Setelah cukup lama “berkelana” di beberapa grup premium, minggu lalu saya memutuskan untuk join lagi satu grup.
Karena saya penasaran, apakah ada group yang bisa kasih cuan seperti yang saya lakukan di stream SB ini, apakah ada mentor yang berani bilang “iya maaf emiten yang saya lempar ke group ternyata tidak jadi terbang, yang mengakibatkan bapak dan ibu di sini sangkut”.
Hasilnya?
Ya… déjà vu.
Padahal gapapa loh semua mentor mernormalisasi hal tersebut, karena kita semua tau kok di market itu yang digunakan adalah hukum probabilitas bukan hukum pasti, itu kenapa setiap analisa tetap bisa meleset. Jadi kalau ada member yang datang megeluhkan sagkut ya harusnya gunakan plan B, mungkin bisa CL lalu bantu recorvery kerugian dengan cepat, bisa kok hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggung jawaban. Bukan malah di ceramahi membernya, dengan kalimat A sampai Z tanpa ada pertanggung jawaban buat recorvery cepat.
Hasil pengamatan saya di group, menu swing yang dilempar ke grup lagi-lagi saham kelas B, bahkan ada yang kelas C.
Sementara saham kelas A dan A+ entah ke mana.
Dan jujur saja, saya cukup yakin saham bagus itu dikonsumsi sendiri.
Kenapa saya bisa bilang begitu?
Karena saya tahu mentornya punya skill yang kurang lebih sama seperti saya.
Dan semua orang yang sudah lama di market paham satu hal sederhana?
Semakin banyak ritel di satu saham, semakin sulit saham itu bergerak.
Kenapa?
Karena market tidak bergerak karena “niat baik” ritel berjamaah.
Market bergerak karena aliran dana besar.
Siapa yang punya dana besar?
Bukan ritel.
Biasanya market maker, institusi lokal, atau asing.
Ritel boleh saja berkumpul dan terlihat ramai, frekuensi tinggi, transaksi banyak, tapi tanpa volume besar, harga tidak akan jalan jauh dalam jangka menengah–panjang.
Yang benar-benar menggerakkan harga naik itu apa?
* frekuensi kecil
* volume beli besar
Sekali masuk, harga langsung naik.
Bukan naik malu-malu 1–2%, lalu besoknya dibanting lagi.
Itu sebabnya saham yang dilempar ke grup biasanya mentok di potensi 30–50% / tahun, jika di analisa secara fundamental.
Lalu yang 50–300% ke mana?
Ya… konsumsi pribadi.
Dan jujur saja, itu juga yang saya lakukan.
Kalau kata Pak LKH:
“Mercedes harga Bajaj”, jadi gamungkin di bagi ke jutaan ritel 🤭
Sekarang bayangkan, Ada ratusan bahkan ribuan grup premium saham di Indonesia.
Masing-masing lempar beberapa kode “menu swing”.
Menurut kalian, bagaimana saham itu mau bergerak kencang?
Yang ada:
• naik tipis
• turun bisa lebih dalam
• sideways lama
Dan yang sudah lama di market pasti sudah hafal kode-kode langganan itu 🤣.
Yang lucu, masih banyak yang rela join grup premium.
Padahal saya sudah sering lempar saham yang bisa kasih cuan sama tapi dengan gratis, untuk day trade atau swing.
Memang bukan kelas A/A+.
Tapi cuannya tetap luber 🤪
Oh iya, buat yang DM nanya
“Bang, grupnya apa?”
Saya ga buka grup ya.
Dan jujur, walaupun jualan mimpi itu lebih menggiurkan, tapi kalau ujung-ujungnya cuma nambah beban pikiran…
buat apa? 🤣
Salam waras untuk ritel-ritel yang jiwanya telah mati melihat portfolio merah.
Yang mau konsultasi gratis silahkan DM, tapi slow respon 🤭
Selamat Natal untuk yang merayakan, dan selamat berlibur untuk yang tidak merayakan.
$IHSG $BUMI $BMRI