imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Sempak War: $RICY vs $BELL vs $PBRX

Request salah satu member External Comunity Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community menggunakan kode: A38138 https://stockbit.com/post/13223345

RICY baru saja lolos dari PKPU di Desember 2025, dan itu bukan kabar manis-manisan, itu tanda perusahaan baru saja keluar dari mode darurat. Kalau lihat LK per 30 September 2025, kelihatannya memang parah, karena perusahaan masih rugi, ekuitas sudah negatif, dan utang jangka pendeknya tebal. Penjualan memang naik kencang, tapi laba bersih belum berhasil dibalik jadi positif. Di sisi lain, kas operasional justru hidup, jadi ini bukan perusahaan yang benar-benar mati mesin. Masalahnya, mesin yang hidup itu masih narik gerobak utang yang berat. Investor yang cuma lihat revenue growth bisa salah sangka, karena neraca RICY masih seperti bangunan yang pondasinya retak. Jadi RICY ini bukan cerita aman, ini cerita high risk yang hanya masuk akal kalau investor paham sumber uangnya dari mana dan bolongnya ada di mana. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau pertanyaan investor mana yang fokus sempak, jawabannya RICY. Bisnis inti RICY adalah manufaktur underwear dan fashion wear, dan segmen paling signifikan juga datang dari manufaktur underwear dan fashion wear dengan revenue Rp584,16 miliar. BELL tidak fokus sempak, BELL itu bisnis kain, pemintalan, pertenunan, lalu turun ke retail dan seragam. PBRX juga bukan spesialis sempak, PBRX itu pabrik garmen export skala besar yang bikin beragam apparel untuk brand global, jadi kalaupun ada produk underwear di pesanan pelanggan, itu bukan identitas utama perusahaannya.

Sekarang bicara skala, urutannya jelas PBRX paling besar, lalu RICY, lalu BELL. Revenue 9M 2025 PBRX USD202,31 juta, kalau dikonversi 1 dollar 16.700 rupiah, itu sekitar Rp3,38 triliun. RICY revenue Rp675,92 miliar, sedangkan BELL Rp413,33 miliar. Artinya PBRX sekitar 5,00 kali RICY dan sekitar 8,17 kali BELL dari sisi penjualan. Dari sisi aset juga begitu, PBRX total aset USD254,46 juta atau sekitar Rp4,25 triliun, RICY aset Rp1,35 triliun, BELL aset Rp565,7 miliar. Jadi PBRX sekitar 3,15 kali RICY, dan sekitar 7,51 kali BELL. Bahkan dari sisi jumlah karyawan, PBRX 22.980 orang, RICY 1.284, BELL 514. Itu berarti PBRX sekitar 17,90 kali RICY dan sekitar 44,71 kali BELL. Jadi kalau bicara kasta pabrik, PBRX memang pabrik massal, RICY pabrik domestik menengah, BELL pabrik kecil yang lebih terarah. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Masuk ke fundamental, BELL adalah yang paling rapi secara struktur. BELL masih cetak laba bersih Rp9,14 miliar dengan NPM 2,2%, GPM 30,9%, dan yang paling penting kualitas labanya lumayan karena CFO Rp33,55 miliar, jauh di atas laba bersih. FCF juga positif Rp10,45 miliar walau capex Rp23,05 miliar, jadi perusahaan masih bisa investasi mesin sambil tetap menghasilkan kas bersih. Titik lemah BELL ada di pertumbuhan yang lesu, revenue turun menjadi Rp413,33 miliar, dan utang bank Rp168,3 miliar sementara kas cuma Rp13,75 miliar. Jadi BELL ini bukan mesin cuan besar, tapi paling masuk akal buat investor yang cari bisnis yang masih laba, cashflow nyambung, dan ekuitas masih aman.

