$AADI Penurunan harga saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) sekitar 17% secara Year-to-Date (YTD) hingga Desember 2025 didorong oleh kombinasi faktor fundamental industri batu bara dan aksi korporasi.
Berikut adalah beberapa penyebab utama yang menekan harga saham AADI di sepanjang tahun 2025:
1. Normalisasi Harga Batu Bara Global
Setelah masa "superprofit" pada tahun-tahun sebelumnya, harga batu bara global mengalami normalisasi dan cenderung melandai di tahun 2025. Penurunan harga jual rata-rata (Average Selling Price/ASP) secara signifikan menggerus margin keuntungan perusahaan, meskipun volume produksi tetap stabil.
2. Kinerja Keuangan yang Terkoreksi
Penurunan harga komoditas berdampak langsung pada laporan keuangan perusahaan:
Laba Bersih: Hingga Kuartal III-2025, laba bersih AADI dilaporkan menyusut sekitar 44% menjadi US$ 655 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan: Pendapatan usaha juga terkoreksi sekitar 11% (menjadi US$ 3,61 miliar) akibat rendahnya harga pasar.
Biaya Keuangan: Adanya kenaikan biaya keuangan (naik sekitar 17% pada semester I-2025) turut menekan laba bersih perseroan.
3. Efek Ex-Dividend
Pada pertengahan November 2025, saham AADI sempat mengalami penurunan tajam (sekitar 8% dalam sehari) yang bertepatan dengan tanggal Ex-Dividen.
Banyak investor cenderung melakukan aksi jual setelah hak atas dividen interim (senilai total US$ 250 juta) didapatkan, sebuah fenomena yang lazim disebut sebagai dividend trap.
4. Perubahan Fokus Geopolitik dan Ekspor
Meskipun ekspor ke India mengalami peningkatan, ekspor ke China dilaporkan mengalami penurunan tajam (hingga 70% pada periode tertentu). Ketidakpastian permintaan dari negara pengimpor besar dan isu transisi energi hijau secara global menciptakan sentimen negatif jangka pendek bagi emiten berbasis bahan bakar fosil.