Hiperaktivitas Mengundang Banyak Biaya
Pada hari ini, 14 Oktober 2019 dimana saya posting tulisan ini, tepat 4 tahun sudah saya bertahan di bursa saham. Selama perjalanan investasi saya, hanya ada 9 saham yang pernah saya beli, ada bank syariah, ada juga yang bergerak di bisnis restoran, dan sisanya bergerak di industri manufaktur yang bisnisnya sederhana dan mudah dipahami. 5 saham pertama yang masuk portofolio pada 2015 lalu yaitu $SIDO $EKAD $SMSM $ULTJ $DVLA . Perusahaan2 yang pernah saya beli sahamnya tidak bergerak di bisnis yang ribet semacam energi, tambang, infrastruktur, konstruksi, dan teknologi. Lalu, dari 2015 hingga 2018 tidak ada aktivitas jual yang saya lakukan, hanya beli dan beli saja, terus akumulasi atau tambah posisi jika ada uang dingin yang datang. Nah, tahun 2017 merupakan tahun dimana saya tidak melakukan transaksi sama sekali di pasar, baik beli apalagi jual.
Barulah di Oktober 2018 saya melakukan transaksi jual untuk pertama kali, itupun hanya 2 saham yaitu ULTJ dan DVLA, lalu saya membeli saham BTPS PZZA ARNA TOTO. Akhirnya di Juni 2019 lalu, terjadi transaksi jual yang terakhir saya lakukan terhadap 4 saham yang baru saya beli sebelumnya. Jadi periode tersingkat saya hold saham itu selama 8 bulan. Mungkin broker saya sebel karena saya tidak hiperaktif di bursa, dan portofolionya isinya hanya 3 saham aja pada akhirnya (SIDO EKAD SMSM). Mengapa bisa sebel? Anda mungkin pernah mendengar nasehat dari broker atau pialang anda, agar anda tingkatkan transaksi dengan aktif jual beli dan mengeksekusi setiap peluang2 yang ada. Mengapa begitu? Karena itu bagus untuk pemasukan mereka. Bahkan regulator mengizinkan anda untuk menggunakan fasilitas margin agar tidak kehilangan momentum.
Ada saatnya ketika tidak mengerjakan apa pun atau “do nothing” merupakan suatu bentuk kecerdasan dalam berinvestasi. Saya sempat membayangkan, berapa banyak energi yang dikeluarkan setiap hari di lantai bursa. Lebih dari satu miliar saham berpindah tangan dan itu terjadi pada hari-hari biasa. Suasana hingar-bingar ini diramaikan oleh para pelaku transaksi harian dan swing traders yang membeli saham hari ini dengan niat menjualnya beberapa hari kemudian; lalu ada banyak fund manager dan lembaga keuangan lain yang kadang bertindak tanpa terkontrol, secara membabi-buta mengubah-ubah portofolio mereka setiap hari, setiap minggu, dan setiap bulan. Bahkan berkembang sebuah mitos umum mengenai investasi yang ada selama ini, bahwa anda harus sering bertransaksi agar berhasil. Lelucon macam apa ini?!
Sekarang saya berikan contoh, dan lagi2 contoh yang saya pake disini adalah Mr. Warren Buffett (maklum, dia investor yang paling terkenal). Jadi, opa satu ini juga sangat tidak suka terhadap perilaku hiperaktif di bursa. Dia menyatakan bahwa ketidakaktifan adalah "perilaku yang cerdas". Dia menambahkan, pada dasarnya investor yang bijak dapat menghasilkan uang ketika dia tidur. Lho apa-apaan ini? Presiden kita aja menyuruh kita untuk kerja kerja kerja. Dan juga para profesional yang sering mengajak untuk tingkatkan transaksi untuk kesuksesan anda di pasar saham. Sekali lagi, Buffett menghindari hal yang dia sebut "hiperaktivitas" dan nilai sendiri hasilnya, sukses gak dia?. Tidak banyak tingkah adalah suatu tindakan yang bagus jika anda sudah memiliki saham perusahaan yang sehat, yang dikelola oleh manajemen2 hebat, dan membelinya diharga yang tepat.
Coba kita telaah pada tahun 2004 mengenai 5 saham terbesar Buffett saat itu yang menunjukkan bahwa dia mengubah posisi terakhirnya di Moody pada tahun 2000, di American Express pada tahun 1998, di Coca-Cola pada tahun 1994, di Gillette pada tahun 1989, dan di Washington Post Company lebih lama lagi, yaitu pada tahun 1973. Benar- benar merupakan pola yang tidak disukai para pialang! Mungkin mereka sempat berkata (maaf ya) “tai banget lah”. Buffett senang membeli saham, tetapi untuk menjualnya?? Nanti dulu deh. Jangan menjadi seperti seekor lebah yang hinggap dari satu bunga ke bunga lainnya. Jika anda sudah hinggap di atas bunga yang tepat, tetaplah di situ. Bertahanlah, jangan tergoda dengan rayuan hiperaktivitas dari para pialang ini. Kesuksesan besar justru dibentuk oleh kesabaran dan ketidakaktifan. Sedangkan, sebagian besar investor sangat tidak sabaran dan hiperaktif.
