----------------------------PASIR SILIKA-----------------------
Salah satu komoditas yang beru-baru ini sering dibahas ialah pasir silika atau pasir kuarsa, sebenarnya apa itu pasir silika/kuarsa?
Pasir silika merupakan jenis pasir yang memiliki kandungan silicon dioksida (SiO2) tinggi yang berasal dari pelapukan batuan kuarsa. Salah satu produk lanjutan dari pasir silika ialah silikon yang kemudian bisa diproses menjadi wafer silikon dan digunakan sebagai bahan dasar sel fotovoltaik atau bahan baku dari panel surya. Berdasarkan TheJakartaPost, dibutuhkan 10 – 15 Ton pasir silika untuk membuat panel surya dengan kapasitas 1 MW. Permintaan akan pasir silika akan kian meningkat setiap tahunnya karena banyak negara ingin menggunakan panel surya sebagai alternatif penghasil energi listrik yang ramah lingkungan.
Secara geologis nya, endapan pasir kuarsa terdapat di beberapa pulau yaitu, Kalimatan, Sumatra, Jawa dan Sulawesi. Menurut data Kementrian ESDM tahun 2020 dan 2021, Indonesia diperkirakan memiliki sumber daya pasir silika sebanyak 2.1 Miliar Ton dan cadangan sebanyak 332 Juta Ton. Menurut Ketua Umum Himpunan Penambang Kuarsa Indonesia (HIPKI) pada tahun 2023, menyatakan bahwa sumber daya dan cadangan pasir silika di Indonesia sebagai berikut:
1. Sumber daya di Sumatra sebanyak 255.8 juta ton dan cadangan sebanyak 63.7 juta ton
2. Sumber daya di Jawa sebanyak 417.9 juta ton dan cadangan sebanyak 175.9 juta ton
3. Sumber daya di Kalimantan sebanyak 859.6 juta ton dan cadangan sebanyak 17.1 juta ton
4. Sumber daya di Sulawesi sebanyak 577.9 juta ton dan cadangan sebanyak 4 juta ton
Selain itu, dinyatakan pula pemegang izin usaha pertambangan pasir silika yaitu sebanyak 328 perusahaan pencadangan, 98 pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) produksi dan 82 pemegang IUP eksplorasi. Berdasarkan data Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) Kemenperin di tahun 2021 terdapat 21 perusahaan pengelola pasir silika dengan kapasitas terpasang sebanyak 738.536 ton per tahun.
Saat ini, terdapat 4 perusahaan terbuka yang mempunyai relasi dengan pasir silika yaitu, PT Mitra Investindo Tbk ($MITI), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk ($CUAN), PT Resource Alam Indonesia Tbk ($KKGI) dan PT Pelayaran Kurnia Lautan Semesta Tbk (KLAS).
Secara detailnya MITI memiliki IUP untuk eksplorasi pasir silika melalui cucu perusahaannya yaitu PT Danau Buntar Kuarsa, PT Kendawangan Prima Silika, dan PT Kendawangan Berkah Kersik. Ketiga perusahaan tersebut jika digabungkan luas area konsesi pertambangannya mencapai 8095 hektar di daerah Kalimantan Barat. Sampai dengan saat ini, ketiga cucu perusahaan tersebut sedang ditahap proses ekplorasi.
Untuk CUAN, anak usaha nya yaitu PT Prima Mineral Investindo pada 11 September 2023 mengakusisi 85% saham PT Silika Salut Jaya yang mengelola tambang pasir silika seluas 461.5 hektar di Kalimantan Timur. Kabar terbaru dari Sustainability Report CUAN menyatakan bahwa tambang milik PT Silika Salut Jaya masih dalam proses studi kelayakan. Selain itu, CUAN juga mengakuisisi PT Sepekat Salut Sejahtera yang saat ini telah memperoleh IUP pasir silika di wilayah kerja yang sama, di Kalimantan Timur seluas 98.6 hektar.
KKGI pun memiliki anak perusahaan yaitu PT Resource Alam Energi yang mengubah lini bisnisnya menjadi pertambangan pasir silika/kuarsa dari pertambangan batu bara, kemudian PT Bumi Perangat Hijau yang juga mengubah lini bisnisnya dari real estate dan konstruksi ke pertambangan pasir silika/kuarsa, dan PT Bumiraya Hijau Lestari yang mengakusisi 75% saham perusahaan tambang pasir silika yaitu PT Makmur Bumi Paloh di awal tahun 2025.
KLAS memiliki dua anak perusahaan yaitu PT Karya Cipta Lahanindo (KCL) dan PT Kurnia Mandiri Adiperkasa (KMA) yang telah memulai kegiatan operasionalnya sejak tahun 2002 untuk pertambangan pasir silika. Namun, pada tanggal 21 November 2022, PT KMA telah dijual ke investor yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama dan Komisaris KLAS. PT KCL sendiri memiliki wilayah pertambangan di Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung yang memiliki luas area pertambangan sebesar 43 hektar.
Sumber:
1. https://cutt.ly/VtdYQ1NX.
2. https://cutt.ly/UtdYQ1gw.
3. https://cutt.ly/utdYQMiE
4. Keterbukaan Informasi IDX