Berikut adalah emiten-emiten utama di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang merupakan pemain kunci dalam industri jaringan fiber optik hingga akhir 2025:

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
Pemain dominan dengan target optimasi 175 ribu km kabel fiber optik pada 2025. Perusahaan sedang dalam proses spin-off bisnis infrastruktur serat optiknya ke anak usaha, PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) atau InfraCo, dengan nilai transaksi mencapai Rp35,78 triliun untuk meningkatkan efisiensi aset.

PT Indosat Tbk (ISAT)
Pada Desember 2025, Indosat membentuk perusahaan patungan (joint venture) bernama FiberCo bersama Arsari Group dan Northstar Group. FiberCo mengelola sekitar 86.000 km jaringan fiber optik dengan nilai aset Rp14,6 triliun dan direncanakan untuk melantai di BEI di masa depan.

PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA)
Dikenal sebagai Moratelindo, emiten ini fokus pada perluasan jaringan fiber optik dan layanan Fiber to the Home (FTTH) sepanjang tahun 2025 sebagai strategi utama ekspansi bisnisnya.
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL)
Mitratel secara agresif melakukan ekspansi ke bisnis jaringan fiber optik untuk melengkapi portofolio menara telekomunikasinya, dengan target ribuan kilometer tambahan untuk mendukung penyewa utamanya seperti Telkomsel dan Indosat.

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)
Dikenal dengan brand Surge, emiten ini memiliki jaringan fiber optik yang membentang di sepanjang jalur kereta api di Pulau Jawa, serta baru-baru ini memperkuat posisinya melalui kolaborasi strategis terkait ekosistem fiber di Indonesia.

PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET)
Melalui anak usahanya, PT Pusat Fiber Indonesia (PFI), INET berencana menambah jaringan fiber optik sepanjang 430 km di wilayah strategis Jabodetabek pada tahun 2025 untuk melayani kebutuhan ISP.

PT Remala Abadi Tbk (DATA)
Emiten yang baru melantai di BEI pada Mei 2024 ini berfokus pada layanan konektivitas fiber optik di wilayah Jabodetabek, melayani lebih dari 25.000 pelanggan korporasi dan perumahan.

$TLKM $WIFI $INET