Bagger of The Year vs Loser of The Year 2025

Hari ini Natal 2025, selamat buat yang merayakan. Selamat juga buat investor yang berhasil dapat jackpot Bagger of The Year di 2025. Dan harap bersabar buat investor Bluechip yang jadi Loser of The Year. Bisa dibilang tahun 2025 memang tahun yang sangat sial buat die-harder Bluechip karena saham yang dihold, nyungsep semua. Yang lebih bikin panas kepala, banyak saham multibagger justru datang dari emiten yang labanya kecil, bahkan ada yang masih rugi. Jadi kalau masih ada yang yakin harga selalu cermin fundamental, 2025 itu tahun yang sengaja dibuat pasar untuk mematahkan keyakinan itu.

Kuncinya ada di satu hal. Kekuatan bandar. Di IHSG, harga itu bukan hasil ujian akuntansi. Harga itu hasil perang supply dan demand yang bisa dikunci, dipersempit, dan diarahkan. Sejak Full Call Auction (FCA) mulai full pada 25 Maret 2024, lalu benar-benar diweaponisasi di 2025, mekanisme antrean makin gampang dipakai untuk mengunci pergerakan. Kalau supply bisa dikontrol, float kecil, dan psikologi market bisa ditarik, maka laba rugi cuma jadi latar belakang. Bahkan dividen pun sering tidak cukup jadi tameng kalau bandar tidak tertarik mengangkat harganya.

Biar kebayang kontrasnya, ini data Bagger of The Year 2025 versus Loser of The Year 2025 berdasarkan data Stockbit.

Bagger of The Year 2025. Return YTD gila-gilaan, sebagian valuasi sudah tidak masuk akal, dan ada yang masih rugi tapi tetap terbang.

1. $UDNG. Return YTD 10.138,10%.


2. $CBRE. Return YTD 5.057,89%.


3. MGLV. Return YTD 2.720,51%.


4. ATAP. Return YTD 2.500,00%.


5. BUVA. Return YTD 2.360,00%.


6. PGUN. Return YTD 2.164,15%.


7. IRSX. Return YTD 2.125,81%.


8. MORA. Return YTD 2.070,21%.


9. PIPA. Return YTD 1.936,36%.

Kalau investor lihat lebih dalam, paradoksnya makin kelihatan. Ada bagger yang memang laba besar, misalnya MORA laba bersih YTD Rp236,05 miliar dan BUVA Rp108,58 miliar. Tapi ada juga bagger yang masih rugi. CBRE rugi YTD Rp32,84 miliar, ATAP rugi YTD Rp0,56 miliar. Jadi pesan utamanya jelas. Profit bukan tiket wajib untuk jadi multibagger.

Sekarang bandingkan dengan Loser of The Year 2025. Ini mayoritas perusahaan besar, laba triliunan, arus kas operasi tebal, sebagian bagi dividen, tapi harga tetap turun.

1. $BBCA. Return YTD -17,05%. Laba bersih YTD Rp43.397,42 miliar. Dividend yield 3,80%.


2. BBRI. Return YTD -7,60%. Laba bersih YTD Rp40.778,81 miliar. Dividend yield 9,16%.


3. BMRI. Return YTD -11,40%. Laba bersih YTD Rp37.730,14 miliar. Dividend yield 1,98%.


4. TPIA. Return YTD -6,67%. Laba bersih YTD Rp21.287,45 miliar. Dividend yield 0,14%.


5. BBNI. Return YTD -1,84%. Laba bersih YTD Rp15.115,13 miliar. Dividend yield 8,76%.


6. AADI. Return YTD -17,70%. Laba bersih YTD Rp9.636,29 miliar. Dividend yield 7,71%.


7. BYAN. Return YTD -22,72%. Laba bersih YTD Rp8.567,05 miliar. Dividend yield 2,17%.


8. INDF. Return YTD -11,69%. Laba bersih YTD Rp7.881,35 miliar. Dividend yield 4,12%.


9. ICBP. Return YTD -27,47%. Laba bersih YTD Rp7.108,25 miliar. Dividend yield 3,03%.

Investor lihat ironi paling telak di sini. BBCA, BBRI, BMRI itu laba puluhan triliun, Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) juga tinggi, tapi harga tetap merah. Bahkan arus kas dari operasi Cash From Operations (CFO) juga besar. BBRI CFO Rp134.626,88 miliar, BMRI Rp96.560,86 miliar, BBCA Rp45.569,22 miliar. Secara textbook, ini harusnya saham yang membuat tidur nyenyak. Nyatanya tetap jadi loser. Artinya 2025 menunjukkan sesuatu yang sering diabaikan. Investor bisa benar soal fundamental, tapi tetap salah soal timing harga, karena harga digerakkan oleh siapa yang menguasai supply di market. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Lalu bagian yang paling menohok dari 2025 adalah fenomena multibagger padahal laba bersih Year to Date (YTD) negatif. Ini bukan 1 atau 2 kasus. Ini rombongan.