RICY itu kebalikannya, lebih dramatis. Revenue RICY naik ke Rp675,92 miliar, rugi bersih menyusut jadi Rp37,31 miliar, dan penerimaan kas dari pelanggan Rp702,7 miliar lebih besar dari revenue. CFO Rp74,38 miliar dan FCF Rp73,36 miliar, jadi secara operasional perusahaan bisa menghasilkan uang tunai. Ini bukti paling kuat bahwa penjualan RICY bukan sekadar angka, ada uang yang benar-benar masuk. Tapi sisi gelapnya jelas, ekuitas negatif Rp103,59 miliar, modal kerja negatif Rp198,5 miliar, kas cuma Rp20 miliar, sementara pinjaman jangka pendek Rp1,03 triliun. Asetnya juga berat di persediaan Rp661,88 miliar dan piutang Rp389,65 miliar, jadi banyak kekayaannya masih nyangkut di barang dan tagihan. Ini sebabnya RICY kelihatan seperti perusahaan yang bergerak, tapi masih rawan sekali kalau ada gangguan siklus, kurs, atau penagihan. Ditambah ada risiko hukum dan sengketa yang sudah tercatat, serta eksposur pinjaman dollar yang bikin rupiah melemah jadi masalah tambahan.

PBRX itu kasus yang sering mengecoh investor karena laba kelihatan luar biasa tapi kasnya tidak ikut. Revenue PBRX turun ke USD202,31 juta, GPM tipis 8,77%, gross profit USD17,74 juta atau sekitar Rp296,26 miliar, sementara SGA USD20,12 juta atau sekitar Rp336,00 miliar, jadi secara operasional sebenarnya masih kalah biaya. Laba bersih USD89,85 juta atau sekitar Rp1,50 triliun terdengar seperti comeback, tapi sumber utamanya adalah keuntungan modifikasi utang USD101,57 juta akibat restrukturisasi, jadi ini laba yang sifatnya sekali lewat. Buktinya ada di cashflow, CFO cuma USD0,62 juta atau sekitar Rp10,35 miliar. Jadi laba sekitar Rp1,50 triliun itu sekitar 145 kali CFO, ini alarm kualitas laba yang keras. Dari sisi neraca, PBRX punya kas USD13,81 juta atau sekitar Rp230,63 miliar, persediaan USD105,36 juta atau sekitar Rp1,76 triliun, dan ada catatan penyisihan persediaan usang USD141,36 juta atau sekitar Rp2,36 triliun. Angka penyisihan ini memberi sinyal bahwa inventory pernah jadi masalah besar, dan itu biasanya menghantui margin beberapa periode. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau investor tanya mana yang lebih baik dan mana yang lebih buruk, jawabannya tergantung definisi. Kalau definisi terbaik adalah paling sehat struktur dan paling kecil risiko going concern dari data yang ada, BELL yang paling unggul karena masih laba, CFO kuat, dan ekuitas positif. Kalau definisi terburuk adalah struktur paling rapuh, RICY yang paling berisiko karena ekuitas negatif, modal kerja negatif, kas kecil, dan utang jangka pendek sangat besar. PBRX secara skala paling besar, tapi kualitas kinerja 9M 2025 secara operasional masih belum meyakinkan karena margin tipis dan CFO sangat kecil, jadi PBRX itu besar tetapi belum pulih mesinnya.

Sekarang soal potensi turnaround, di sini ceritanya jadi lebih menarik. RICY punya potensi turnaround yang paling terlihat dari angka operasional, karena ada tiga bukti yang konkret. Pertama, revenue naik besar ke Rp675,92 miliar. Kedua, rugi bersih menyusut drastis dibanding periode sebelumnya. Ketiga, CFO Rp74,38 miliar dan penerimaan kas dari pelanggan Rp702,7 miliar lebih besar dari revenue, jadi cash conversion-nya bagus. Ditambah ada rencana jual 17 bidang tanah ke Cimory total Rp101,76 miliar dan sudah ada down payment Rp14,14 miliar, ini bisa jadi injeksi likuiditas untuk menambal kondisi pasca restrukturisasi. Reasoning how and why nya begini, setelah tekanan PKPU mereda, perusahaan yang masih bisa menghasilkan CFO punya peluang merapikan modal kerja, mempercepat perputaran persediaan, menekan biaya, lalu pelan-pelan membalik rugi menjadi laba. Tapi investor juga harus tegas, turnaround RICY hanya valid kalau beban operasional dan beban bunga bisa ditekan, dan ekuitas negatif mulai dipulihkan, karena saat ini utang jangka pendek Rp1,03 triliun itu terlalu besar dibanding kapasitas. Dengan FCF 9 bulan Rp73,36 miliar, kalau disetahunkan sekitar Rp97,81 miliar, butuh sekitar 10,53 tahun hanya untuk menutup pinjaman jangka pendek, itu pun dengan asumsi FCF stabil, dan itu asumsi yang berat. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

