan, pasar dan bukan dicemaskan pasar, ketika pasar sedang dilanda kecemasan, seringkali mendapatkan imbalan yang lebih dari memuaskan.
Apa yang dapat kita lihat dalam perjalanan BEI selama 20 tahun ini, dengan IHSG yang sudah naik 932% dari 676 di tahun 1999 ke 6,299 di tahun 2019?
1. Dalam 20 tahun itu, terjadi 6 kali penurunan. Artinya, kita menyaksikan adanya koreksi setiap 3 tahun sekali.
2. Apabila terjadi koreksi di tahun tertentu, maka di tahun setelah terjadinya koreksi itu, angka IHSG pasti mengalami kenaikan. Hanya terjadi sekali pengecualian selama kurun waktu 20 tahun itu. Penurunan IHSG di tahun 2000 tidak diikuti dengan kenaikan di tahun berikutnya (2001), karena tahun 2001 terjadi lagi penurunan IHSG. Di dalam kurun waktu 2 tahun itu, IHSG mengalami penurunan akumulasi 42%. Harap diingat, pengecualian ini terjadi sebagai akibat dari 2 krisis besar : a) Krisis Asia, yang telah menjadikan rontoknya Rupiah dari 2,000 ke 15,000, dan tumbangnya Orde Baru b) Meletusnya dot com bubble di Amerika, dan membuat Nasdaq merosot 80% dari ketinggiannya. Kedua hal yang terjadi dalam kurun waktu yang relatif pendek ini merupakan peristiwa yang jarang terjadi.
3. Dalam 6 tahun berikutnya, 2001-2007, IHSG naik terus-menerus setiap tahunnya. Terjadi kenaikan sebesar 700% dalam 6 tahun (!).
4. Terjadinya krisis besar di Amerika menghentikan pesta itu di tahun 2008, dan IHSG rontok lebih dari 50%.
5. Koreksi besar di tahun 2008 itu, diikuti dengan adanya kenaikan IHSG di tahun berikutnya. Sama seperti pasca dot com, koreksi tahun 2008 tidak tampak lagi bekasnya, dengan terjadinya kenaikan dalam 5 tahun berikutnya, berturut-turut tanpa henti sampai tahun 2014. Dalam 5 tahun itu terjadi kenaikan angka IHSG sebesar 385%.
6. Kenaikan dalam 5 tahun itu terhenti pada tahun 2015. Kekhawatiran akan perekonomian China menimbulkan flash-crash di berbagai pasar, termasuk BEI. Shanghai Index turun 30% hanya dalam satu bulan. Peserta IMF meeting di Peru di tahun 2015, ikut memicu kepanikan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti ini: "Apakah penurunan perekonomian China ini akan menjadi pemicu krisis yang baru?". Untuk mereka yang waktu itu sudah ada di BEI, mungkin masih ingat harga Bank BRI sampai di level 1,950.
7. Penurunan di tahun 2015, mengikuti siklus normal, lantas diikuti dengan kenaikan di tahun berikutnya, tahun 2016.
8. Namun berbeda dengan apa yang terjadi di tahun 2001 dan 2009, kenaikan itu tidak terjadi di dalam kurun waktu yang panjang, karena hanya berlangsung 2 tahun saja, sampai tahun 2017. Dalam 2 tahun itu, IHSG naik cukup mengesankan sebesar 38%.
9. Dalam tahun 2018 IHSG kembali mengalami penurunan, dan diikuti dengan kenaikan yang tidak cukup berarti di tahun 2019. IHSG di akhir tahun 2019, angkanya bahkan masih di bawah IHSG tahun 2017. Permasalahan domestik, seperti defisit ganda, menjadi penyebab utama dari apa yang terjadi pada IHSG. Meskipun tidak jarang pejabat di bidang ekonomi memilih kambing hitam yang lain.
10. Dengan adanya uncertainty (seperti coronavirus) dan partial certainty (trade wars), "menduga-duga" apa yang akan terjadi tentu bukan merupakan hal yang mudah.
11. Oleh karena itu, saya lebih memilih faktor certainty yang sudah ada. Certainty itu berupa kesiapan dan willingness semua major central bank (Fed, ECB, BOE, BOJ dan PBC). Apa yang telah dilakukan mereka menunjukan bahwa at all cost mereka siap untuk tidak membiarkan terjadinya krisis berlangsung terlalu lama. Perhatikan ekspansi Neraca dari semua major central banks dalam 5 tahun terakhir. Adanya inisiatif PBC dengan menggelontorkan 1/4 Trilyun Dollar di dalam hitungan minggu ke pasar, yang shock karena virus corona, merupakan tanda yang sangat jelas.
12. Adanya faktor certainty ini menjadikan saya cenderung untuk memperlakukan kondisi pasar saat ini sebagai "rare occasion", peluang yang jarang terjadi - seperti apa yang ditawarkan pasar tahun 2001 dan 2009. Ekspansi Neraca major central banks memang sangat abnormal. Kondisi ini memang disatu saat harus dihentikan, dan apabila hal ini dilakukan akan menimbulkan koreksi besar. Namun jika kita melihat sejarah, beberapa bulan - bahkan bisa lebih dari setahun - sebelum terjadinya koreksi besar itu, kita akan menyaksikan adanya kenaikan luar biasa terlebih dahulu, sebelum akhirnya bubble itu meletus.
13. Mereka yang memanfaatkan "rare occassion" ini bisa mendapatkan imbal hasil yang lebih dari memuaskan, seperti terjadi di tahun 2001 dan 2009. Tentu dengan syarat, bagwa sebelum bubble itu akhirnya nanti meletus, mereka sudah menukarnya menjadi dry powder.
Disclaimer On