Perhatikan, Siapa Manajemennya?
Pada forum ini, saya sampe bosen membaca postingan user yang menulis “membeli saham itu membeli bisnis”. Ya, dipikir2 emang ada benernya sih. Karena kan saham itu diterbitkan oleh perusahaan yang berwujud, underlying nya jelas gitu lho, ada yang mendasarinya. Saya sempet cerita mengenai jenis perusahaan yang bisnisnya simple dan perusahaan yang bisnisnya ribet, dan disitu saya menyesatkan anda untuk lebih memilih perusahaan yang model bisnisnya simple, yang mudah dipahami, yang produknya selalu dibutuhkan, dan sahamnya itu emang niat jadi saham. Lalu, apakah hal yang selanjutnya perlu dievaluasi oleh investor setelah menemukan bisnis yang tepat. Hal tersebut merupakan salah satu hal penting dalam berjalannya suatu usaha or bisnis, apa itu? Mereka adalah para manajemen. Sebagai investor, tentu saja kita harus tahu siapa orang yang menjalankan perusahaan yang dapat menentukan arah kemana mereka berlayar. Setelah anda menemukan bisnis yang tepat, lanjut periksa siapa yang memegang kendali disini.
Jika anda telah menemukan bisnis-bisnis hebat yang juga mempunyai manajemen yang hebat dari waktu ke waktu, maka dengan memegang saham perusahaan semacam ini rasanya gak ada batasan waktu. Ini kombinasi yang hebat, perusahaan hebat dimanage oleh orang2 hebat. Sebagai seorang investor saham, sangatlah penting bagi anda untuk mengevaluasi dengan cermat tim manajemen dari setiap bisnis prospektif yang anda pertimbangkan untuk berinvestasi. Jadi, selain anda harus menjadi seperti seorang business analyst, anda juga harus bisa mendeteksi orang2 yang tidak berintegritas, tidak jujur dan tidak kompeten. Nah, Ada 6 faktor kunci yang perlu dicermati pada saat anda memulai penilaian:
1. Apakah para manajemen bekerja untuk para pemegang saham, ataukah mereka bekerja untuk memperkaya diri dengan biaya perusahaan (misalnya, melalui gaji yang berlebihan, bonus, opsi saham, dan fasilitas-fasilitas yang mahal)?
2. Apakah manajemen hemat, atau kelebihan beban karena pemborosan?
3. Apakah manajemen berdedikasi untuk mening¬katkan nilai kekayaan pemegang saham dengan melakukan pembayaran dividen, melunasi hutang perusahaan, pembelian kembali saham (repurchase), dan sebisa mungkin dapat menghindari pe¬nerbitan saham baru yang akan mengurangi kepemilikan pemegang saham?
4. Apakah pemegang saham diperlakukan seperti partner atau kambing hitam?
5. Apakah laporan tahunan perusahaan disampaikan secara jujur dan terus terang atau banyak cerita angan-angan?
6. Apakah manajemen tampak menggunakan sistem akuntansi yang jujur, atau kelihatan me-nyembunyikan informasi dan angka-angka yang tidak benar dalam Laporan Keuangan?
Jika anda pernah mendengar kasus yang menimpa perusahaan besar semacam Enron, WorldCom, HealthSouth, Tiga Pilar Sejahtera Food, Bank Bukopin, Garuda Indonesia, semua kisah tersebut menjelaskan tentang kekacauan (chaos) dan perusakan nilai yang disebabkan oleh manajer yang me¬nempatkan kepentingan pribadi mereka di atas kepenting¬an bisnis dan pemegang saham. Kasus-kasus itu men¬cerminkan risiko yang harus ditanggung pemegang saham akibat eksekutif manajemen yang tidak kompeten. Lalu, dibalik setiap musibah, apakah ada hikmahnya? Adakah sisi positif dari kisah tersebut? Yaa setidaknya semua itu mengingatkan kita akan pentingnya kepemimpinan yang etis dan kompeten dalam sebuah organisasi. Coba jawab pertanyaan ini: Jika anda diajak bekerja sama oleh orang lain? Maukah anda menerima tawaran tersebut padahal anda tidak mengenalnya dengan baik? Tentu saja anda ingin bekerja sama dengan orang yang anda percaya dan anda kagumi toh? Hal ini sama dengan ketika anda hendak berinvestasi di sebuah perusahaan. Apakah anda mengenal para manajemennya? Pernah membaca track recordnya? Adakah hal yang dapat dikagumi dari mereka?? Coba evaluasi baik2.
Invetasi itu sebisa mungkin harus jauhi yang namanya “coba-coba”. Kalo anda gak yakin terhadap suatu bisnis dan para manajemennya, buat apa anda coba-coba kalo begitu? Ingat, itu uang anda sendiri lho, apalagi jika anda juga dipercaya untuk mengelola uang orang lain, terus anda menerapkan “coba-coba”? asal taro saja, soal bisnisnya kayak apa atau siapa tim pengurusnya itu urusan lain, yang penting rumornya nih saham mau naik. Begitu ya? Kalo iya, apa bedanya bursa efek dengan kasino Las Vegas? hehe. Jika ada orang yang percayakan uangnya untuk anda kelola, masa anda sendiri malah menempatkan uang itu pada perusahaan yang anda tidak kenali bisnis dan manajemennya?!