PBRX juga punya potensi turnaround, tapi sifatnya beda. Turnaround PBRX tidak akan datang dari keuntungan restrukturisasi utang, karena itu sudah terjadi. Turnaround PBRX yang benar harus datang dari perbaikan margin dan cashflow operasional, karena PBRX hidup dari order export dan utilisasi pabrik. Buktinya sekarang belum cukup, karena CFO 9 bulan cuma sekitar Rp10,35 miliar, sementara utang jangka panjang USD84,66 juta atau sekitar Rp1,41 triliun. Dengan FCF 9 bulan sekitar Rp4,84 miliar, kalau disetahunkan sekitar Rp6,46 miliar, secara teori butuh sekitar 219 tahun untuk melunasi utang jangka panjang hanya dari FCF, jadi ini jelas belum sehat secara kemampuan bayar dari operasi. Jadi potensi PBRX itu besar karena skala dan pelanggan besar, tapi bukti turnaround operasionalnya masih harus ditunggu dari CFO yang naik signifikan dan laba operasional yang benar-benar positif.

BELL bukan turnaround story, BELL lebih ke stabilisasi dan optimasi. Buktinya BELL masih laba, CFO kuat, FCF positif, dan SGA bisa ditekan besar. Jadi kalau investor cari yang paling aman dari tiga ini, BELL yang paling masuk akal. Kalau investor cari cerita turnaround paling nyata dari angka operasional, RICY paling menarik tapi risikonya paling tinggi. Kalau investor cari upside skala besar dari pemulihan order global, PBRX punya potensi, tapi investor harus disiplin, jangan tertipu laba besar yang tidak berubah jadi kas.

Sempak War. RICY vs BELL vs PBRX.

๐Ÿฉฒ Fokus sempak
โœ… RICY. Underwear dan fashion wear. Revenue segmen Rp584,16 miliar
โŒ BELL. Kain, benang, retail, seragam
โŒ PBRX. Garmen export multi produk
Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

๐Ÿ“ Skala 9M 2025
๐Ÿญ Revenue
๐Ÿงต PBRX Rp3,38 triliun. 5,00x RICY. 8,17x BELL
๐Ÿฉฒ RICY Rp675,92 miliar. 1,64x BELL
๐Ÿงถ BELL Rp413,33 miliar
๐Ÿ—๏ธ Aset
๐Ÿงฑ PBRX Rp4,25 triliun. 3,15x RICY. 7,51x BELL
๐Ÿข RICY Rp1,35 triliun. 2,40x BELL
๐Ÿช BELL Rp565,7 miliar

๐Ÿ’Ž Fundamental ringkas
๐ŸŸข BELL. Laba Rp9,14 miliar. GPM 30,9%. NPM 2,2%. CFO Rp33,55 miliar. FCF Rp10,45 miliar
๐ŸŸก RICY. Rugi Rp37,31 miliar. NPM -5,5%. CFO Rp74,38 miliar. FCF Rp73,36 miliar
๐Ÿ”ด PBRX. Laba Rp1,50 triliun tapi CFO Rp10,35 miliar. GPM 8,77%. Operasional masih kalah biaya

โš ๏ธ Titik bahaya
๐Ÿงจ RICY. Ekuitas -Rp103,59 miliar. Modal kerja -Rp198,5 miliar. Pinjaman pendek Rp1,03 triliun
๐Ÿงท BELL. Utang bank Rp168,3 miliar. Kas Rp13,75 miliar
๐Ÿงฏ PBRX. Utang panjang Rp1,41 triliun. Penyisihan persediaan usang Rp2,36 triliun
Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

๐Ÿ”„ Potensi turnaround
๐Ÿš€ Paling nyata RICY. Revenue naik, rugi menyusut, CFO besar, rencana jual tanah Rp101,76 miliar. DP Rp14,14 miliar
๐Ÿงช PBRX. Butuh bukti CFO naik dan margin membaik, bukan laba restrukturisasi
๐Ÿ›ก๏ธ BELL. Bukan turnaround, lebih stabilisasi dan efisiensi

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/2

testes
2013-2025 Stockbit ยทAboutยทContactHelpยทHouse RulesยทTermsยทPrivacy