🦸 2025 Corporate Recap: Conglomerates Saved The Year Again
Tahun 2025 kembali menjadi momentum bagi saham–saham konglomerasi, melanjutkan tren pada 2023 dan 2024. Bahkan, dapat dikatakan bahwa momentum tersebut berakselerasi dan menyebar pada tahun ini, sehingga dapat menopang IHSG ketika harga saham Big 4 Banks mengalami tekanan hingga berhasil mendorong IHSG naik +22,1% dan mencapai rekor all–time high. Sebagai perbandingan, indeks IDX30 hanya mengalami kenaikan sebanyak +3% pada tahun ini.
Meski demikian, perjalanan saham konglomerasi pada tahun ini tidaklah tanpa hambatan dan secara umum dapat dikategorikan menjadi 2 periode, jika dilihat dari aspek dinamika MSCI yang menjadi faktor kunci yang memengaruhi sentimen keseluruhan bagi saham–saham ini. Pada 1H25, sentimen cenderung negatif menyusul pengumuman dan/atau wacana MSCI untuk memperketat kriteria index inclusion (detail lihat di bawah). Namun, sentimen berbalik pada 2H25 seiring pembatalan wacana pengetatan MSCI sebelumnya. Bahkan, momentum menguat ketika dalam pengumuman rebalancing MSCI Agustus 2025, 2 saham konglomerasi (DSSA dan CUAN) berhasil masuk ke dalam indeks MSCI Indonesia Global Standard.
Seperti yang telah dituliskan di atas, momentum saham konglomerasi menyebar ke beberapa konglomerasi lain pada tahun ini, meski beberapa saham konglomerasi besar seperti DSSA dan PTRO — yang outperform dalam 2 tahun terakhir — masih tetap melanjutkan kenaikannya. Di antara berbagai konglomerasi, terdapat 3 konglomerasi baru yang mencuat pada tahun ini dengan kenaikan harga saham secara keseluruhan yang paling signifikan, yakni: 1) Happy Hapsoro; 2) Bakrie; dan 3) Haji Isam. Berikut kenaikan saham–saham yang dimiliki maupun yang terafiliasi dengan ketiga konglomerasi tersebut, diurutkan berdasarkan kenaikan tertinggi:
• Happy Hapsoro: $BUVA (+2.680%), PADI (+1.130%), PSKT (+868,8%), RATU (+756,5%), MINA (+712,8%), UANG (+512,2%), SINI (+190%), RAJA (+124,3%).
• Bakrie: MDIA (+780%), VIVA (+700%), ENRG (+595,7%), JGLE (+583,3%), VKTR (+550%), $DEWA (+503,6%), UNSP (+349,5%), ELTY (+275%), BNBR (+262,9%), ALII (+236%), BRMS (+217,9%), BUMI (+210,2%).
• H. Isam: PGUN (+2205,4%), $JARR (+941,9%), TEBE (+317,6%), FAST (+100,3%).
🤝 Aksi Korporasi Sepanjang 2025
1Q25
Januari
• ACES: Mengumumkan AZKO sebagai identitas baru merek perseroan seiring tidak diperpanjangnya lisensi dengan Ace Hardware International Holdings Ltd.
• DEWA: Merencanakan private placement sebanyak ~17,2 miliar saham baru dengan harga Rp65/lembar untuk mengkonversi utang sebesar ~Rp1,1 T kepada PT Madhani Talatah Nusantara dan PT Andhesti Tungkas Pratama. Dalam perkembangannya, harga pelaksanaan private placement ini dinaikkan menjadi Rp75/lembar.
• WIFI: Entitas grup Arsari membeli 45% saham di perusahaan pengendali WIFI, PT Investasi Sukses Bersama, sehingga memiliki 22,55% saham WIFI secara tidak langsung.
• DATA: TOWR melalui entitas usahanya, Iforte, berencana mengakuisisi ~40% saham DATA dari Verah Wahyudi Singgih Wong dan Jimmi Anka, di mana Iforte akan menjadi pengendali baru. Transaksi ini rampung pada April 2025 dengan nilai Rp535,7 M.
• BBTN: Mengumumkan rencana akuisisi 100% saham PT Bank Victoria Syariah sebagai bagian dari spin–off unit usaha syariah perseroan, BTN Syariah.Transaksi ini rampung pada Juni 2025 dan BTN Syariah resmi spin–off pada Desember 2025 menjadi Bank Syariah Nasional.
• NOBU: Hanwha Life Insurance Co. Ltd. mengumumkan rencana untuk mengakuisisi 40% saham NOBU. Transaksi ini rampung pada Juni 2025.
Februari
• MSCI mengumumkan bahwa BREN, CUAN, dan PTRO tidak akan masuk ke dalam MSCI Indonesia Investable Market Index pada review indeks Februari 2025 terkait potensi kendala investability.
• BUVA: Merencanakan rights issue hingga 3,6 miliar saham baru dengan efek dilusi hingga 17,48% untuk pembiayaan proyek dan pertumbuhan anorganik. Dalam perkembangannya, BUVA menerbitkan ~4,03 miliar saham baru dengan harga Rp150/lembar pada November 2025.
• SMDR: Melalui anak usahanya, PT Samudera Pelabuhan Indonesia, telah menyelesaikan pengambilalihan saham baru di PT Patimban Global Gateway Terminal. Kepemilikan SMDR di PT Patimban Global Gateway Terminal melalui anak usahanya mencapai 21%.
Maret
• ABMM: Melalui anak usahanya, PT Reswara Minergi Hartama, menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi perusahaan tambang batu bara PT Borneo Berkat Makmur dan PT Piranti Jaya Utama dari United Tractors (UNTR) dengan total nilai US57 juta. Transaksi ini rampung pada April 2025.
• SRAJ: Bain Capital Credit Member LLC membeli 1,3 miliar saham (10,5%) saham SRAJ, termasuk penyertaan 238 juta saham baru melalui private placement dari pengendali perseroan.
• IMJS: Merencanakan rights issue hingga 3 miliar saham baru dengan efek dilusi hingga 25,74% untuk memperkuat struktur permodalan dan mengembangkan usaha perseroan. Dalam perkembangannya, perseroan menerbitkan ~2,2 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp230/lembar atau ~Rp505 M pada Desember 2025.
• ANJT: Anak usaha First Resources Ltd., PT Ciliandra Perkasa, mengumumkan rencana akuisisi ~91,17% saham ANJT. Rencana ini terealisasi pada September 2025.
• TEBE: Pemegang saham TEBE, PT Dua Samudera Perkasa, membeli ~505 juta (39,31%) saham TEBE dari PT Prima Mineral Utama senilai ~Rp252 M. Setelah transaksi ini, PT Dua Samudera Perkasa menjadi pengendali baru perseroan.
2Q25
April
• WIFI: Berencana menggelar rights issue hingga ~2,95 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp2.000/lembar dan efek dilusi hingga 55,56% untuk membangun jaringan fiber–to–the–home (FTTH) bagi 4 juta homepass di Pulau Jawa.
• MSCI mengumumkan bahwa BREN, CUAN, dan PTRO tetap tidak akan dimasukkan ke dalam daftar inklusi pada review indeks bulan Mei 2025. MSCI juga mengkaji penambahan peraturan di mana saham–saham di BEI yang dalam 12 bulan terakhir pernah masuk dalam pengumuman unusual market activity dan/atau papan pemantauan akibat pergerakan harga yang tidak biasa untuk tidak dipertimbangkan masuk ke dalam MSCI Global Investable Market Indexes.
• LPCK: Menggelar rights issue hingga ~3 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp500/lembar dan efek dilusi hingga 52,61% untuk membiayai konstruksi proyek properti. Perseroan telah melaksanakan rights issue pada April 2025.
• PIPA: PT Morris Capital Indonesia berencana mengakuisisi 57,37% saham PIPA dari pengendali dan pemegang saham mayoritas. Transaksi ini rampung pada Juni 2025 dan perseroan berencana ekspansi bisnis pada sektor minyak dan gas.
• BDMN: Merencanakan merger antara anak usahanya, ADMF, dengan MFIN. Merger ini efektif pada Oktober 2025 dan ADMF menjadi surviving entity.
Mei
• GGRM: menyuntikkan modal senilai Rp1,5 T kepada anak usahanya, PT Surya Sapta Agung Tol, untuk mendukung kelanjutan proses pembangunan proyek jalan tol Kediri–Tulungagung.