Lalu, apa contohnya jika perusahaan dikendalikan oleh manajemen yang baik? Salah satunya perusahaan yang jarang atau berusaha untuk tidak melakukan penerbitkan saham baru. Biasanya, disaat arus kas perusahaan mulai mengalami pendarahan, banyak manajemen yang menambah modal baru dengan menerbitkan saham baru, bisa dengan right issue atau tanpa HMETD. Hal ini tentu menimbulkan dilusi bagi pemegang saham lama yang sudah setia dengan perusahaan. Nah manajemen yang baik disaat bisnis sedang lesu atau cash flow mulai menipis, biasanya mereka melakukan penghematan atau efisiensi biaya produksi maupun operasional. Atau, bisa juga menerapkan rebalancing segmen dengan membuang segmen bisnis yang tidak produktif dan menggenjot segmen yang produktif, sehingga pendapatan dan arus kasnya tetap positif dan terus tumbuh.
Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh $SMSM. Disaat mobil listrik diprediksi akan semakin berkembang, manajemen mengalihkan produksi filternya dengan memperbanyak porsi terhadap kebutuhan heavy duty vehicles, dan mereka bisa memanfaatkan penghematan biaya disaat harga bahan baku sedang murah. Selain itu, beberapa direksi SMSM juga turut memiliki saham perusahaan yang menggambarkan keyakinan mereka terhadap prospek bisnis SMSM itu sendiri. Manajemen yang menerapkan strategi yang efektif dan efisien dan mampu berhemat contohnya juga ada pada $SIDO dimana penghematan dan kesadaran akan reduksi biaya merupakan bagian yang mengakar dalam budaya perusahaan. Apalagi SIDO sangat mendepankan spirit kepedulian terhadap lingkungan dan sosial. Program CSR mereka apik banget untuk membantu banyak orang. Begitu juga dengan $EKAD yang dikenal memiliki manajemen yang konservatif dan berkomitmen untuk membayar dividen yang meningkat setiap tahun dengan DPR yang stabil. Baik SIDO, SMSM dan EKAD, ketiga perusahaan tersebut sangat jarang melakukan aksi2 korporasi yang heboh, yang tidak perlu, yang sering diekspos media. Mereka hanyalah perusahaan yang memiliki ceruk pasar yang jelas, tidak suka pamer sana-sini dan aktivitas yang mereka lakukan bisa dibilang “membosankan”. Kantor pusat ketiganya pun sederhana, gak begitu mewah saya rasa. Kemewahan yang tampak di kantor pusat, biasanya berlawanan dengan kondisi finansial perusahaan lho, hehe. Saya sangat kagum dengan manajemen ketiga perusahaan tersebut, khususnya kepada Bpk. Irwan Hidayat (SIDO), Bpk. Eddy Hartono dan Bpk. Ang Andri Pribadi (SMSM), dan Bpk. Judi Widjaja L. (EKAD). Saya percaya, mereka adalah orang hebat yang dapat membawa perusahaan ke level yang lebih tinggi.
Mau tau cara lain untuk menilai kualitas manajemen perusahaan? Anda bisa melakukannya dengan membaca laporan keuanganya. Coba perhatikan, apakah laporan keuangan disajikan secara clear, sederhana, rapih, dan tidak banyak akun “lain-lain”? Jika anda menemukan semakin banyak akun-akun yang rumit yang ada kata “lain-lain”, dan terlalu menonjolkan EBITDA (pendapatan sebelum dipotong bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi), serta menyajikan berjubel catatan kaki yang sulit dimengerti, maka sebaiknya anda jauhi saja, semua itu adalah pertanda yang buruk. Asumsikan bahwa anda kurang memiliki kemampuan dalam membaca laporan keuangan. Jika banyak hal yang tidak dapat anda pahami dalam laporan keuangan, hal itu berarti manajemen memang tidak ingin anda memahaminya. Apakah anda ingin punya partner bisnis seperti itu? Yang berupaya untuk menyembunyikan sesuatu dari anda? Tentu saja nggak kan?! Contohnya deh, baru2 ini sempat heboh kasus salah satu emiten BUMN kebanggaan yang memanipulasi LK dengan mengakui piutang menjadi pendapatan, terus parahnya lagi, pendapatan itu diposting ke dalam akun “pendapatan lain-lain”. Hal ini dilakukan ya agar laba perusahaan terlihat meningkat jadi positif, bangkit dari kubur. Beginilah salah satu trik untuk menipu investor. Pinter sih triknya, tapi goblok gitu lho.
