$ANJT Kenaikan signifikan saham PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) sebesar sekitar 149% secara Year-to-Date (YTD) pada tahun 2025 didorong oleh kombinasi antara pemulihan kinerja keuangan yang drastis, perubahan struktur kepemilikan, dan perbaikan fundamental operasional.
Berikut adalah rincian faktor penyebab utamanya:
1. Lonjakan Laba Bersih yang Fantastis
Faktor fundamental paling dominan adalah transformasi kinerja keuangan dari rugi menjadi laba besar (turnaround):
Laba Meroket: Hingga Kuartal III-2025, ANJT mencatat laba bersih sebesar US$ 24,28 juta, melonjak lebih dari 1.500% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan Pendapatan: Pendapatan naik 11,5% menjadi US$ 187,78 juta, yang sebagian besar disumbang oleh kenaikan volume penjualan dan harga jual rata-rata (ASP) minyak sawit mentah (CPO) dan inti sawit (PK).
2. Akuisisi oleh First Resources (Ciliandra Fangiono)
Pada pertengahan tahun 2025, terjadi aksi korporasi besar di mana First Resources Ltd (melalui PT Ciliandra Perkasa) mengakuisisi mayoritas saham ANJT.
Kepercayaan Investor: Masuknya grup besar yang dipimpin oleh konglomerat Ciliandra Fangiono memberikan sentimen positif yang sangat kuat. Pasar melihat potensi sinergi operasional dan efisiensi yang lebih baik di bawah kendali manajemen baru.
Mandatory Tender Offer (MTO): Proses akuisisi ini diikuti oleh penawaran tender wajib yang sering kali mengerek harga saham di pasar reguler mendekati atau melampaui harga pelaksanaan (sekitar Rp1.813).
3. Efisiensi Biaya dan Pemulihan Produksi
Setelah terdampak El Nino pada tahun sebelumnya, ANJT berhasil memperbaiki produktivitasnya:
Target Produksi 2025: Perusahaan menargetkan kenaikan produksi CPO sebesar 15% pada tahun 2025 seiring dengan mulai produktifnya tanaman muda hasil peremajaan (replanting) seluas lebih dari 12.000 hektar.
Penurunan Biaya: Terjadi penurunan biaya pemeliharaan dan pengolahan, termasuk pada segmen non-sawit seperti tepung sagu, yang meningkatkan margin laba bersih perusahaan secara signifikan.
4. Dukungan Pendanaan Besar
Pada Desember 2025, ANJT melaporkan perolehan fasilitas kredit senilai total Rp4,84 triliun dari BRI. Suntikan dana ini dipandang pasar sebagai modal kuat untuk ekspansi dan optimalisasi operasional anak usaha, yang semakin memperkokoh keyakinan investor terhadap masa depan emiten.
5. Valuasi yang Sempat "Undervalued"
Di awal tahun 2025, valuasi ANJT dianggap sangat murah dengan Price to Book Value (PBV) di bawah 1x (sekitar 0,8x). Ketika kinerja keuangan membaik tajam, terjadi re-rating valuasi di mana investor berbondong-bondong membeli saham ini karena harganya dianggap belum mencerminkan nilai perusahaan yang sebenarnya.