Bisnis yang Simple, Efektif, dan Efisien
Jika anda pernah mendengar atau membaca tentang 6 jenis perusahaan menurut Peter Lynch, maka kalo boleh saya sederhanakan jenis perusahaan itu hanya ada 2 sebenarnya, yaitu perusahaan yang bisnisnya simple dan perusahaan yang bisnisnya ribet. Kelompok perusahaan yang simple bisa saja termasuk dalam jenis slow growers, fast growers dan stalwarts namun tidak mungkin berada dalam jenis cyclical, turn around dan asset play. Begitu juga sebaliknya, kelompok perusahaan yang bisnisnya ribet bisa saja termasuk ke dalam jenis cyclical, turn around dan asset play dan gak mungkin kinerjanya bisa tumbuh konsisten baik secara slow atau fast. Gimana? bisa dibayangkan gak? rumit ya? hehehe oke kita bahas ya.
Selalu ingat hal ini, bahwa salah satu faktor penting dalam sukses berinvestasi saham itu adalah dengan mengingatkan diri bahwa kita itu sedang membeli sebuah “lembar” yang dibalik itu ada sebuah bisnis dari sebuah perusahaan yang benar-benar ada, manajemennya ada, kantornya ada, alamatnya jelas, npwp nya ada, produknya ada dan...ada lah pokoknya, nggak fiktif gitu lho. Dengan begitu, maka hal yang penting untuk dilakukan sebelum membeli saham adalah berpikir matang- matang mengenai bisnis yang mendasarinya juga masa depannya, dan memandang diri kita tidak hanya sebagai investor tetapi juga sebagai business analyst. Ya kalo anda ingin tetap memperhatikan harga saham yang monggo, tapi berikan lebih banyak perhatian pada nilai yang dihasilkan dari suatu bisnis. Nilai perusahaan dapat tumbuh berdasarkan apa yang dilakukan oleh bisnis, seberapa baik kinerjanya jika dibandingkan dengan pesaing, skala operasinya, dan bagaimana faktor-faktor tersebut diproyeksikan ke masa yang akan datang.
Mr. Warren Buffett pernah menekankan pentingnya kinerja dari bisnis di balik investasi saham. Kita harus tau apa yang dikerjakan perusahaan, sebaik apa pengerjaannya, dan bagaimana perusahaan bisa menghasilkan pendapatan dan cash dari apa yang mereka kerjakan. Mindset investasi semacam ini dijamin tidak banyak menguras emosi kita. Perusahaan seperti See's Candies, Kraft Food, dan Coca-Cola adalah sebagian perusahaan favorit Buffett karena perusahaan tersebut memiliki kinerja yang stabil dengan arus kas dan pendapatan yang mudah diprediksi dan cenderung sama 50 tahun yang akan datang. Ya tentu saja, dalam berinvestasi itu gak ada yang pasti, semuanya berdasarkan perkiraan, prediksi, dan harapan. Nah, untuk mengurangi sebanyak mungkin ketidakpastian dalam berinvestasi dapat dilakukan dengan cara mencari bisnis yang mudah dipahami. Saya pun cenderung menghindari perusahaan yang bisnisnya kompleks yang berpotensi akan mengalami perubahan dramatis karena masa depannya yang tidak pasti. Bagi saya, pendapatan dan arus kas adalah dua pilar dari perusahaan yang hebat. Beginilah salah satu cara mencari kepastian dalam pasar yang tidak pasti.
Balik lagi ke pembukaan saya di atas, bisnis yang simple tuh kayak gimana sih? Menurut saya, perusahaan yang bisnisnya simple adalah perusahaan yang kegiatan usahanya mudah dimengerti, kinerjanya mudah diprediksi, membosankan dan mempunyai pendapatan dan arus kas yang stabil, sehingga labanya konsisten dan pendapatannya meningkat dari tahun ke tahun. Terkadang, kelompok perusahaan semacam ini bukan perusahaan yang sangat menarik dan mengesankan, mereka hanyalah perusahaan yang solid dan bagus yang tidak berubah banyak dari tahun ke tahun meskipun trend dan jaman terus berubah. Apa yang mereka lakukan sejak 30 tahun yang lalu, masih sama seperti apa yang mereka lakukan sekarang dan di 30 tahun ke depan pun perusahaan masih tetap melakukan hal yang sama dan tidak banyak yang berubah, hanya size nya saja yang terus membesar. Membosankan memang, tapi itu untuk satu alasan yang pasti, yaitu “pengalaman”. Sangat kecil kemungkinan perusahaan semacam ini membuat kekeliruan yang besar. Ya karena simple nya bisnis yang digeluti, biasanya mereka juga efektif (ROE tinggi) dan efisien (OPM tinggi).
Ciri lain untuk kelompok perusahaan ini adalah mereka memproduksi barang kebutuhan yang akan terus dibeli orang baik disaat senang maupun susah yang tidak mudah terdisrupsi meskipun perkembangan teknologi terus berlangsung, dan mereka tidak memerlukan banyak aset, modal, utang, capex dan biaya2 untuk memproduksi barang2 tersebut serta menjalankan operasional usahanya. Coba tanya pada diri anda, apakah perusahaan yang anda miliki saat ini produknya akan terus ada dan dibutuhkan (misal untuk 10 tahun ke depan)? Lalu coba jawab pertanyaan konyol berikut: Manakah yang lebih mungkin tetap ada dan tidak akan banyak berubah untuk 10 tahun lagi, suatu aplikasi software atau ice cream buatan Campina? Jawabannya jelas dan anak SMP pun tentu akan menjawab: ICE CREAM. Eksistensi produk ice cream-nya $CAMP untuk 10, 20, hingga 50 tahun ke depan akan sama dengan eksistensi susunya $ULTJ jamunya $SIDO biskuitnya $MYOR restoran $PZZA dan produk lainnya yang dihasilkan perusahaan2 di BEI seperti sepatu, lakban, cat, kardus, air mineral, mie instan, coklat, deterjen, pasta gigi, sabun mandi, shampo bahkan rokok (yang kretek lho ya, yang ada cengkehnya). Percaya saya, barang2 semacam fyberoptic, modem, software, komputer dan perangkat2nya itu bisa berubah dengan sangat cepat untuk dapat dipertaruhkan 10 tahun lagi. Nah, jika anda tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada bisnis tertentu 10 tahun lagi, berarti anda tidak memahami bisnis tersebut. Jika anda tidak mampu memahami bisnis tempat anda mempertaruhkan uang, maka anda sedang berspekulasi dengan total. Anda berangan-angan, bukan berpikir.
Oke, sampe sini anda tentu sudah paham, kalo perusahaan yang bisnisnya ribet itu kayak gimana sih?? Itu bisa saja kelompok perusahaan-perusahaan yang glamor atau perusahaan generasi perekonomian baru yang berteknologi canggih atau high tech. Mereka adalah pencipta teknologi dan perusahaan semacam ini sangat sulit untuk diprediksi karena bisnisnya kompleks dan dinamis betul. Hanya pemain yang memiliki inovasi tinggi yang dapat bertahan di bisnis high tech untuk waktu yang lama. Selain itu, mereka kadang membutuhkan high capex atau banyak tambahan modal untuk keperluan pengembangan teknologi agar bisa terus bertahan. Terlambat sedikit saja dalam berinovasi, mereka akan digulung oleh pendatang baru. Dibandingkan menjadi investornya, saya lebih memilih untuk menjadi konsumen mereka, karena jelas kehadiran teknologi yang mereka ciptakan telah merubah gaya hidup saya. Saya tidak tergoda untuk menanamkan uang dengan rayuan bisnis baru yang dianggap 'seksi' dengan prospek pertumbuhan yang menggoda. Faktor yang membuatnya seksi ini juga yang sebenarnya menyulitkan saya dalam membuat proyeksi jangka panjang.
Bisnis high tech yang glamor mungkin bisa meraih kesuksesan spektakuler dalam jangka pendek, tapi risikonya untuk jatuh juga lebih besar. Bagaimana dengan perusahaan penghasil barang kebutuhan rumah tangga yang dicintai oleh semua umur? Saya yakin, mereka akan tetap ada sampai 50 tahun lagi karena bisnis mereka menghasilkan produk yang bisa dikatakan tidak mungkin ketinggalan jaman. Coba bandingkan dengan Etoys, Cyberrebate, Webvan, Kozmo, Pets, Planetrx, Pandesic, Friendster, yahoo, AOL, nokia, motorola, blackberry, pernah mendengar mereka? Apa persamaan dari perusahaan-perusahaan itu? Betul, semuanya adalah perusahaan berteknologi tinggi yang sukses luar biasa dalam waktu yang tidak lama. Semuanya menikmati kesuksesan singkat dan kemudian gagal. Begitulah kisahnya, memang wanita yang sederhana, manis dan cantik alami itu nggak ngebosenin dibandingkan dengan yang wanita seksi, glamor atau cantik tapi kebanyakan make-up atau oplas. Contoh lain perusahaan yang bisnisnya ribet bisa jadi perusahaan yang bergerak disektor infrastruktur, logistik, konstruksi, properti, pertanian, mineral, energi dan renewable energy. Saya gak usah ceritakan ya untuk sektor2 yang saya sebutkan barusan, karena membayangkannya saja susah. Lha emang saya gak paham kok bisnis seperti itu. Gatau ya, apa sayanya yg bodoh atau emang betul bisnisnya ribet yang membuat saya berfikir keras untuk memahaminya. Intinya bisnis yang ribet itu bisnis high cost, high capex, yang membutuhkan aset dan modal yang spektakuler untuk memperoleh pendapatan yang kadang nggak seberapa, malah sering rugi. Udah bisnisnya ribet, asetnya besar, modalnya besar, tapi sering rugi. Aduh, apek bener kalo begini.
Last, jika anda mau investasi, mau beli saham, mau menjadi bagian dari bisnis suatu perusahaan, maka anda harus pahami dulu bisnis yang dijalankan perusahaan yang menerbitkan lembar2 saham tersebut. Kalo perlu, anda tulis dan buat daftar industri atau bisnis yang anda merasa nyaman untuk bersamanya. Hal ini akan membantu untuk mendefinisikan lingkaran kompetensi anda. Setelah anda menemukan perusahaan yang hebat dan tepat, selanjutnya kita evaluasi siapa2 saja manajemen di balik suatu bisnis tersebut (untuk topik ini saya lanjutkan ditulisan selanjutnya ya). Ini saran saya lho ya, salah satu tujuannya ya untuk mengurangi unsur spekulasi tadi. Saran saya ini bagi yang mau berinvestasi, untuk buy and hold saham untuk jangka waktu yang panjang.
Ingat, buy and hold ya, bukan buy and forget.