$DADA Saham Properti yang Paling Dicintai Oleh Investor Ritel
Saham properti dengan jumlah investor terbanyak di Indonesia saat ini adalah saham DADA. Jumlah investornya mencapai 73.893 orang dimana sekitar 69,24% saham dipegang oleh investor ritel sedangkan pemegang saham pengendali alias PSP nya itu hanya pegang 29,6% saham. Investor ritel sudah bisa ganti komisaris dan direktur DADA kalau mau. Sebagus apa sih ini DADA sampai dicintai banyak investor ritel? Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Di atas kertas, komposisi seperti itu memang terlihat seperti pesta demokrasi. Tapi pasar modal bukan pemilu satu orang satu suara, melainkan satu saham satu suara. 69,24% saham di tangan ritel itu biasanya tersebar dan terfragmentasi. Tanpa koordinasi, ritel besar di angka tetapi kecil dalam kekompakan. Secara teori, kalau ritel kompak dan hadir di RUPS, mereka bisa menentukan arah, termasuk mengganti pengurus. Secara praktik, itu sulit karena butuh konsolidasi suara, disiplin hadir, dan agenda yang jelas. Jadi daya tawar ritel ada, tetapi tidak otomatis berubah jadi kontrol.
Dari laporan keuangan konsolidasian interim per 30 September 2025, DADA alias PT Diamond Citra Propertindo Tbk adalah pengembang real estat yang fokus hunian vertikal apartemen, dan tidak punya mall besar sebagai mesin recurring income. Aset komersialnya lebih skala kecil dan menempel ke proyek apartemen. Contohnya di Apartemen Dave Depok, ada kios, business area, meeting room, dan guest house. Lalu proyek Apple Residence seperti Apple 1 Jakarta Selatan, Apple 3 Jakarta, dan proyek Aparthouse lainnya. Ada juga rencana lokasi seperti Cilodong, Cijujung, Pejaten Barat, dan Sepinggan Raya Balikpapan, dengan catatan Sepinggan Raya sedang proses pembatalan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Masalahnya bukan DADA tidak punya mall. Masalahnya adalah, bahkan untuk kios atau properti investasinya pun, kontribusi revenue per 30 September 2025 tercatat Rp0. Total pendapatan neto DADA hanya Rp9,05 miliar, dan seluruhnya datang dari segmen apartemen, spesifiknya dari Apple Residence 3. Di sisi pertumbuhan, total revenue naik 25,67% dari Rp7,20 miliar menjadi Rp9,05 miliar. Laba neto tahun berjalan naik 513,59% dari Rp171,35 juta menjadi Rp1,05 miliar. Growth ini terlihat spektakuler, tetapi investor harus ingat, basisnya kecil. Naik ratusan persen dari angka kecil 171 juta tetap menghasilkan skala rupiah yang kecil.
Kalau dibandingkan dengan emiten properti lain yang sudah dibahas sebelumnya, perbedaan skala DADA itu bukan tipis, tapi beda liga. PWON mencatat revenue segmen mall kantor apartemen servis Rp3,22 triliun. SMRA mencatat revenue mal dan retail Rp1,61 triliun. APLN revenue mall Rp467,96 miliar. $CTRA revenue pusat niaga Rp553,07 miliar. $BSDE revenue segmen properti terkait sewa Rp535,77 miliar. ASRI revenue properti investasi Rp205,00 miliar. BKSL segmen komersial Rp135,84 miliar. PANI pendapatan sewa Rp1,80 miliar dari total Rp3,09 triliun, jadi walau sewa kecil, total bisnisnya tetap triliunan. Di tengah angka-angka itu, revenue DADA Rp9,05 miliar adalah skala mikro. Jadi kalau pertanyaannya apakah DADA perusahaan properti besar dibanding yang lain, jawabannya tidak, kalau ukurannya pakai skala pendapatan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sisi model bisnis, DADA juga berada di kutub yang berbeda. PWON dan SMRA punya mesin recurring income yang jelas, sehingga lebih tahan siklus jual-beli properti. APLN dan ASRI punya recurring income yang menjadi bantalan saat penjualan real estat melemah. DADA saat ini hampir murni mengandalkan penjualan atau pengakuan pendapatan apartemen dari satu unit usaha yang menyumbang seluruh revenue. Itu membuat volatilitasnya secara bisnis bisa lebih tinggi. Kalau proyek lancar, angka bisa tumbuh. Kalau serah-terima melambat atau penjualan tersendat, angka bisa cepat kempis karena tidak ada mesin sewa besar yang menahan.
Dengan revenue hanya Rp9,05 miliar, ini menunjukkan volume operasional DADA yang kecil jika dibanding emiten properti besar yang pendapatannya triliunan. Itu biasanya sejalan dengan total aset yang juga lebih kecil, walau tidak selalu.
DADA dicintai ritel besar kemungkinan karena kombinasi cerita Influencer Mitsubishi MotoGP Vanguard, harga saham yang terjangkau untuk banyak orang, jumlah pemegang kecil-kecil yang mudah berkumpul secara komunitas, dan narasi bahwa ritel bisa punya pengaruh karena PSP hanya 29,6%. Tetapi dari sisi ukuran bisnis real, DADA masih kecil dibanding PWON, SMRA, APLN, CTRA, BSDE, ASRI, BKSL, maupun PANI. Jadi kalau investor mau menyebut DADA perusahaan properti besar, itu valid hanya dari sisi jumlah investor, bukan dari sisi skala revenue. Dicintai investor ritel belum tentu dicintai laba.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/9








