COMMUNICATION SERVICE INDUSTRY - Series 3: Telekomunikasi Fixed-line (Kabel)
$TLKM, $WIFI, $INET
Telekomunikasi fixed-line atau kabel bermula dari layanan telepon rumah yang diberikan kepada pelanggan melalui kabel atau kawat, yaitu konduktor logam atau serat optik. Dulunya komunikasi telepon ini hanya mengkoneksikan langsung antara dua pengguna saja. Namun seiring dengan meningkatnya jumlah pelanggan, tidak mungkin untuk menghubungkan semua kabel kesetiap pelanggan. Dari sini dikembangkanlah sentral telepon (central office) dan switchboard yang memungkinkan operator untuk menghubungkan panggilan secara manual. Layanan ini kemudian dikenal dengan POTS (Plain Old Telephone Service). Pada beberapa rumah/kantor pelanggan (termasuk Wartel) terpasang pesawat telepon yang terhubung dengan kawat tembaga yang berasal dari sentral telepon. Ketika pelanggan melakukan panggilan telepon, terjadi switching (manual oleh operator) di sentral, lalu disambungkan ke pesawat telepon tujuan dengan bentuk sinyal suara analog. Perkembangan lebih lanjut adalah penggunaan kabel tembaga lebar (copper cable multi pair) lalu kabel coaxial sebagai kabel penghubung antar sentral telepon dan switching dilakukan otomatis yang mana memungkinkan pelanggan untuk terhubung secara otomatis tanpa intervensi operator manusia.
Dengan jumlah pelanggan yang makin banyak dan ketika itu 1 panggilan antar pelanggan berarti 1 kabel, maka akan banyak sekali kabel yang ada di sentral telepon. Lalu diperkenalkanlah teknologi PCM-TDM (time division multiflexing) dengan prinsip semua komunikasi pada satu jalur dan bergantian berdasarkan waktu. Bagaimana hal ini bisa terwujud? Maka sinyal analog dari pesawat telepon itu perlu diubah menjadi sinyal digital di sentral telepon dan dikirimkan berurutan ke sentral telepon terdekat ke pelanggan tujuan. Pada saat itu, semua komunikasi antar sentral telepon (istilahnya trunk network) diubah menjadi digital dengan PCM-TDM tadi. Untuk memperkuat dan memperjauh komunikasi fixed line ini, kabel komunikasi antar sentral telepon juga diganti dari kabel tembaga menjadi kabel fiber optic. Setelah itu, sentral telepon semakin banyak dan semakin terhubung antar negara dan global. Makanya dahulu kita sudah bisa berkomunikasi secara global walaupun hanya di beberapa tempat tertentu (kantor cabang Telkom contohnya).
Sementara itu, saya buat beberapa Kesimpulan kecil untuk pemahaman kita. Sebuah panggilan telepon fixed line melibatkan beberapa tahap dan elemen:
1) Pesawat Telepon mengirimkan sinyal analog melalui jalur pelanggan ke sentral telepon.
2) Sentral telepon menggunakan sistem persinyalan (misalnya, SS7) untuk menentukan tujuan panggilan berdasarkan nomor yang kita pilih.
3) Panggilan dirutekan melalui jaringan trunk ke sentral telepon tujuan dalam bentuk sinyal digital.
4) Sentral telepon tujuan kemudian meneruskan panggilan ke telepon penerima dalam bentuk sinyal analog.
5) Ketika penerima mengangkat telepon, koneksi suara dua arah terjalin.
Setelah POTS, sempat muncul ISDN (Integrated Service Digital Network). ISDN memdigitalisasi sinyal langsung ke pelanggan, yang mana pada POTS digitalisasi hanya terjadi pada komunikasi antar sental telepon. Kabel yang digunakan masih menggunakan kabel tembaga karena ISDN menggunakan frekuensi rendah dan bandwidth sedikit. Hal ini memungkinkan komunikasi disampaikan tidak hanya suara, tapi bisa dalam bentuk video dan data namun dengan ukuran data sangat rendah dan speed lambat. Sayangnya teknologi ini redup sehubungan internet yang berkembang sangat pesat dan Dial Up dan DSL lebih populer karena bisa menggunakan infrastruktur POTS yang sudah existing.
