Market Review 22 December 2025
Pergerakan Pasar Saham Asia
* Indeks saham di Asia Senin (22/12) ditutup menguat.
* Penguatan didukung oleh harapan pemangkasan suku bunga AS lebih lanjut.
• Kekhawatiran pasar terhadap belanja infrastruktur AI mulai mereda.
Sentimen Konsumen dan Ekonomi AS
* Survei University of Michigan menunjukkan sentimen konsumen Desember sedikit membaik secara bulanan.
* Namun, sentimen masih jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
* Tingkat kepercayaan konsumen melemah sepanjang tahun akibat inflasi yang sulit turun.
* Pasar tenaga kerja AS menunjukkan perlambatan.
* Penjualan Eceran AS juga melambat.
• Dunia usaha dan konsumen tetap khawatir terhadap dampak lanjutan perang dagang AS.
• Ketegangan dagang terutama melibatkan Tiongkok dan Kanada.
Kebijakan Moneter Tiongkok (PBOC)
* Investor mencerna keputusan PBOC mempertahankan suku bunga selama tujuh bulan beruntun.
* Loan Prime Rate (LPR) 1 Tahun dipertahankan di level 3%.
* LPR 5 Tahun dipertahankan di level 3.5%.
• Kebijakan diambil di tengah perlambatan aktivitas ekonomi dan kelesuan sektor properti.
Kebijakan Fiskal dan Prospek Ekonomi Tiongkok
* Kementerian Keuangan Tiongkok berencana menerbitkan surat utang pemerintah khusus bertenor sangat panjang tahun depan.
* Dana akan digunakan untuk proyek strategis dan infrastruktur baru.
* Tiongkok masih menghadapi tekanan deflasi.
* Pemerintah berkomitmen mendukung langkah khusus untuk meningkatkan konsumsi domestik.
• Kesepakatan dagang sementara dengan AS menangguhkan tarif sangat tinggi atas ekspor Tiongkok.
• Langkah ini berpotensi membantu Tiongkok mencapai target pertumbuhan ekonomi sekitar 5% pada 2025.
Pasar Komoditas Global
• Harga emas dan perak mencapai rekor tertinggi.
* Harga minyak mentah merangkak naik.
* Kenaikan harga minyak dipicu meningkatnya ketegangan geopolitik.
* Presiden AS Donald Trump memperketat blokade terhadap Venezuela.
* Harga tembaga juga mencatatkan level tertinggi terbaru.
Pasar Obligasi dan Nilai Tukar Jepang
* Yield surat utang pemerintah Jepang (JGB) terus meningkat.
* Kenaikan yield terjadi setelah BOJ menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 30 tahun.
* Alih-alih menguat, nilai tukar JPY justru melemah terhadap USD.
* Pelemahan JPY bertentangan dengan ekspektasi pasar pasca kenaikan suku bunga.
Kebijakan Nilai Tukar Jepang
* Pejabat Kementerian Keuangan Jepang, Atsushi Mimura, menyampaikan peringatan resmi.
* Pemerintah Jepang siap bertindak untuk membatasi volatilitas nilai tukar JPY yang berlebihan.
$SUPA $INET $WIFI