Diskoneksi antara kondisi sektor riil (industri) dengan pasar modal (market) di Indonesia 2025/2026: proyeksinya sektor industri.
✓ Pertumbuhan ekonomi kuartal III-2025 melambat ke angka 5,04% dibanding kuartal sebelumnya. Meskipun sektor manufaktur tampak meningkat di atas kertas, realita di lapangan menunjukkan pelemahan daya beli masyarakat yang signifikan (consumer)
"... masyarakat yang hanya jalan-jalan, melihat-lihat di mall tanpa melakukan pembelian akibat pendapatan stagnan"
(dari Pemerintah) kurang pro-bisnis dan sederet regulasi memicu ketidakpastian, dianggap mempersempit ruang gerak dan memberikan kesan "ekonomi komando" didominasi BUMN! Capital outflow 💸
✓ Anomali Market: Berbanding terbalik dengan sektor riil yang melambat, IHSG justru mencetak rekor All Time High dan tumbuh hingga 20% di tahun 2025 (November)
"... penurunan suku bunga The Fed yang diikuti oleh Bank Indonesia membuat investor berbondong-bondong memindahkan dana mereka dari deposito ke instrumen saham"
✓ Sentimen Konglomerasi dan IPO🐉
✓ Emas primadona dan mencapai harga tertinggi karena ketidakpercayaan global terhadap instrumen risiko lain, walaupun pasokannya di dalam negeri cenderung terbatas (terjadi gap harga/ kelangkaan)
"... data makro/industri yang sedang "tidak baik-baik saja" dengan pasar saham yang justru sedang "happy", tetap berhati-hati!
Anomali yang terjadi di pasar modal 2025 lebih banyak didorong oleh ekspektasi dan sentimen, bukan penguatan fundamental industri domestik yang nyata. 2026❓
"... simulasi & skenario stress test portofolio atau strategi swing trading pada emiten di BEI (khususnya sektor manufaktur, tambang, dan konsumsi) menghadapi tahun 2026"
✓ Aturan DHE yang mengunci likuiditas
✓ Bunga kredit & sektor properti stagnan
✓ Rupiah & daya beli rumah tangga
Sektor industri tetap melambat, namun likuiditas pasar modal tetap tinggi karena sentimen The Fed! Terjadi anomali di mana harga saham naik (karena aliran dana asing ke emiten konglomerasi), tetapi fundamental perusahaan (Income Statement) sebenarnya masih menunjukkan penurunan.
Fokus pada emiten yang memiliki Cash Flow sehat dan Dividend Yield di atas >5%. Beli di Low-lower (deep) suppport; Jual di Upper resistance (oversold). Hold! Jika yakin!
Data per akhir Desember 2025, proyeksi ekonomi dan pasar modal untuk tahun 2026 menunjukkan adanya anomali yang semakin melebar antara makro (Bank Dunia/IMF) dengan optimisme pasar modal 📊
✓ Outlook Makroekonomi (skenario realistis) dari lembaga internasional cenderung lebih konservatif dibandingkan target pemerintah (APBN 5,4%). Pertumbuhan PDB: Diproyeksi melambat/stagnan di angka 4,8% - 5,0% (Bank Dunia & IMF). Faktor pemberatnya adalah efek berkepanjangan perang dagang dan tarif!
✓ Rupiah vs Valas masih dibayangi volatilitas dengan posisi akhir 2025 kisaran Rp16.700 - Rp16.800. Stabilitas Rupiah menjadi kunci utama aliran modal asing masuk di 2026.
✓ Suku Bunga (transisi kebijakan moneter longgar, dari The Fed dan Bank Indonesia diperkirakan akan tetap melanjutkan/ atau menahan kebijakam pemangkasan suku bunga secara bertahap (likuiditas bank)
"... outlook pasar modal (skenario optimis/bullish) berbeda dengan sektor riil, analis pasar modal justru memprediksi IHSG Fly to the Moon di 2026: JP Morgan, Citigroup & BNI Sekuritas, Mirae optimis double digit"
(katalis) keberadaan Danantara sebagai superholding investasi negara diharapkan mampu mengubah struktur pendanaan nasional dan percepatan belanja pemerintah pasca-tahun transisi 2025. (audit strategi) preferensi: "Valuation Sehat & Profitability Sehat", sektor yang layak dipantau 2026
https://cutt.ly/htdBcRHg
@manufaktur @consumer
$BMRI $BNLI
$IHSG