imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Apa Itu Saham?

Banyak orang masuk ke pasar saham dengan satu tujuan: ingin cepat untung.

Padahal, saham bukan lotre maupun kupon undian, melainkan bukti kepemilikan atas suatu bisnis.

👉 Saham = bukti kepemilikan perusahaan

Ketika kamu membeli saham, kamu bukan sekadar membeli kertas kosong, tetapi ikut memiliki sebagian dari bisnis tersebut—sekecil apa pun porsinya.

Contoh:
Kamu membeli saham $BBCA sebanyak 1 lot (100 lembar). Artinya, kamu adalah pemilik Bank BCA, meskipun porsinya sangat kecil (misalnya ±0,00000000001% dari keseluruhan perusahaan).

Kecil sekali? Iya.
Tapi statusnya tetap sama: pemilik bisnis.

Dari Mana Keuntungan Saham Berasal?

Secara umum, keuntungan saham datang dari dua sumber:

Capital Gain dan Dividen

1) Capital Gain
Capital gain adalah selisih antara harga jual dan harga beli saham.

Contoh:
Kita membeli saham $BBCA di harga 7.200 dengan modal Rp1 miliar.

Beberapa waktu kemudian, saham tersebut dijual di harga 8.600.
Selisih harga = 1.400
Return = 1.400 / 7.200 ≈ 19,44%
Jika dirupiahkan, keuntungan ≈ Rp194 juta.

2) Dividen
Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada pemegang saham, biasanya dibagikan setahun sekali (atau sesuai kebijakan perusahaan).

Dividen hanya dibagikan jika perusahaan mencetak laba, dan besar kecilnya ditentukan melalui RUPS.

Contoh perhitungan dividen:
Perusahaan membagikan dividen Rp300 per lembar saham. Kamu memiliki 1.000 lembar saham (10 lot)

Maka dividen yang kamu terima:
Rp 300 × 1.000 = Rp300.000 (kotor)

Belum dipotong pajak dividen 10%.

Dividen ini akan otomatis masuk ke RDN, tanpa perlu jual sahamnya.

Inilah keunggulan dividen:
👉 saham tetap dimiliki, uang tetap mengalir.

Lalu, Kenapa Harga Saham Bisa Naik Turun?

Dalam praktiknya,
"Harga saham bergerak karena persepsi.
Persepsi menggerakkan manusia, dan manusia membentuk supply & demand."

Nilai saham bertahan karena fundamental.
Persepsi bisa berubah setiap hari.
Fundamental biasanya berubah dalam hitungan tahun.

Di sinilah banyak investor salah fokus:
➡️ "Terlalu sibuk menebak harga, lupa memahami bisnis."

Saham Bukan Sekadar Grafik
Saham bukan sekadar grafik naik turun.
Grafik hanyalah akibat, bukan sebab.

Sebelum melihat chart, tanyakan dulu:
- Apakah bisnisnya menghasilkan laba?
- Apakah labanya berulang dan bertumbuh?
- Apakah manajemennya bisa dipercaya?
- Apakah harganya masuk akal berdasarkan valuasi saat ini?

Kalau pertanyaan-pertanyaan ini belum terjawab, grafik secantik apa pun tidak akan menyelamatkan kita.

Mindset Penting untuk Pemula
Kalau kamu baru mulai, simpan satu prinsip ini:

“Saya bukan trader harian, saya adalah pemilik bisnis.”

Dengan mindset ini:
- Kamu tidak panik saat market merah
- Kamu tidak FOMO saat saham naik
- Kamu fokus pada proses, bukan sensasi

Pasar saham bukan tempat untuk orang yang ingin cepat kaya, tetapi untuk mereka yang paling sabar dan paling paham.

Kalau konten seperti ini relevan buat kamu,
ada beberapa topik lanjutan yang bisa kita bahas lebih dalam:

➡️ Cara memilih saham pertama (1)
➡️ Perbedaan investor vs spekulan (2)
➡️ Kesalahan fatal pemula di tahun-tahun awal investasi saham (3)

Tinggal tulis di komentar, mau bahas yang mana. 🙌🏻

$BBNI

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy