Putuskan Sendiri, Atur Temperamen

“Siang pak, bagaimanakah price saham x saat ini, apakah sudah bisa entry?”
“saham x ini ada apa ya? apakah ini saatnya serok?”
“Portofolio sudah minus 50%, apa yang harus saya lakukan?”
“kalo di siklusnya bulan apa bisa entry?”
“saham x gimana prospeknya? apakah saat ini bisa beli?”
“udah floating profit 30%, sebaiknya jual atau tetap hold?”

Itulah beberapa contoh pertanyaan yang banyak berkeliaran di forum ini, dan ada banyak lagi jenis2 pertanyaan yang isinya meminta arahan, pendapat, dan rekomendasi orang lain untuk mengambil keputusan penting yang menyangkut uangnya sendiri. Tentu saja, banyak juga postingan user yang mengungkapkan kekesalannya, kerisauannya, kegalauannya dengan menyalahkan pihak lain yang dulu pernah merekomendasikan untuk membeli saham tertentu tapi ternyata hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Banyak juga yang menyalahkan pihak regulator atas kegagalan mereka di bursa saham.

Saya heran, ini pola pikirnya gimana ya. Padahal banyak disclaimer yang mengatakan “keputusan investasi tetap di tangan anda” atau ada juga kata “DYOR” di akhir2 ulasan atau artikel pompom yang artinya para analis, pakar, profesional yang menerbitkan suatu rekomendasi terhadap saham tertentu itu balik lagi keputusan tetap anda yang menentukan dan lakukanlah riset sendiri. Jangan malah asal terabas aja apa yg dikatakan mereka lalu ketika hasilnya gak sesuai yang diharapkan, anda malah menyalahkan pihak lain. Jadi memang udah menjadi makanan sehari2 membaca postingan user yang mengeluhkan keadaan dan frustasi, sampe2 saya pernah dengar ada orang yang sampe susah tidur karena saking kepikirannya terhadap portofolionya, pergerakan harga di bursa, dan kondisi tiap2 saham yang dimiliki. Padahal, pasar saham atau bursa efek itu fungsinya untuk melayani kita, bukan untuk mendikte kita apalagi sampe buat kita gak bisa tidur. Mau anda menganggap diri sebagai investor kah, trader kah, pastikan bahwa kita sudah dilengkapi oleh mental, kesabaran dan skill yang cukup untuk berjibaku di bursa.

Putuskan sendiri keputusan anda, sebisa mungkin hindari rekomendasi dari pihak lain. Yakin deh, kita bisa meraih kesuksesan dalam berinvestasi atau trading tanpa harus mengandalkan ocehan para pialang, pakar pasar modal, atau para profesional lainnya. Pada umumnya orang-orang yang dianggap pakar ini tidak banyak gunanya buat diri kita. Apa pun klaim mereka atas apa yang bisa mereka lakukan, anda pun mampu melakukannya lebih baik untuk diri sendiri. Saya pun mengalaminya, semua keputusan investasi yang saya lakukan, keputusan untuk membeli dan terus mempertahankan $SIDO $SMSM $EKAD , keputusan untuk menjual saham yang kurang meyakinkan, keputusan untuk menginvestasikan kembali dividen yang diperoleh, semuanya itu murni dari keputusan saya pribadi. Saya pun pernah salah ambil keputusan, tapi saya masih bisa berpikir jernih karena keputusan tersebut bukan dari buah pikiran orang lain.

Untuk alasan yang sudah jelas, para pakar yang menganggap dirinya profesional ini ingin agar anda berpikir sebaliknya dari apa yang sebenarnya mereka rasakan. Mereka menumbuhkan anggapan bahwa berinvestasi di pasar saham itu terlalu rumit dan kompleks bagi orang kebanyakan dan sangat berisiko. Kok bisa gitu ya? Ya karena hal itu bagus bagi bisnis mereka nantinya. Paham lah ya “bisnis” yang saya maksud disini. Mungkin anda sulit mempercayai bahwa para ahli yang anda lihat di youtube atau di suatu seminar tidak benar-benar memiliki nilai lebih. Dengan menggenggam erat gagasan-gagasan sederhana sebelumnya (dan terbukti ampuh), anda dapat menyingkirkan layanan profesional dari para pialang, pakar bursa, program komputer untuk memilih saham, peramal kondisi pasar, dan pihak-pihak lain yang mengklaim diri mereka sebagai ahli. anda dapat membuat keputusan investasi sendiri dan menjadi penasehat investasi untuk diri anda sendiri. Hampir semua profesional (bidang keuangan) mengabaikan filosofi kesederhanaan dan lebih memilih melakukan praktik investasi yang rumit untuk manfaat yang tidak jelas. Hal ini memang dipahami, karena banyak dari profesional keuangan ini yang menempuh pendidikan yang lama (dan mahal), di mana mereka belajar berbagai teknik dan alat yang canggih. Terus terang, kebanyakan profesional bidang keuangan memang meyakini praktik dan formula yang telah mereka kuasai dengan susah payah dalam waktu yang lama, dan ingin mengajarkannya kepada para pemula2. Dan tentu saja, anda harus BAYAR. Kok gitu? Ya biar balik modal lah. Enak aja!

Setelah anda merasa mampu untuk bertindak secara independen di pasar saham, hal penting yang harus dikembangkan selanjutnya adalah temperamen yang tepat untuk menjadi investor atau trader yang andal. Temperamen yang tepat artinya mempertahankan akal sehat anda setiap saat. Anda perlu memiliki pola pikir yang tepat pada saat anda harus menghadapi berita buruk atau kemunduran tak terelakkan yang mengancam saham yang anda miliki. Tekad baja dan sikap tenang diperlukan ketika segala sesuatu terlihat memburuk. Namun temperamen yang tepat juga berarti mempertahankan pikiran anda tetap jernih pada situasi-situasi ekstrem lainnya: misalnya, ketika pasar saham melonjak dan orang-orang di sekitar anda mulai tamak dan lepas kendali. Temperamen anda akan terus memainkan peran ketika segala sesuatu tidak berjalan sesuai harapan.

Coba jawab pertanyaaan2 ini: Apa yang akan anda lakukan ketika harga saham anda menurun tajam? Apakah anda akan panik dan menjual saham-saham tersebut? Apa yang akan anda lakukan apabila dihadapkan pada peristiwa politik atau ekonomi makro yang besar seperti perang, resesi, atau penurunan tajam indeks? Apa yang akan anda lakukan jika perusahaan yang menerbitkan saham-saham yang anda miliki mengalami kuartal atau tahun buruk yang tak terelakkan? Bagaimana reaksi anda jika seorang ahli pasar modal memprediksi adanya penurunan dan pesimisme atas saham anda atau atas pasar saham secara umum? Bagaimana reaksi anda jika seorang “ahli” bandarmologi dengan imajinasinya terus menebar ketakutan bahwa indeks akan dikerek hingga runtuh? Apakah anda akan membuang saham anda ke bursa ketika harga turun, atau justru menunggu untuk mengambil keuntungan dari peluang potensial yang ada dan membeli lebih banyak saham ketika sedang "diobral"?. Jawab dalam hati, dan pengalaman akan menjadi guru yang hebat.

Ben Graham pernah berkata: "Problem utama bagi investor, bahkan bisa dikatakan musuh terbesarnya, adalah dirinya sendiri." Apakah anda akan menjadi musuh terbesar anda sendiri? Reaksi dan respons anda terhadap perkembangan-perkembangan ini akan memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan kesuksesan investasi anda. Investor yang bijak akan tetap tenang menghadapi peristiwa-peristiwa negatif. Jika anda adalah seseorang yang cenderung frustrasi bila salah satu investasi anda kehilangan hampir setengah nilainya dalam waktu sehari, saran saya besok2 anda lebih baik keluar dari pasar. Sangat jarang saya temukan orang yang mempunyai keterampilan untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang sehat dan kemudian punya keyakinan untuk mempertahankannya ketika yang lain tidak melakukannya. Warren Buffett juga mengatakan, hampir tidak pernah masuk akal untuk menjual sebuah perusahaan bagus dalam situasi yang sarat dengan ketakutan.

Sekarang, mari kita ambil contoh Berkshire Hathaway, yang mengalami masa terburuknya pada tahun 1999, dan ketika Nasdaq justru mengalami puncak euforia saham Internet kala itu. Gaya 'kuno' Buffett untuk tetap komitmen pada keputusan investasinya dan bersabar mempertahankan modalnya pada perusahaan-perusahaan berteknologi rendah dianggap usang oleh para “pakar”. Konsekuensinya, pada bulan Maret 2000, harga saham-saham yang dimiliki Berkshire Hathaway jatuh hingga 50%. Meskipun bisnis tersebut masih solid dan masa depannya aman, pemegang saham yang panik membuang saham Berkshire Hathaway mereka. Mereka bertindak berdasarkan emosi seolah-olah angin topan tengah menghantam Berkshire Hathaway dan mereka melompat berjamaah keluar kapal, bukannya memperketat pegangan mereka. Dikondisi seperti itu, Buffett justru melihat penurunan harga saham sebesar 50 persen sebagai peluang untuk membeli kembali. Ini juga berarti tetap memperhatikan fundamental dari perusahaan di mana anda menginvestasikan uang dan bukan terpaku pada fluktuasi pasar yang terus berubah. Jika para investor emosional tadi mengindahkan nasihat ini dan membeli kembali pada saat sahamnya turun sampai 50 persen, mereka akan mendapat banyak keuntungan ketika harga saham kembali melonjak tinggi pada tahun 2004.

Yaa memang akan sangat mudah bagi kita untuk kehilangan kesabaran pada situasi pasar saham yang memanas. Bahkan lebih sulit lagi untuk tetap bersikap tenang ketika harga jatuh, dan para ahli serta headline majalah dan koran bisnis kompak memprediksi suatu kelesuan dan pesimisme. Bahkan, hal termudah untuk dilakukan dalam situasi seperti itu adalah bersikap panik. Padahal, ketika anda memiliki saham dari perusahaan yang bagus, sebaiknya tetap dipertahankan. Coba cek beberapa kejadian koreksi pasar saham yang terjadi sebelumnya (misal di 2008), beberapa saham perusahaan bagus banyak yang berjatuhan bak mutiara yag berserakan di jalanan. Bagi orang yang jeli, momen tersebut adalah suatu kesempatan emas untuk mendapatkan perusahaan bagus di harga yang bagus. Then, terbukti kan, indeks di 2009 kembali melonjak dan saham2 perusahaan bagus yang lebih dulu terbang saat itu pasca koreksi besar.

Untuk menutup tulisan ini, saya ingin sharing tiga saran yang mudah2an dapat membantu untuk melewati masa-masa yang cerah dan suram:

1. Pertahankan saham di bisnis-bisnis yang hebat. Jangan terbawa arus dengan mentalitas 'penyerbuan' (entah untuk masuk atau keluar dari pasar). Belilah saham perusahaan-perusahaan yang hebat dan pertahankan selama bertahun-tahun. Jangan beli dan jual saham dengan terburu-buru. Penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak transaksi yang dilakukan seseorang, kecenderungannya untuk merugi lebih besar dan tentu akan lebih banyak komisi ekstra yang harus dibayarkan.

2. Kenali diri anda. Jangan beli saham jika anda tidak kuat menghadapi kenyataan bila nilainya bisa turun setengah. Artinya, anda harus memiliki kesabaran dan disiplin untuk mempertahankan saham perusahaan yang mempunyai manajemen dan fundamental yang kuat. Tips kedua ini dilengkapi dengan money management yang baik, selalu sedia cash untuk menyambit setiap kesempatan yang datang.

3. Jangan pernah membuat keputusan investasi karena saran orang lain. Tutup telinga anda ketika mendengar tips-tips panas untuk membeli saham tertentu dari orang-orang yang 'pinter ngomong doang', dan pihak lain yang mungkin punya kepentingan terhadap posisi saham tertentu. Kerjakan PR anda dan berpikirlah untuk kepentingan anda sendiri.

“Untuk dapat sukses di pasar saham, anda hanya memerlukan kecerdasan rata-rata. Namun di samping itu, anda harus memiliki temperamen yang dapat membantu anda mengatasi badai dan bertahan pada rencana jangka panjang anda. Jika bisa tetap tenang saat orang-orang di sekitar anda panik, anda akan berhasil”. Kata Warren Buffett.

Kita rehat sejenak.

Read more...
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy