Portofolio yang Sederhana
Pernah dengar portofolio saham yang seperti super market? Yaitu portofolio yang di dalamnya terdiri dari banyak emiten yang investornya gemar mencomot sedikit ini dan sedikit itu. Kalo saya boleh berpendapat, saya punya pandangan lain terhadap suatu pembentukan portofolio saham. Menurut saya, lebih baik mempunyai sedikit perusahaan yang tidak lebih dari jumlah jari di satu tangan kita yang masing-masing tertanam nilai uang yang besar. Jadi kalo bisa digambarkan, portofolio semacam ini seperti postur tubuh yang ramping namun menjulang tinggi.
Memang, pembentukan portofolio yang saya anut bertentangan dengan prinsip umum yang berlaku seluruh dunia. Hampir semua "ahli" menyuruh investor untuk melakukan diversifikasi, yaitu, memiliki saham dari banyak perusahaan yang berbeda sektor secara sekaligus sehingga jika saham tertentu jatuh, tidak akan menghancurkan seluruh portofolio yang anda miliki. Ah, yang bener begitu? Tentu saja ada batasannya, semua ada batasan begitu juga dengan teori diversifikasi ini. Katanya: "Jangan menaruh semua telur anda dalam satu keranjang”. Atau saran lain yang mereka ungkapkan sebetulnya: “lindungi taruhan anda”.
Mereka lebih senang jika anda aktif di bursa dan mengambil selot dua lot saham dari setiap perusahaan yang kebetulan terlintas dalam benak anda. Dan tentu saja, saya tidak sependapat dengan mereka. Saya hanya ingin beli 5-10 perusahaan yang bener2 bagus menurut penilaian saya yang ditawarkan denga harga yang cocok, lalu saya tanam banyak uang dingin ke saham-saham tersebut. Mengapa kita harus mempertaruhkan uang pada 30 perusahaan yang baik? Kenapa tidak kita taruh uang kita pada lima terbaik saja? Jika Anda telah menemukan saham yang tepat, mengapa harus membeli sedikit lot dan berupaya menyisihkan uang anda untuk membeli saham perusahaan2 lain yang belum tentu lebih bagus? Saya ingat filosofi Mae West bahwa "too much of a good thing is wonderful". Semakin banyak lot saham perusahaan bagus yang dikumpulkan, semakin indah nantinya.
Jika anda yakin mengenai prospek dari suatu bisnis yang kuat, saran saya bertindaklah agresif dan terus meningkatkan investasi jika ada kesempatan dan dry powder untuk memperkuat posisi, bukannya malah membeli saham di urutan ke-15, ke-20 bahkan ke-50 dalam daftar portofolio yang anda bentuk. Jika kesempatan tersebut tak kunjung datang, maka lebih baik anda sabar menunggu dengan simpan dulu uang anda di bank syariah atau beli sukuk. Ketika saya sudah yakin dan menemukan perusahaan yang sehat yang dikelola manejemen hebat lalu ditawarkan di harga yang tepat, maka tidak ada keraguan untuk menempatkan banyak uang dingin saya kesitu. Itulah mengapa portofolio saya isinya hanya 3 saham yang menurut saya yang terbaik di sektornya, baik dari segi produk, keunggulan bersaing, keuangan, dan manajemen. Siapa mereka? Ya anda tahulah dan sering saya tag di tiap tulisan saya hehe. Mereka adalah $SIDO $SMSM $EKAD .
Ketiga perusahaan tersebut bergerak di industri yang sama (manufaktur), proses bisnisnya sederhana dan mudah dipahami yang memproduksi barang kebutuhan yang berkaitan dengan safety. Dan nilai plus lainnya adalah, mereka rutin membagi dividen. Sebelumnya saya pernah sharing bahwa ada 6 saham lain yang pernah menetap di portofolio saya, namun saya tidak pernah memasukannya sekaligus ke dalam porto, maksimal saham yang pernah masuk ke porto itu 7 saham saja. Jadi, ketika ada yang keluar, lalu ada yang masuk menggantikan. Saya jamin deh, jika anda membeli banyak lot saham di bisnis yang tepat dengan harga yang tepat, maka strategi konsentrasi akan berhasil secara luar biasa dalam jangka panjang. Ingat ya, yang dibanyakain itu lot nya, bukan emitennya.
Contohnya begini, saya ceritakan sedikit perjalanan investasi saya. Pas awal masuk bursa di Oktober 2015, ada 5 saham yang saya beli, yaitu SIDO EKAD SMSM ULTJ DVLA. 3 tahun kemudian, tepatnya oktober 2018 saya menjual ULTJ dan DVLA yg hasilnya untuk saya tambah posisi di SIDO dan membeli 2 saham yg baru 6 bulan IPO (PZZA dan BTPS), serta membeli TOTO dan ARNA. Jadi ada 7 saham di porto saat Oktober 2018. Nah barulah di bulan Juni tahun ini saya jual BTPS PZZA TOTO ARNA yang semua modal dan cuan hasil penjualan tersebut saya gunakan untuk tambah posisi di SMSM SIDO EKAD. Jadi sekarang hanya 3 saham yang ada di porto.