Lanjut. Kabel tembaga yang merupakan backbone jaringan POTS, ternyata bisa digunakan untuk mengirimkan sinyal digital, yang mana penting untuk sambungan ke internet. Namun pada ISDN, speednya sangat lambat dan migrasi POTS ke ISDN perlu konversi perangkat pada pelanggan dan upgrade sentral telepon. Untuk itu, informasi data ini harus diubah dulu menjadi sinyal analog (disebut Dial-up). Jadi pada Dial-Up, komunikasi ke internetnya dengan cara mengubah dulu sinyal digital menjadi analog lalu dikembalikan ke sinyal digital menggunakan modem. Tapi pada perkembangannya, kabel tembaga ternyata bisa mengirimkan banyak sinyal analog sekaligus dengan syarat frekuensi berbeda. Oleh sebab itu, sinyal digital untuk pengiriman data diubah menjadi sinyal analog frekuensi tinggi. Istilah ini dikenal dengan DSL (Digital Subscriber Line) yang dilengkapi perangkat DSL Access Multiflexer / splitter. DSL Access Multiflexer / splitter akan memisahkan sinyal analog suara yang nantinya akan terhubung ke sentral telepon dan sinyal digital yang akan dikirim menuju BRAS (Broadband Remote Access Server) dan selanjutnya ke ISP yang berlangganan. Makanya pada DSL, telepon dan internet tetap bisa digunakan bersamaan. Selain itu, speed DSL bisa lebih tinggi jauh melampaui Dial-Up karena memanfaatkan sinyal analog dengan frekuensi tinggi, yang mana frekuensi lebih tinggi berarti bisa mengirim lebih banyak bit per detik.
Namun, kabel tembaga ini punya kebatasan fisik. Semakin jauh jarak kabel dengan sentral telepon, maka sinyal makin lemah dan noise juga tinggi karena dia rentan interfensi gelombang eletromagnetik, efiesiensi rendah karena butuh penguatan sinyal terus, secara perawatan lebih mahal karena mudah mengalami korosi. Penggunaan kabel fiber optic menjadi opsi. Kabel fiber optic punya kemampuan mentransmisikan data dalam jumlah besar dengan jangkauan jarak jauh tanpa kehilangan kualitas sinyal, stabil dan tidak terpengaruh gangguan elektromagnetik, ringan dan tahan cuaca ekstrem.
Tahun 1980an sudah diperkenalkan kabel fiber optic, namun kenapa adopsi masalnya baru terjadi di tahun 2000an? Mengingat bahwa kabel fiber optic sendiri sudah digunakan sebatas penghubung antar sentral telepon inti disuatu negara. Alasan pertama, telekomunikasi pelanggan dahulu masih bisa dipenuhi lewat kabel tembaga. Meningkatnya kebutuhan permintaan telekomunikasi data baru terjadi setelah internet booming dengan kebutuhan akan data besar seperti video, video conference, file download besar, cloud terjadi (dahulu cuma email dan teks saja). Kedua, tentu dari sisi biaya. Biaya produksi serat kaca murni kualitas tinggi sangat mahal saat itu dan untungnya saat ini harga terus turun. Peralatan receivernya juga mahal, ditambah saat itu pemasangan juga belum seefisien sekarang. Ketika harga kabel fiber optic “masuk akal”, tentu adopsinya bisa dilakukan.
Beberapa tahun terakhir, kabel fiber optic sudah menjadi backbone (Jalur utama yang menghubungkan berbagai jaringan yang lebih kecil) telekomunikasi global terutama internet broadband yang menghubungkan antar-negara dan antar-kota. Satelit yang dahulu digadang-gadang menjadi backbone telekomunikasi masa depan, saat ini malah lebih sebagai pelengkap dan dunia kembali menggunakan kabel fiber optic karena keunggulannya yang saya sebutkan tadi. Disini, kabel fiber optic menghubungkan data center raksasa di berbagai belahan dunia ke network-network yang lebih kecil. Jaringan-jaringan local ini juga dihubungkan oleh kabel fiber optic termasuk komunikasi antar BTS pada telekomunikasi selular. Kabel fiber optic juga bisa menghubungkan langsung ke pelanggan (last mile) baik itu langsung ke perangkat lewat ONT (optical network terminal) atau sering disebut FTTH/B (Fiber to the Home/Bussiness) ataupun ke suatu titik distribusi besar / Node maupun Cabinet (FTTN/FTTC). Dari Node atau cabinet, disambungkan ke rumah lewat kabel tembaga.
Kesimpulannya, saat ini sebagian besar arsitektur telekomunikasi Fixed line menggunakan media rambat kabel fiber optic. Untuk akses ke internet broadband per 2025, penggunaan kabel tembaga untuk FTTN/FTTC hanya sekitar 3.7% dan DSL hanya 2.2%. Sisanya sebesar 94% menggunakan kabel fiber optic yang langsung tehubung ke pelanggan (FTTH/B). Sumbernya dari https://cutt.ly/Utf7rh8c. Untuk penggunaan telepon rumah berbasis POTS, data terakhir 2023 menunjukkan tersisa 9 juta pelanggan saja.
Trendnya kedepan sudah jelas, yaitu penggunaan kabel tembaga untuk akses internet dan POTS sebagai layanan telepon rumah akan semakin menurun karena 3 hal utama:
(1) Layanan telepon rumah berbasis POTS yang menggunakan kabel tembaga akan diganti dengan kabel fiber optic.
Bagaimana caranya? Sinyal telepon analog dari POTS dikonversi menjadi digital menggunakan OLT dan ONT sehingga bisa di kirim menggunakan kabel fiber optic ke sentral telepon. Jadi, pelanggan masih menggunakan telepon lama (POTS handset), tapi jalurnya sudah digital.
(2) Sistem telepon bermigrasi dari PTSN menjadi VoIP.
PSTN (Public Switched Telephone Network) adalah jaringan telekomunikasi menggunakan perangkat telepon tetap dengan kabel yang secara umum diatur oleh standar-standar teknis dengan menggunakan suatu nomor telepon. POTS dan ISDN termasuk kedalam PSTN ini. VoIP (Voice over Internet Protocol) sendiri adalah suatu teknologi yang mengirimkan suara sebagai data digital melalui jaringan IP (internet atau intranet) alih-alih jalur telepon PSTN. Kok bisa? Disini suara diubah menjadi paket data, dikirim lewat internet, kemudian diubah kembali menjadi suara di penerima. Contohnya saja Skype, Zoom, WhatsApp Call, SIP Trunk kalo pernah dengar. Adanya penyediaan adapter telepon analog (ATA) juga memungkinkan telepon rumah dengan PSTN tradisional terhubung ke layanan VoIP.
(3) Adopsi telekomunikasi selular dengan perangkat dan koneksi yang semakin cepat dan stabil.
Dari sini kita paham untuk menyediakan telekomunikasi fixed line dibutuhkan a) perusahaan penyedia dan pengelola infrastruktur fiber optic seperti Fiberstar dan Telkom Akses; b) perusahaan produsen kabel fiber optic seperti PT Communication Cable System Indonesia Tbk (CCSI); c) perusahaan instalasi dan perawatan kabel fiber optic seperti Telkom Infra, Telkom Akses, Alcatel, SubCom dan NEC; d) operator jaringan telepon fixed-line tersisa Telkom Indonesia, Indosat, XLSmart dan PT Batam Bintan Telekomunikasi; e) Internet service provider yang menyediakan fixed broadband seperti Telkom Indonesia lewat Indihome, PLN lewat ICON net, PT First Media Tbk (First Media), PT Supra Primatama Nusantara (Biznet Home), dan PT Eka Mas Republik (MyRepublic), MNC Play milik IOH, PT Link Net milik XLSmart; f) perusahaan supplier peralatan jaringan seperti Huawei, Nokia dan Ericsson.
Demikian. Maaf kalo penjelasannya sangat teknis. Menurut saya ini bisa menjadi pengantar kita untuk memahami industri ini lebih dalam. Terima Kasih.