CONTRARIAN INVESTING SERIES - PART 7
Basic Strategy Contrarian Investing
Di tulisan - tulisan sebelumnya saya sudah bahas kinerja dari masing - masing strategy contrarian.
Dimana strategy Low PER, Low Price/Cashflow, Low Price/Book Value, Low Price/Dividend (sayangnya tidak didapatkan data riset low price/sales) berhasil mengalahkan kinerja pasar.
Jika melihat di tulisan - tulisan sebelumnya tentang kinerja dari masing - masing strategi contrarian kita juga melihat bagaimana secara lebih dari 20 tahun rata2 saham yang memiliki ratio valuasi rendah memiliki return mengalahkan ratio valuasi yang tinggi.
Tapi apakah jika kita menemukan saham yang memiliki valuasi rendah maka langsung kita pilih sebagai instrumen investasi kita?
Mari kita belajar tentang bagaimana memilih saham contrarian berdasarkan buku yang dikarang oleh David Dreman.
Sebelum bahas rules untuk memilih saham contrarian menurut David Dreman mari kita rekap terlebih dahulu mana strategi paling menarik
Rata2 Return Market : 15.3%
Rata2 return Low PER : 17.4%
Rata2 return Low Price/Cashflow : 18%
Rata2 return Low Price/book value : 18.8%
Rata2 return Low Price/Dividend : 16.1%
Jika kita lihat maka Low Price/Book value memberikan rata2 return paling besar kalau lihat data diatas. Tapi ingat ini rata2 dari semua perusahaan.
Ketika terjadi market bearish (market turun) maka data yang didapatkan adalah:
Rata2 penurunan market : -7.5%
Rata2 Penurunan Low Price/Dividen : -5.3%
Rata2 Penurunan Low Price/CashFlow : -6.7%
Rata2 penurunan Low Price/Book Value : -6.8%
Rata2 Penurunan Low PER : -6.3%
Kembali saham yang memiliki ratio valuasi yang rendah memiliki penurunan lebih kecil dibanding rata2 penurunan market. Tapi kali ini perusahaan yang memiliki ratio low price/dividen yang menjadi juaranya.
Jadi jika ditanya sebaiknya pilih yang mana? apakah saham yang Low Price/Dividen, Low Price/Cashflow, Low Price/Book Value, Low PER, Low Price/sales?
Buying Signal untuk seorang contrarian adalah:
1. "Down-by-Half-Rule" Artinya beli saham yang sudah mengalami penurunan harga 50% dari harga tertinggi 12 bulan terakhir (Benjamin Graham di salah satu surat terakhir menganjurkan buy saham yang PBV nya tinggal 40% dari PBV tertinggi 12 bulan terakhir)
2. Jika syarat nomor 1 terpenuhi, maka pilih saham jika 2-4 kriteria low ratio dibawah ini terpenuhi
- PER <12
- Price/Dividend <10
- Price/Cashflow <10
- Price/BookValue <1
- Price/Sales <1
3. Jangan beli jika justru 5 syarat valuasi diatas terpenuhi semua, karena bisa jadi ini penandaan perusahaan ini memang memburuk. Sesuatu yang cukup unik dan saya pun juga agak pertentangkan sebenarnya didalam logika saya. Kalau saya pribadi lebih melihat apakah ada tanda berbahaya atau tidak di laporan keuangan seperti cashflow negatif ataupun ratio hutang berbahaya atau tidak.
4. Tunggu sampai ada INSIDER (pemegang saham kendali) ataupun Investor Terkenal membeli saham tersebut. Di buku disarankan minimal pembelian senilai 120rb USD, tapi itu adalah buku tahun 90an. Sehingga 120rb USD saat itu mungkin senilai dengan 1.2 million USD. (sekitar 16M dalam rupiah.
Jadi jika saham $GGRM dari 90rb turun ke 50rb apakah kita boleh beli? Maka jawabannya tidak karena penurunan belum 50% dari harga tertinggi 12 bulan terakhir.
Jika saham GGRM dari 90rb turun ke 44rb apakah kita boleh beli? Jika syarat low valuation nya tidak terpenuhi minimal 2x maka belum boleh dibeli.
Wah GILA GGRM turun ke 44rb ga boleh beli, padahal banyak orang rela gadai rumah untuk beli GGRM di 44rb.
Karena jika tidak memenuhi minimal 2 saja kriteria diatas artinya market belum terlalu PESIMIS terhadap saham tersebut. Ketika market belum terlalu pesimis, maka harga masih bisa ditekan untuk lebih rendah lagi.
Tapi jika 2-3 ratio valuasi itu sudah termasuk rendah, maka baru kita bisa masuk ke saham tersebut.