Apa kesimpulannya? Selama 4 tahun perjalanan investasi saya, hanya 9 saham yang pernah saya beli yang semuanya bergerak di industri manufaktur, tidak bergerak di bisnis yang ribet semacam tambang, infra, konstruksi, teknologi. Apa hasilnya? Keuntungan dari capital gain yang saya rasakan sangat terasa karena meskipun persentase profitnya besar, selain itu uang yang berani saya tanamkan di saham2 tersebut juga cukup banyak karena saya tidak membeli banyak emiten. Keuntungan yang saya peroleh ditambah juga dari tiap2 dividen yang masuk yang juga sangat terasa karena yang saya banyakin itu lembar nya, bukan emitennya.
Dengan strategi portofolio yang sederhana ini, saya tetap bisa mengembangkan modal dengan waktu yang tergolong singkat. Ya memang faktor keberuntungan juga berperan disini. Apa pelajarannya? Jadi percuma anda bisa realisasikan profit hingga 50%, tapi modal yang tertanam gak seberapa, katakanlah misal 10 juta, jadi anda cuan 5 juta. Coba bandingkan investor B yang berani menanamkan modal di saham yang sama sebesar 50 juta yang realisasikan profit sebesar 30%, dia cuan 15 juta. Jadi investasi itu gak hanya sekedar berapa banyak uang yang bisa kamu kembangkan, tapi juga seberapa besar uang yang berani kamu tanamkan.
Charlie Munger juga sangat yakin terhadap strategi non-diversifikasi. Bahkan, dia pernah berpendapat bahwa di AS, seseorang atau sebuah institusi yang hampir seluruh hartanya diinvestasikan dalam jangka panjang pada hanya tiga perusahaan lokal yang baik, bisa dipastikan nantinya akan sukses besar. Menurut Munger, Kesabaran dan strategi non-diversifikasi berlebihan yang menyebabkan sukses luar biasa Warren Buffett dan Berkshire Hathaway. Jadi kalo ada ahli yang menyarankan anda untuk mendiversifikasi investasi anda dan mengingatkan anda bahwa terlalu banyak harta yang dipertaruhkan dalam sedikit saham akan menempatkan anda pada risiko besar dengan portofolio yang sangat tidak seimbang, maka ingatlah bahwa Warren Buffett saat ini memiliki kekayaan senilai kurang lebih 80 miliar dolar karena dia memiliki ratusan ribu saham pada satu perusahaan yang bernama Berkshire Hathaway. Munger yakin bahwa ketika kesempatan untuk masuk ke dalam bisnis luar biasa yang dikelola oleh manajer yang luar biasa muncul, salah besar bila tidak dimanfaatkan. Mengapa tidak menunggu sampai anda mendapatkan perusahaan yang hebat dengan harga yang pas baru melakukan investasi besar di dalamnya, daripada berinvestasi sedikit pada 30 saham yang berbeda?
Kalo anda tertarik dengan strategi ini, maka ada 5 kiat yang ingin saya share:
1. Pada saat menyusun portofolio saham, tetapkan untuk memiliki tidak lebih dari 10 perusahaan. Over-diversification justru malah memperkecil potensi return yang akan didapat. Setelah itu, tentu saja pertahankan saham2 tersebut untuk 5 sampai 10 tahun mendatang, bahkan seterusnya. Tunggu sampai saham-saham tersebut menembus poin harga yang anda inginkan, lalu belilah dengan penuh keyakinan.
2. Pastikan bahwa saham yang anda beli bergerak di bisnis yang sederhana, yang kinerjanya solid dan mudah diprediksi, secara historis rutin membagi dividen serta memiliki tim manajemen yang kuat. Pelajari kinerja perusahaan di bawah manajemen yang ada sekarang.
3. Siapkan mental anda, strategi semacam ini lebih cocok bagi anda yang memiliki kesiapan mental dan bisa mengontrol temperamen dengan baik. Karena, jika kondisi yang tidak diinginkan terjadi, misalnya terjadi penurunan harga saham yang dalam akibat resesi, maka unrealized loss di porto juga terlihat sangat besar. Kuat gak liat saham sudah loss sampe 50 juta?? Apa yang saya lakukan jika terjadi hal seperti itu pada saham2 saya? Ya tambah posisi lagi laah haha. Sekali lagi, kita harus yakin bahwa pilihan kita adalah saham2 terbaik, jadi buat apa takut kalo harganya turun?? Nah penerapan money manegement yang baik perlu untuk melengkapi tips ke 3 ini.
4. Gak kalah penting, gunakan selalu uang dingin untuk berinvestasi, yaitu uang yang anda relakan jika apes2nya nilainya menurun sehingga tidak mengganggu kualitas hidup anda.
5. Beranilah. Banyak investasi yang sukses dilakukan dengan penuh keberanian dalam situasi ekonomi dan bisnis yang sedang menurun ketika hampir semua orang terlalu takut untuk bertindak.
Dengan portofolio yang sederhana dan terkonsentrasi, hal ini akan memberikan daya yang luar biasa untuk membantu anda memfokuskan pikiran. Jadi, saat pasar gejolak gak karuan, akal sehat dan suasana hati anda tetap tenang dan happy yang pada akhirnya anda bisa terus bertahan di bursa saham.