Selain itu, anda harus curiga terhadap manajemen yang terlalu pede dan yakin terhadap prospek dan masa depan perusahaan dengan menceritakan angan-angan yang indah dalam annual report perusahaan. Tidak ada yang bisa mengetahui secara PASTI kinerja dan kondisi perusahaan di masa yang akan datang, meskipun ia seorang direksi sekalipun. Jika ada seorang eksekutif mengklaim bahwa mereka mengetahui masa depan dan yakin akan mencapai target pertumbuhan sekian persen di nominal sekian miliar/triliun, maka hati-hati ya. Apalagi ternyata angka2 yang dia sebutkan sebelumnya itu bener2 tercapai dengan tepat kuartal demi kuartal, tahun demi tahun. Waduh, ini benar- benar pertanda buruk. Sangat dimungkinkan bahwa sesuatu telah dimanipulasi disini. Anggap saja deh jika anda bersumpah mati untuk menghasilkan angka-angka yang anda prediksi dengan tepat, maka anda akan mati2an untuk harus memoles angka-angka itu. Buat apa? “ya biar prediksi saya terlihat benar dan orang2 akan percaya dan kagum dengan saya”. Hehe kampret bener dah. Jadi, itulah beberapa pertanda buruk yang tampak, dan ini merupakan indikator terbaik dari pertanda buruk yang tidak tampak. Sebuah dapur yang kotor, jarang yang menyimpan hanya satu kecoak. Jika anda melihat satu kecoak saja, maka itu cukup untuk menyimpulkan bahwa dapur tersebut memang kotor dan bisa jadi ada lebih banyak lagi kecoa yang bersarang dibalik dinding.
Saat ada berita manajemen SMSM memangkas target pertumbuhannya di 2019 ini, saya justru merasa senang. Lha ini kan contoh manajemen yang jujur dan tidak bertindak sebagai dukun, karena memang kondisi yang dihadapi seperti itu. Tidak ada yang bisa tau pasti apa yang akan terjadi ke depan. Kegembiraan saya semakin menjadi karena saat berita ini terbit, harga saham SMSM langsung terkoreksi, bener2 kesempatan emas buat nambah posisi. Gimana ya, happy banget deh pokoknya. Pak Irwan Hidayat juga saat diwawancara dan ditanya soal pencapaian atau berapa persen pertumbuhan kinerja perusahaan, dia sering menjawab “saya tidak ingat angka pastinya”. Dan jika ditanya rencana perusahaan ke depan, biasanya beliau hanya menjawab kira2 begini “kami akan terus memperbaiki produk-produk yang sudah Sido Muncul punya karena kami kan dari bahan alam jadi tentu kami akan terus improve dan perbaiki agar kualitas yang kami berikan ke konsumen selalu terjaga dengan baik”.
Oke, jadi apakah ada cara lain untuk menilai kualitas manajemen perusahaan? mungkin bisa juga dengan cara menilai cara mereka berkomunikasi dengan stakeholder atau saat mereka berbicara. Biasanya, kualitas seseorang itu bisa terlihat dari cara berbicaranya. Untuk hal ini yang paling pas saya rasa anda bisa menghadiri RUPS dan perhatikan bagaimana para manajemen memaparkan materi, atau menjawab pertanyaan saat public expose. Apakah mereka bisa menjelaskannya secara natural dengan memahami betul ruang lingkup perusahaan? atau mereka berbicara dengan didikte oleh text?. Cara lainnya bisa juga dengan melihat video saat mereka diwawancara (misalnya lihat di youtube).
Last, Kualitas manajemen adalah hal yang sangat penting bagi kita sebagai seorang investor saham untuk dievaluasi. Cermati kualitas manajemen untuk menghindari terjadinya kerusakan akibat kepemimpinan yang tidak kompeten, tidak etis, dan tamak. Namun, manajemen yang baik juga harus menggandeng bisnis yang baik. anda mungkin seorang joki terbaik di dunia. Tapi, anda tidak dapat memenangkan balapan dengan menunggangi kuda kerdil yang cacat. Kisah kemenangan seperti itu hanya ada di dongeng Makibao, dan dongeng bukanlah dasar untuk berinvestasi. Kalo saya sih, sangat menghindari berinvestasi dalam bisnis yang buruk dan ribet, mesikupun manejemennya andal. Apalagi kalo ada bisnis yang ribet terus dikelola oleh manajemen yang blangsat. Haduh, tunggu saja suatu kehancuran hehe. Oke, sampe sini paham ya? Jadi, bisnis yang simple tetap harus yang utama.
Untuk menutup tulisan ini, saya ingin menyampaikan sedikit pelajaran berharga, bahwa kualitas, integritas, kepemimpinan, dan kejujuran seseorang itu tidak tergantung pada tingginya level pendidikan yang dicapai. Nama2 pimpinan dan pendiri perusahaan yang saya sebutkan di atas, di antaranya hanyalah lulusan SMA. Alam yang terbentang luas ini adalah guru dan sumber pengetahuan terbaik bagi orang2 seperti mereka. Sebagaimana pepatah orang Minang: Alam takambang jadikan guru.