Bagaimana jika ada saham yang PER dan PBV tergolong rendah berdasarkan rule diatas, tapi harga baru turun 10% dari harga tertinggi 12 tahun terakhir. Maka kita tidak boleh membeli saham tersebut juga.
Wah padahal gw yakin pasti cuan nih, betul memang bisa aja cuan. Tapi lebih baik kita beli saham bagus yang dihargai market dengan sangat pesimis dibandingkan membeli saham bagus yang belum terlalu dihargai pesimis, itulah seorang contrarian bisa mendapatkan margin keuntungan yang besar.
Bagaimana jika saham GGRM menjadi 30rb, PER dan PBV sudah dibawah 1 tapi belum ada insider ataupun investor "terkenal" membeil saham ini, maka belum boleh masuk untuk BUY juga.
Bahkan Insider ini menjadi patokan BUY yang begitu pentingnya, memang sih masuk akal karena ketika ada seorang INSIDER ataupun INVESTOR TERKENAL buy saham tersebut dalam jumlah cukup besar pastilah mereka memilki sebuah pertimbangan atau sebuah informasi yang mungkin kita tidak tahu tentang perusahaan tersebut yang akan membawa perusahaan itu naik tinggi.
Lagian kalau misalkan LKH buat akun official di SB dan dia bilang dia baru BUY suatu saham, saya rasa banyak orang akan terhipnotis untuk ikutin aktifitas pembelian dia tanpa cek lagi karena banyak nya orang yang begitu mengidolakan LKH.
Jadi kalau LKH lagi baca forum SB, boleh lah pak untuk sharing ilmu dan wejangan ke kami. Gpp buat akun kloningan juga yang ga usah ungkap jati diri anda. (siapa tahu dia hobi baca forum ini dan kebetulan lagi baca tulisan ini)..hehe....
Lalu bagaimana untuk mengetahui pembelian INSIDER (Investor Terkenal)? Mungkin fitur insider di SB membantu, tapi saya rasa belum bisa mengungkap banyak. Sayapun masih coba utak utik bagaimana saya bisa mendapatkan data perubahan saham dari investor terkenal di situs KSEI, sayangnya saya masih belum ketemu caranya. Jadi kalau ada yang tahu cara mendapatkan data pemegang saham (yang bukan cuma tertulis di LK) boleh donk share ilmunya untuk kita semua bisa belajar juga.
NB: Saya sudah coba tanya ke CS situs KSEI apakah ada report atau fitur untuk saya cek perubahan saham dari investor lain. Sayangnya CS menjawab fitur tersebut tidak ada.hehe..
Kemarin dan pagi ini saya ada diskusi yang sangat menarik dengan pak @afie tentang contrarian itu sendiri, kalau masukan dari dia contrarian adalah strategi dimana seorang investor memiliki sudut pandang melihat saham dari sudut pandang berbeda dengan investor lainnya. Karena jika semua orang menggunakan metode contrarian yang sama maka otomatis orang tersebut sudah tidaklah menjadi seorang contrarian.
Penjelasan yang sangat masuk akal. Jadi apakah ada strategi pembelian cotrarian lainnya, pasti tentu ADA dan saya masih harus meneliti dan belajar lebih jauh lagi untuk contrarian investing ini. Karena mau bagaimanapun saya baru kisaran 1-2 bulan mendalami tentang ini, dan ada mulai mencoba membeli beberapa saham (dengan modal tidak besar) untuk menguji contrarian ini.
Seperti halnya Warren Buffet yang tidak pernah menuangkan pemikiran investasinya didalam sebuah BUKU resmi yang dia tulis sendiri. (setau saya hingga sekarang Buffet ataupun LKH tidak pernah buat buku karangan mereka sendiri).
Sehingga pasti banyak rahasia pemikiran mereka yang masih belum diketahui orang - orang. Mungkin ada yang menyanggah Buffet kan sering buat LTS (Letter to Shareholder) tapi tidak mungkin beberapa lembar surat bisa menuangkan semua pemikiran dia kesana.
LKH kan sering adain seminar di universitas, tentu 2 jam seminar dia tidak mungkin cukup untuk menuangkan semua pemikiran dan strategi beliau.
Jadi tentu tulisan tentang buying signal contrarian investing ini hanyalah sebagai gambaran umum (starting point) untuk bisa kita gunakan sebagai metode investasi contrarian kita, tapi seiring perjalanan waktu kita harus mencari pola - pola yang mendukung kita untuk menemukan saham contrariannya.
Pola nya seperti apa? sayapun masih mencarinya. Tapi semoga tulisan ini bisa memberikan gambaran AWAL bagaimana seorang contrarian dalam menentukan saham incarannya.
-THOWILZ-