Kelompok rugi kecil sampai menengah tapi naik ratusan persen

1. KIOS. Return YTD 432,00%. Rugi YTD Rp2,06 miliar.


2. PTDU. Return YTD 527,78%. Rugi YTD Rp1,94 miliar.


3. PGJO. Return YTD 963,16%. Rugi YTD Rp1,93 miliar.


4. WIDI. Return YTD 153,33%. Rugi YTD Rp1,90 miliar.


5. ASPI. Return YTD 362,12%. Rugi YTD Rp1,76 miliar.


6. RONY. Return YTD 105,51%. Rugi YTD Rp1,63 miliar.


7. LAPD. Return YTD 844,44%. Rugi YTD Rp1,22 miliar.


8. TARA. Return YTD 183,33%. Rugi YTD Rp0,94 miliar.


9. BBSS. Return YTD 158,11%. Rugi YTD Rp0,77 miliar.


Kelompok rugi miliaran tapi tetap digoreng

1. MTFN. Return YTD 260,00%. Rugi YTD Rp3,06 miliar.


2. OLIV. Return YTD 421,43%. Rugi YTD Rp3,06 miliar.


3. HADE. Return YTD 271,43%. Rugi YTD Rp2,92 miliar.


4. DIGI. Return YTD 140,00%. Rugi YTD Rp2,79 miliar.


5. SOSS. Return YTD 141,90%. Rugi YTD Rp2,77 miliar.


6. ISAP. Return YTD 180,00%. Rugi YTD Rp2,54 miliar.


7. BIPP. Return YTD 103,70%. Rugi YTD Rp2,50 miliar.


8. TFAS. Return YTD 177,36%. Rugi YTD Rp2,38 miliar.


9. BAPI. Return YTD 170,00%. Rugi YTD Rp2,20 miliar.


Kelompok rugi besar, bisnis rapuh, tapi tetap multibagger

1. FITT. Return YTD 467,01%. Rugi YTD Rp5,66 miliar.


2. CANI. Return YTD 136,73%. Rugi YTD Rp5,37 miliar.


3. OPMS. Return YTD 140,00%. Rugi YTD Rp4,91 miliar.


4. TRUK. Return YTD 536,90%. Rugi YTD Rp4,56 miliar.


5. MTPS. Return YTD 636,36%. Rugi YTD Rp4,53 miliar.


6. TAXI. Return YTD 157,14%. Rugi YTD Rp4,26 miliar.


7. MINA. Return YTD 602,13%. Rugi YTD Rp3,80 miliar.


8. CLAY. Return YTD 802,26%. Rugi YTD Rp3,20 miliar.


9. SAGE. Return YTD 164,29%. Rugi YTD Rp3,16 miliar.


Kelompok rugi ekstrem puluhan sampai ratusan miliar tapi tetap jalan

1. WMUU. Return YTD 540,00%. Rugi YTD Rp69,35 miliar.


2. FILM. Return YTD 220,55%. Rugi YTD Rp68,08 miliar.


3. UNSP. Return YTD 349,48%. Rugi YTD Rp63,47 miliar.


4. BTEK. Return YTD 500,00%. Rugi YTD Rp60,41 miliar.


5. MPRO. Return YTD 469,31%. Rugi YTD Rp54,87 miliar.


6. RMKO. Return YTD 123,13%. Rugi YTD Rp51,32 miliar.


7. INTA. Return YTD 858,33%. Rugi YTD Rp49,67 miliar.


8. SINI. Return YTD 160,00%. Rugi YTD Rp38,32 miliar.


9. TIRT. Return YTD 251,52%. Rugi YTD Rp33,11 miliar.


10. CBRE. Return YTD 5.057,89%. Rugi YTD Rp32,84 miliar.


11. IBFN. Return YTD 1.328,57%. Rugi YTD Rp30,63 miliar.


12. ANDI. Return YTD 366,67%. Rugi YTD Rp28,31 miliar.


13. ASLI. Return YTD 845,10%. Rugi YTD Rp26,99 miliar.


14. KOTA. Return YTD 460,00%. Rugi YTD Rp21,53 miliar.


Kalau investor susun potongan-potongan ini jadi satu cerita besar, pola 2025 jadi terang. Bagger of the year itu identik dengan saham yang supply-nya bisa dikunci, float-nya tipis, gampang dibuat ilusi demand, lalu digiring naik terus sampai FOMO meledak. Sementara loser of the year justru banyak yang saham besar, pemegangnya ratusan ribu sampai ratusan ribu lebih, free float besar, transaksi ramai, sehingga secara mekanik lebih sulit dikunci satu pihak. Akhirnya harga lebih mudah ditekan, apalagi saat asing keluar dan market sedang cari mainan yang lebih liar. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Jadi pertanyaannya tinggal satu. Ini tren sementara atau selamanya? Investor tidak bisa jawab hari ini. Tapi investor bisa pegang prinsip yang lebih realistis. Fundamental, laba, dan dividen itu penting untuk mengukur risiko bangkrut dan daya tahan bisnis. Tapi untuk mengukur arah harga jangka pendek sampai menengah di IHSG 2025, variabel paling dominan tetap bandar, kontrol supply, dan psikologi market. FCA memperbesar efek itu, karena pergerakan harga makin terasa seperti arena yang bisa diatur ritmenya. Selama tidak pailit dan tidak disuspend permanen, saham yang kelihatannya jelek di laporan keuangan pun tetap bisa dibuat jadi cerita sukses di chart. Dan selama bandar tidak tertarik mengangkat, saham dengan laba puluhan triliun pun bisa tetap jadi beban portofolio.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy