imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ACST Saham PT Acset Indonusa Tbk (ACST), emiten konstruksi dari Grup Astra, mencatatkan kenaikan fantastis sekitar 53% hingga 89% secara Year-to-Date (YTD) hingga akhir tahun 2025.
Lonjakan ini cukup mengejutkan pasar mengingat perusahaan sempat tersandung kasus hukum, namun investor merespons positif langkah penyehatan keuangan yang drastis. Berikut adalah faktor utama penyebab kenaikannya:
1. Perbaikan Kinerja Keuangan (Rugi Menyusut Drastis)
Meskipun masih membukukan rugi bersih, laporan keuangan ACST di tahun 2025 menunjukkan tren perbaikan yang sangat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya:
Pengurangan Kerugian: Pada Semester I-2025, ACST berhasil memangkas rugi bersih menjadi Rp31,82 miliar, turun jauh dari rugi Rp135,99 miliar pada periode yang sama tahun 2024.
Kenaikan Laba Kotor: Hingga Kuartal III-2025, perusahaan mencatatkan kenaikan laba kotor hingga 370% secara tahunan, yang memberikan sinyal kuat bahwa efisiensi proyek mulai membuahkan hasil.
2. Aksi Korporasi: Private Placement Rp500 Miliar
Pada Mei 2025, ACST melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (Private Placement) dengan menerbitkan 5 miliar saham baru pada harga pelaksanaan Rp100 per saham.
Memperkuat Modal: Dana segar ini digunakan untuk memperkuat modal kerja dan memperbaiki rasio solvabilitas perusahaan.
Kepercayaan Grup Astra: Dukungan penuh dari induk usaha (United Tractors/Astra) memberikan sentimen positif bahwa perusahaan memiliki napas panjang untuk menyelesaikan proyek-proyek strategis.
3. Fokus Bisnis & Divestasi Aset Non-Inti
ACST melakukan langkah strategis untuk memfokuskan kembali lini bisnisnya pada sektor konstruksi utama:
Jual Anak Usaha Maritim: Pada Oktober 2025, ACST melepas seluruh kepemilikan sahamnya di PT Dredging International Indonesia (sektor pengerukan dan reklamasi) senilai Rp20 miliar.
Fokus ini dinilai pasar akan membuat operasional ACST lebih ramping dan efisien ke depannya.
4. Spekulasi & Sentimen Rebound (Low Base Effect)
Saham ACST sempat mengalami lonjakan ekstrem (dua hari berturut-turut Auto Reject Atas atau ARA) pada Agustus 2025, melesat hingga 83% dalam sepekan.
Rebound dari Harga Rendah: Setelah bertahun-tahun berada di level harga rendah (kisaran Rp70–Rp80), masuknya volume beli besar dari investor spekulatif mendorong harga naik dengan cepat karena basis harga awalnya yang sangat murah.

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy