SEKILAS BERITA: Kepercayaan Investor GIAA Belum Pulih, Pasar Masih Wait and See
Kepercayaan investor terhadap saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dinilai belum sepenuhnya pulih meski perusahaan masuk dalam radar penyelamatan Danantara. Hal ini tercermin dari sikap pasar yang masih wait and see terhadap prospek fundamental perseroan.
Pasca perombakan manajemen, Garuda memangkas rencana suntikan modal dari US$1,8 miliar menjadi US$1,4 miliar. Sekitar US$1 miliar akan diperoleh melalui mekanisme private placement, sementara sisanya berasal dari konversi pinjaman pemegang saham senilai sekitar US$405 juta.
Dana hasil aksi korporasi tersebut akan digunakan untuk kebutuhan operasional mendesak, yakni perawatan armada Garuda sebesar US$415 juta, perawatan armada Citilink sebesar US$386 juta, serta pelunasan utang avtur Citilink kepada Pertamina sebesar US$225 juta.
Dari sisi kinerja, hingga kuartal III-2025 laba bersih Garuda tercatat sebesar US$37,93 juta atau turun 29,65% secara tahunan. Pendapatan usaha juga menyusut 10,53% menjadi US$842,16 juta. Pendapatan penumpang turun 11,4% menjadi US$618,91 juta, sedangkan pendapatan kargo turun 3,8% menjadi US$41,88 juta.
Di pasar saham, harga GIAA melonjak 81,82% secara year to date hingga 24 Desember 2025 ke level Rp100 per saham. Namun, kenaikan tersebut dinilai lebih dipicu sentimen penyelamatan dibandingkan perbaikan fundamental.
Sinarmas Sekuritas tetap merekomendasikan beli dengan target harga Rp220 per saham dan potensi kenaikan sekitar 114%, menggunakan valuasi EV/EBITDA 2026 sebesar 2,5 kali. Meski demikian, analis menilai saham GIAA masih lebih sesuai untuk strategi trading jangka pendek dan belum ideal bagi investor konservatif karena risiko fundamental dan potensi dilusi masih membayangi. $GIAA