@tulusgokma knp harus cut loss? pernya 3 x makin turun makin diskon cuma ada kekurangannya contoh ketika kamu jalan ke mall ada tulisan diskon 20% untuk sepatu. 2 minggu kemudian diskon ini bisa habis atau malah makin banyak diskonnya misalnya 50%. nah anggaplah aku terburu2 beli dg 20%. ketika melihat diskon 50% memang ada rasa kesal tapi bukan berarti aku harus kasih ke org sepatunya atau jual ke org diharga diskon 50%.( cut loss). penjual yg ngasih diskon 50% itu bukan berarti sepatunya jelek bisa karena alasan lain yaitu butuh uang( mau bayar margin), mau setok sepatu yg lagi tren (saham bbca, ggrm dll), pecah kongsi ( nasabah reksa dana tarik duit mau ga mau jual saham yg di pengang reksadana), mau tutup gerainya ganti usaha lain( mau pegang cash aja takut indeks turun) dll. bgm kalau sahamnya turun ke 50 ? memang analisa fundamental itu dg membaca laporan keuangan, yg kita baca itu masa lampau, 3 bulan lalu terjadi yg skg kita ga tau, bisa aja saat ini ada kejadian luar biasa di perusahaan yg infonya ditutupi seperti aisa dulu. karena itu di dalam analisa fundamental knp hal terpenting adalah managemen managemen? management yg harus jujur supaya laporan keungannya isinya benar. percuma valuasinya murah ,labanya sekian2 tapi rugi tulis untung. aku bertaruh kalau managemennya jujur, kalau ga jujur ga akan ga akan mengantarkan sril seperti skg ini. kalau kalah taruhan anggap resiko investasi. kalau mau aman simpan duit di bank aja tapi vank juga bisa bangkrut( tetap ada reskio meskipun kecil:face_with_hand_over_mouth:).