Arus Masuk Investor Ritel, Dorong Bursa Saham Indonesia Menuju Kinerja Terbaik sejak 2014

$IHSG berpeluang mencatat kinerja terbaik sejak 2014, naik hampir 22% tahun ini, ditopang kuatnya investor ritel domestik.
Lonjakan partisipasi ritel mengimbangi arus keluar dana asing senilai sekitar US$1 miliar.
Proyeksi pertumbuhan kredit dan investor institusi domestik diperkirakan akan mendorong IHSG menuju 11.000 tahun depan.
Bursa saham Indonesia berpeluang mencatat kinerja terbaik dalam 11 tahun terakhir, seiring meningkatnya peran investor ritel domestik yang mampu mengimbangi arus keluar dana asing. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah naik hampir 22% sepanjang tahun ini, tertinggi sejak 2014, sejalan dengan penguatan pasar regional, meski lebih rendah dari kenaikan indeks MSCI Asia Pasifik sebesar 26%.

Laman Bloomberg, Selasa (30/12), melaporkan reli pasar tahun ini didorong meningkatnya partisipasi investor ritel Indonesia yang mencari imbal hasil lebih tinggi setelah serangkaian pemangkasan suku bunga menekan imbal hasil obligasi.

Pembelian saham-saham yang cenderung spekulatif, termasuk yang terkait konglomerat, terjadi meski investor asing masih berhati-hati terhadap perlambatan ekonomi dan risiko pembengkakan belanja negara.
Kombinasi pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dan meningkatnya partisipasi investor institusi domestik, di tengah rendahnya imbal hasil pendapatan tetap, diperkirakan terus menopang pasar saham, ujar Ahmad Mikail Zaini, kepala ekonom PT Sucor Sekuritas, seperti dikutip Bloomberg.
Pialang tersebut memperkirakan IHSG mencapai 11.000 tahun depan, atau naik 28% dari level saat ini. IHSG turun 0,4% secara intraday pada hari perdagangan terakhir tahun ini, Selasa (30/12).

Dana asing telah menarik sekitar USD1 miliar dari saham Indonesia sepanjang tahun ini, terbesar sejak 2020. Dalam periode yang sama, jumlah investor ritel meningkat sekitar lima kali lipat menjadi lebih dari 20 juta, menurut Bursa Efek Indonesia. (Bloomberg)
$PTRO $DEWA