Return on Equity (ROE)
Singkatnya, ROE mengukur seberapa efisien perusahaan mengelola modal pemilik (ekuitas) untuk menghasilkan laba.
ROE = Laba Bersih / Ekuitas × 100%
1️⃣ Analogi paling mudah
Warung Kopi Pak RK
Bayangkan kamu membuka warung kopi.
- Modal (ekuitas): Rp100 juta
- Laba bersih setahun: Rp20 juta
ROE = 20 jt / 100 jt × 100% = 20%
📌 Artinya:
Setiap Rp100 modal pemilik, menghasilkan Rp20 laba per tahun.
Warung Kopi Bu AK (kompetitor)
- Modal (ekuitas): Rp100 juta
- Laba bersih setahun: Rp5 juta
ROE = 5 jt / 100 jt × 100% = 5%
📌 Artinya:
Setiap Rp100 modal, hanya menghasilkan Rp5 laba per tahun.
2️⃣ Kesimpulan dari dua warung
Dengan modal yang sama, hasilnya berbeda jauh.
Artinya, warung Pak RK lebih efisien dalam memanfaatkan modal pemilik, dibandingkan kompetitornya.
Di sinilah ROE menjadi pembeda dari kualitas suatu bisnis.
3️⃣ ROE dalam konteks bisnis
ROE bukan soal “kepintaran pribadi”, tapi mencerminkan:
- Kualitas keputusan manajemen,
- Efisiensi model bisnis,
- Kemampuan mengonversi modal pemilik menjadi laba.
Modal bisa sama, tetapi strategi, struktur biaya, dan pricing power membuat hasil akhirnya berbeda.
4️⃣ Contoh ROE di saham
Misalnya:
Ekuitas perusahaan: Rp10 triliun
Laba bersih: Rp2 triliun
ROE = 2T/10T * 100% = 20%
📌 Artinya:
Manajemen mampu mengelola Rp10 triliun modal pemegang saham menjadi Rp2 triliun laba dalam satu tahun.
5️⃣ Kenapa ROE tinggi itu menarik?
Karena modal pemegang saham tidak menganggur, bisnis efisien, ada potensi compounding.
ROE tinggi dan stabil bertahun-tahun sering menandakan:
- brand kuat,
- pricing power,
- biaya terkendali,
- keunggulan kompetitif (moat).
6️⃣ Jebakan ROE: ROE tinggi ≠ selalu bagus
1) ROE tinggi karena utang
Ekuitas kecil, utang besar. Sekali laba turun, risikonya besar.
2) One-off profit
Laba berasal dari jual aset atau kejadian non-operasional, bukan dari bisnis inti.
3) Buyback besar-besaran
Ekuitas menyusut sehingga ROE terlihat naik, padahal kualitas bisnis belum tentu membaik.
7️⃣ Cara baca ROE yang sehat
Jangan lihat ROE sendirian.
Padukan dengan:
- ROA → efisiensi aset
- DER → struktur utang
- Cash Flow → memastikan laba itu nyata, bukan sekadar angka akuntansi.
- Stabilitas ROE (5–10 tahun)
📌 Rule of thumb kasar:
ROE < 10% → biasa
ROE 10–15% → oke
ROE > 15% → bagus
ROE > 20% → luar biasa (tetap cek kualitasnya)
8️⃣ Analogi penutup
Ekuitas = bahan bakar
ROE = jarak tempuh per liter
Laba = jarak yang ditempuh
Mobil yang irit (ROE tinggi) lebih menarik daripada mobil boros, meskipun tangkinya sama.
Semoga di 2026 nanti, teman-teman Stockbit bisa mengambil keputusan yang lebih jernih dan hasil investasinya ikut bertumbuh.
Jika tulisan ini membantu, silakan simpan atau bagikan—siapa tahu berguna saat membaca laporan keuangan berikutnya.
$GEMS $ADRO $TAPG