• CUAN: Berencana melakukan stock split dengan rasio 1:10. Perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar reguler dan negosiasi pada 10 Juli 2025.
• ENRG: Menandatangani perjanjian pembelian 25% hak partisipasi di Blok Kangean dari Japan Petroleum Exploration Co. Ltd. (Japex) dan menandatangani perjanjian penjualan 50% hak partisipasi di Blok Gebang kepada Japex. Transaksi ini rampung pada November 2025.
Juni
• BUMI: Pemegang saham menyetujui rencana kuasi reorganisasi.
• TPIA: Menandatangani nota kesepahaman senilai US800 juta dengan BPI Danantara dan Indonesia Investment Authority, di mana kedua sovereign wealth fund tersebut menjajaki kemungkinan untuk masuk sebagai investor baru dalam proyek pabrik klor–alkali dan etilen diklorida.
• BUMI: Berencana menerbitkan obligasi hingga Rp350 M untuk mendanai akuisisi Wolfram Limited, perusahaan tambang tembaga dan emas di Australia, senilai ~Rp699 M.
• GIAA: Mendapatkan shareholder loan ~Rp6,65 T dari Danantara. Dalam perkembangannya, shareholder loan tersebut menjadi bagian dari private placement GIAA sebesar Rp23,7 T pada November 2025.
• HEAL: PT Dwimuria Investama Andalan — perusahaan milik Hartono bersaudara — mengakuisisi ~559,2 juta saham treasuri perseroan dengan harga Rp1.875/lembar.
• MEDC: Menandatangani kesepakatan untuk mengakuisisi Fortuna International (Barbados), Inc selaku pemegang hak kepemilikan tidak langsung sebesar 24% di PSC Corridor senilai US425 juta. Transaksi ini rampung pada Desember 2025
• AADI: Menjual ~3,68% kepemilikan saham di CITA kepada anak usaha ADMR, PT Alamtri Indo Aluminium, senilai ~Rp572,8 M.
• NCKL: Membeli 20% saham PT Obi Nickel Cobalt dari pengendali perseroan, PT Harita Jayaraya, senilai Rp4,2 T.
3Q25
Juli
• MSCI mengumumkan bahwa BREN, CUAN, dan PTRO tidak akan lagi dikenakan perlakuan khusus dan akan dievaluasi sesuai dengan metodologi yang berlaku untuk review indeks bulan Agustus 2025 dan seterusnya.
• TOWR: Berencana menggelar rights issue hingga ~8,1 miliar saham baru dengan harga Rp680/lembar untuk refinancing.
• MINA: Berencana menggelar rights issue hingga ~3,3 miliar saham baru dengan harga Rp50/lembar untuk modal kerja. Rencana ini rampung pada Juli 2025.
• FAST: Menjual 15% saham PT Jagonya Ayam Indonesia senilai ~Rp54 M kepada PT Shankara Fortuna Nusantara, perusahaan afiliasi Andi Syamsudin Arsyad (Haji Isam).
• SSIA: PT Dwimuria Investama Andalan menjadi pemegang 5,27% saham perseroan dengan nilai transaksi yang tidak diungkap.
• ITMG: Membeli 9,62% saham NICE dengan nilai transaksi ~Rp256 M.
• ASII: Melalui PT Saka Industrial Arjaya berencana mengakuisisi 83,67% saham MMLP. Transaksi ini rampung pada Oktober 2025 dengan nilai Rp3,3 T.
Agustus
• PTRO: Bersama RAJA mengakuisisi PT Hafar Daya Konstruksi dan PT Hafar Daya Samudera senilai total Rp784 M.
• PACK: Berencana menggelar rights issue dalam bentuk penerbitan obligasi wajib konversi untuk mengakuisisi saham minoritas di 2 tambang nikel senilai total ~Rp2,7 T.
• MSCI mengumumkan evaluasi indeks saham untuk periode Agustus 2025, di mana DSSA dan CUAN masuk ke MSCI Indonesia Global Standard.
September
• PANI: Berencana menggelar rights issue untuk meningkatkan kepemilikan di CBDK dan menyuntik modal ke 3 anak usaha. Dalam perkembangannya, rights issue ini menerbitkan hingga 1,21 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp12.975/lembar pada Desember 2025.
• EMAS: IPO dengan menawarkan hingga ~1,6 miliar saham baru pada harga Rp2.880/lembar.
• SGRO: Keluarga Sampoerna dikabarkan akan mendivestasikan SGRO. Pada November 2025, keluarga Sampoerna menjual 65,72% saham SGRO senilai Rp9,45 T kepada anak usaha POSCO International Corporation.
• GMFI: Berencana rights issue hingga ~124 miliar saham baru dengan efek dilusi hingga 76,79%. Dalam perkembangannya, rights issue ini menerbitkan ~90 miliar saham baru dengan harga Rp69/lembar pada Desember 2025–Januari 2026. GIAA selaku pengendali mengalihkan seluruh haknya kepada PT Angkasa Pura Indonesia.
• UNTR: Melalui PT Danusa Tambang Nusantara berencana mengakuisisi tambang emas Doup dari PSAB dengan enterprise value US540 juta atau ~Rp8,9 T.
• HEAL: ASII melalui PT Astra Healthcare Indonesia membeli ~1,47 miliar saham HEAL senilai ~Rp2,7 T, sehingga kepemilikan ASII di HEAL naik dari ~10,42% menjadi ~20%.
• INET: Berencana menggelar rights issue hingga ~12,8 miliar saham baru dengan harga Rp250/saham dan efek dilusi 57,1% untuk pengembangan jaringan FTTH dan pelunasan biaya indefeasible right of use jaringan kabel bawah laut.
• Glencore tercatat masuk sebagai pemegang 7,19% saham NCKL.
4Q25
Oktober
• TINS: Pemerintah menyerahkan aset barang rampasan negara dengan kisaran nilai Rp6–7 T — termasuk 6 smelter timah dan mineral mentah — kepada TINS.
• TLKM: Menandatangani perjanjian dengan anak usahanya, PT Telkom Infrastruktur Indonesia, untuk spin–off sebagian bisnis dan aset wholesale fiber connectivity senilai Rp35,8 T.
• TPIA: Menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi jaringan stasiun pengisian bahan bakar ritel merek Esso milik ExxonMobil di Singapura.
• MSCI mengumumkan tengah meminta masukan kepada para pelaku pasar terkait rencana penggunaan Monthly Holding Composition Report yang dipublikasikan oleh KSEI sebagai tambahan referensi dalam menghitung free float saham emiten Indonesia.
November
• MSCI mengumumkan evaluasi untuk indeks saham untuk periode November 2025, di mana BRMS dan BREN masuk ke dalam MSCI Indonesia Global Standard.
• GOTO: Patrick Walujo mundur dari jabatannya sebagai direktur utama perseroan dan digantikan oleh Hans Patuwo. Pergantian ini terjadi di tengah isu penggabungan antara Grab dan GOTO.
• SMRA: Melalui PT Bali Indah Development dan PT Summarecon Bali Indah menjual saham PT Bukit Permai Properti kepada BUVA dan PT Nusantara Bali Realti senilai total Rp536,3 M.
Desember
• RATU: Ditetapkan sebagai pemenang proses penjualan dan berencana mengakuisisi SMS Development Limited, perusahaan yang memiliki 20% hak partisipasi tidak langsung pada operator pengembangan dan produksi gas alam di wilayah kerja Selat Madura.
• SUPA: IPO dengan menawarkan hingga ~4,4 miliar saham baru pada harga Rp635/lembar.
• MORA: Berencana merger dengan anak usaha DSSA, PT Eka Mas Republik, di mana nantinya MORA akan menjadi surviving entity.
• ISAT: Menandatangani kesepakatan dengan grup Arsari dan grup Northstar untuk membentuk joint venture (JV) fiber optik. ISAT akan mengalihkan jaringan fiber optiknya senilai Rp14,6 T ke JV tersebut, di mana JV tersebut akan diakuisisi perusahaan publik.
• KRAS: Mendapatkan shareholder loan hingga ~Rp4,94 T dari Danantara.
• SINI: CUAN melalui anak usahanya, PT Kreasi Jasa Persada, membeli 19,74% saham SINI dengan harga Rp4.888/saham dan berencana menambah kepemilikan di SINI menjadi minimum 51%.
Stockbit Snips 31 Desember 2025:
https://cutt.ly/ttfVNxOj
