$SUPA ARB Hari Kedua 23 Desember 2025
Broker yang paling banyak jualan FZ YB XC dan XL.
Banyak yang akhirnya menyerah di SUPA.
Ini FZ darimana dapat barang ya. Sudah 2 hari berturut-turut jadi big seller. 馃
Pemilik Waterfront Sekuritas adalah Bambang Susanto dan Nasyith Majidi.
Waterfront Sekuritas itu bisa berdiri karena sosok 2 orang yang latar belakangnya memang super senior. Bukan tipe cerita sekuritas yang cuma numpang nama, lalu hidupnya tergantung satu-dua klien. Struktur kepemilikannya saja sudah memberi sinyal tebal bahwa ini rumah yang dikunci oleh orang dalam, bukan perusahaan yang pemiliknya tercecer ke mana-mana. Bambang Susanto memegang 47,5% saham, lalu PT Susanto-Susanto Dan Majidi memegang 45%. Artinya, 92,5% saham dikuasai 2 pihak besar. Sisanya kecil, Hie Binawati Junaedi 5% dan Nasyith Majidi 2,5%. Dengan komposisi begini, investor tidak perlu menerka-nerka siapa yang benar-benar menentukan arah, karena kontrolnya terkonsentrasi, jelas, dan stabil. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Bambang Susanto itu figur yang menggabungkan 2 hal sekaligus, pemilik terbesar dan eksekutor. Di Waterfront, dia Direktur Utama dan juga pemegang saham terbesar 47,5%. Ini penting, karena beda rasanya antara bos operasional yang bisa diganti kapan saja, dengan bos operasional yang juga pemilik utama. Latar belakang Bambang juga bukan orang baru. Riwayat yang sudah ada di chat ini menyebut ia pernah menjadi Direktur Utama di Bomar Securities pada 1990-1996, lalu Direktur di Trimegah Securities $TRIM LG pada 1997-2003, lalu memimpin Lautandhana Securindo pada 2003-2008. Pola kariernya konsisten, lama hidup di industri sekuritas, pindah dari satu entitas ke entitas lain, lalu berakhir pada posisi menguasai rumah sendiri. Di sekitar 2008, Waterfront masuk fase perubahan kepemilikan yang dikaitkan dengan akuisisi oleh Direktur Utamanya, yaitu Bambang Susanto. Ini menjelaskan kenapa hari ini perannya bukan cuma pengurus, tapi pusat kontrol perusahaan.
Sekarang tentang Majidi, yang paling sering bikin orang salah paham. Di Waterfront, kata Majidi muncul dalam 2 bentuk. Pertama, PT Susanto-Susanto Dan Majidi, badan hukum yang memegang 45% saham Waterfront. Kedua, Nasyith Majidi, orang yang memegang 2,5% saham. Jadi Majidi itu bukan cuma nama keluarga yang ditempel di papan, tapi ada struktur korporasi dan ada individu yang tercatat sebagai pemegang saham. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Nasyith Majidi sendiri, dari data yang sudah ada di riset ini, adalah figur yang kuat di jalur governance dan jaringan, bukan pengendali transaksi harian. Ia bergelar SE dan disebut lulusan S1 Ekonomi Universitas Gadjah Mada tahun 1988. Di industri pasar modal, ia pernah menjadi Komisaris di Lautan Dhana Securities pada 2004-2008, lalu menjadi Komisaris Utama Waterfront pada 2008-2018. Itu 10 tahun di kursi pengawasan, jadi perannya bukan tempelan. Setelah periode itu, keterikatannya di Waterfront tersisa dalam bentuk kepemilikan minoritas 2,5%, sehingga secara kontrol operasional jelas bukan di tangannya, apalagi dibanding Bambang yang 47,5%.
Yang membuat Nasyith Majidi terlihat beda adalah spektrum aktivitasnya yang melebar ke ekonomi kebijakan dan social-impact. Di data riset ini disebut ia termasuk pendiri Econit Advisory Group pada 1993. Lalu ia juga disebut menjadi Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika. Ini memberi konteks kenapa profilnya sering nyambung dengan pengawasan, reputasi, dan tata-kelola, karena orang yang lama bergelut di institusi sosial besar biasanya peka pada kepatuhan, akuntabilitas, dan manajemen risiko reputasi. Di jalur perbankan, Majidi adalah co-founder BPR Universitas Gadjah Mada sekitar 1996/1997 dan disebut punya kepemilikan 5,85% serta pernah menjadi komisaris. Jadi, kalau Bambang itu tipikal operator pasar modal yang kuat di eksekusi, Nasyith itu lebih mirip figur pengarah tata-kelola yang bermain di banyak simpul institusi.
Koneksi Bambang dan Majidi juga terlihat dari cara ekosistemnya disusun. Di data riset disebut ada Gemilang Indonesia Manajemen Investasi yang kepemilikannya mencantumkan Waterfront 30% dan Bambang Susanto 25%, sementara Nasyith Majidi disebut sebagai Komisaris Utama. Pola ini lazim di industri jasa keuangan, sisi kepemilikan dan eksekusi bisnis dipegang blok pemilik, sementara sisi pengawasan dan kredibilitas governance diperkuat oleh figur komisaris senior yang punya jejaring luas. Jadi, Bambang Susanto adalah pengendali operasional sekaligus pemilik terbesar Waterfront. Nasyith Majidi adalah figur senior governance yang pernah memimpin pengawasan Waterfront 2008-2018, kini pemegang saham minoritas 2,5%, dan punya latar panjang di jejaring ekonomi, perbankan, dan social-impact. Sedangkan PT Susanto-Susanto Dan Majidi adalah blok pemegang saham besar 45% yang membuat struktur kepemilikan Waterfront terkunci dan stabil.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$EMTK
1/9