Transaksi yang terlalu sering sangat membahayakan ekuitas anda, karena dapat menimbulkan biaya-biaya tambahan (frictional cost), sementara strategi hold saham dalam jangka panjang dapat mereduksi biaya-biaya ini. Transaksi yang sering adalah karakteristik investor yang hiperaktif, yang tidak disadari cenderung merugikan daripada menguntungkan. Apalagi nih, seorang investor yang sering salah ambil keputusan dan cut loss. Aduh geblek, gak peduli anda mau jual untung atau jual rugi, ya anda harus tetap BAYAR fee ke broker. Anda rugi, broker tetap untung. Enak juga ya dipikir2.
Kadang juga begini, implikasi pajak dari tingginya tingkat transaksi tidak disadari oleh banyak investor. Dan tentu saja, anda mau untung mau rugi ya tetap harus BAYAR pajaknya boss. Jadi, biaya2 terselubung yang timbul seperti biaya komisi transaksi (beli-jual), dan pajak, bahkan beberapa sekuritas mengenakan biaya komisi pemeliharaan akun, komisi melihat real-time market info, ini dapat memangkas pengembalian neto investor dalam jangka panjang tapi kebanyakan investor tidak mengetahui bahwa mereka dibebani dengan biaya-biaya ini. Jadi ingatlah kawan, akan adanya biaya-biaya investasi yang tersembunyi. Semakin sering melakukan transaksi, bisa berpotensi memperbesar biaya. Saya bisa menyamakan bahwa transaksi yang terlalu sering di bursa dengan perjudian di Las Vegas: Siapa yang akhirnya yang menang?? Ya BANDAR.
ketidakaktifan disini bisa berarti jarang membeli dan menjual, tapi juga bisa diartikan sabar menunggu hingga muncul peluang untuk membeli saham yang bagus di harga bagus. Jika dalam satu tahun tidak terdapat peluang untuk membeli, maka lebih baik diam dan sabar menunggu, selama apa pun itu. Simpan dulu uang anda di bank syariah atau beli sukuk. Jalani dan nikmati hidup anda sebagaimana mestinya. Contohya Buffet pada tahun 2004, ia tidak sama sekali melakukan investasi-investasi besar. Nah, jika anda tidak dapat mengingat kapan terakhir kali anda melewati satu tahun tanpa bertransaksi, anda mungkin sedang melakukan hal yang salah hehe. Bagaimana anda meyakinkan diri anda untuk tidak terlarut dalam kehebohan pasar dan bertransaksi terlalu sering? Maka jadilah pelaku transaksi per-tahun, bukan pelaku transaksi harian atau swing trader. Miliki perusahaan-perusahaan yang hebat dalam waktu yang lama dan anda akan mengungguli mayoritas investor yang lebih aktif bahkan yang sudah profesional. Jangan malah menyalahartikan hiperaktivitas dengan kesuksesan. Selanjutnya, jangan pula anda hiperaktif untuk melihat pergerakan harga setiap hari atau memantau running trade, karena kan niatnya investasi berdasarkan value perusahaan, bukan trading. Jadi yang dipantau itu kinerja si perusahaan, minimal setiap kuartal lah.
Ketika berbicara mengenai investasi, hanya sedikit yang bebas biaya. Lho memang begitu sih, hampir semua investasi mau inves emas, property, bond, saham, apalagi reksadana, semuanya ada biaya yang harus anda bayar. Enak aja mau gratis, terus mereka2 yang profesional itu mau hidup dari mana?? Tapi kan meski begitu, anda dapat melindungi diri anda dalam jangka panjang dengan menghindari biaya-biaya tersebut dan meminimalkan pajak tadi. Hal ini bisa berarti anda tidak perlu membayar biaya yang besar setiap anda berinvestasi. Ini juga berarti anda perlu menghindari transaksi yang terlalu sering. Begitulah salah satu cara menjadi investor cerdas.
Ketidakaktifan saya di bursa menyebabkan pemasukan berupa fee untuk broker menjadi seret, apalagi modal saya lumayan gede lho (sombong dikit boleh ya). Setiap keuntungan yang saya realisasikan baik dari capital gain maupun dividen, sampe sekarang belum ada yang saya konsumsi. Saya terus menginvestasikannya kembali sehingga modal terus berkembang. Target saya, di tahun ke 10 perjalanan investasi saya nanti, ketika dividen yang diterima dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam 1 tahun, barulah saya stop reinvesting dan tinggal menikmati saja tiap2 dividen yang masuk (hasil dari compounding tadi).
Last, sekali lagi ketidakaktifan disini artinya jangan hiperaktif dalam transaksi di bursa, dan bukan berarti anda harus buy and forget, tapi anda perlu buy and hold. Jadi anda tetap harus aktif dalam proses pembuatan keputusan investasi anda dan jangan pernah melepaskan kendali atas portofolio anda. Akan lebih baik anda membuat keputusan berdasarkan tingkat toleransi risiko yang anda tetapkan sendiri. Inget ya, selalu perhatikan biaya dan ingatlah bahwa setiap orang-orang yang mencoba menjual investasi apapun kepada anda, didalamnya ada terselip komisi yang akan mereka pungut dari uang yang susah payah anda kumpulkan. Karena Anda akan membuat keputusan investasi sendiri, maka tidak perlu membayar komisi tinggi kepada seorang pialang, apalagi membayar terlalu mahal untuk ikut grup berbayar atau seminar yang diisi ocehan para ahli atau profesional. Kalo anda pernah ikut seminar, lalu anda ditawarkan untuk ikut seminar batch ke 2, coba pikir deh, buat apa coba? Apakah mereka sengaja memaparkan materi yang menggantung di batch pertama sehingga anda perlu mengikuti batch ke dua, ke tiga dan seterusnya?
Sekali lagi, jadilah investor yang cerdas.