[%jvyU%] gan pernah bahas [%QBTM%] [%DhmO%] [%Krdq%] gak? pembahasan ente bagus bagus ane pengen baca soalnya lagi nyangkut di saham itu gan 🥺

@skydrugz27 gan pernah bahas $BLOG $SSIA $PACK gak? pembahasan ente bagus bagus ane pengen baca soalnya lagi nyangkut di saham itu gan 🥺

Pentingnya Melakukan Analisis Persediaan Properti: Case Study $PWON

Investor yang baru masuk bursa biasanya cuma fokus ke laba rugi. Jarang yang mau repot lihat kualitas laba lewat persediaan yang numpuk di neraca. Analisis persediaan memang tidak otomatis bikin harga saham PWON bisa terbang, karena naik-turunnya harga tetap dipengaruhi bandar. Tapi kalau investor pengen ikhlas nyangkut karena fundamental, persediaan itu wajib dicek, supaya investor tidak cuma pegang cerita laba, tapi pegang barangnya, pegang mutunya, dan pegang kemampuan laba itu buat berulang. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Di bisnis properti, persediaan itu bukan stok baju di gudang. Persediaan itu adalah proyek yang lagi dibangun, unit yang siap dijual, dan tanah yang disimpan buat jadi proyek masa depan. Makanya di PWON, persediaan adalah komponen aset terbesar kedua setelah properti investasi. Per 30 September 2025, total persediaan PWON mencapai Rp7,58 triliun dan porsinya sekitar 21,03% dari total aset grup. Ini angka besar, dan artinya simpel, masa depan pendapatan developer itu nyantol di sini. Kalau persediaannya sehat, proyek jalan, serah-terima jalan, harga jual bisa dijaga, maka laba ke depan punya bahan baku. Kalau persediaannya bermasalah, contohnya salah lokasi, salah segmen, terlalu mahal buat demand, atau ada penurunan nilai, maka laba yang kelihatan cantik hari ini bisa jadi cuma sementara.

Cara membaca persediaan yang paling relevan itu bukan cuma lihat nominalnya, tapi dibandingkan dengan mesin penjualannya. Di 9M 2025, persediaan Rp7,58 triliun dibanding revenue Rp5,11 triliun menghasilkan rasio sekitar 1,48x. Dibanding COGS Rp2,27 triliun hasilnya sekitar 3,33x. Dibanding penerimaan kas dari pelanggan Rp5,04 triliun hasilnya sekitar 1,50x. Artinya stok proyek dan land bank PWON memang besar, dan butuh siklus penjualan yang serius supaya berubah jadi kas. Ini bukan otomatis jelek, justru bisa berarti pipeline proyek panjang. Tapi di sinilah poinnya, investor harus memastikan pipeline itu benar-benar bisa dijual, bukan sekadar numpuk di buku.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau masuk ke kualitas eksekusi operasional, data siklus operasi PWON memberi petunjuk yang menarik. DSO sekitar 7,1 hari, itu cepat sekali, karena porsi recurring income dari sewa dan hotel biasanya ditagih singkat atau dibayar di muka. Piutang usaha bersih cuma sekitar Rp129 miliar dibanding revenue Rp5,11 triliun, jadi PWON tidak hidup dari menumpuk piutang. Yang bikin siklus panjang justru DI sekitar 900 hari, lalu DPO sekitar 34,3 hari, sehingga CCC sekitar 873 hari. Ini kelihatan ekstrem kalau investor membandingkan dengan bisnis ritel atau manufaktur, tapi untuk properti itu karakter industri. Proyek properti butuh waktu bertahun-tahun dari tanah mentah sampai serah-terima. Jadi angka DI tinggi itu normal, yang jadi masalah adalah kalau DI tinggi tapi kas seret, utang menumpuk, dan persediaan mulai menua tanpa penjualan yang jelas.

Di titik ini, PWON terlihat punya bantalan yang membuat persediaan besar itu lebih masuk akal. Kas dan setara kas sekitar Rp7,01 triliun, hampir selevel dengan total persediaan real estat sekitar Rp7,55 triliun. Ini penting karena persediaan properti itu menghisap kas selama masa konstruksi. Kalau kas tipis, developer terpaksa ngegas utang atau terpaksa jual murah demi cashflow. Kalau kas tebal, developer bisa lebih sabar, bisa atur tempo pembangunan, bisa atur tempo launching, dan bisa menjaga margin. Ditambah lagi, ada sinyal permintaan yang tetap hidup lewat penjualan kontrak yang belum diakui sebagai pendapatan, nilainya Rp270,2 miliar per September 2025, naik dari Rp179,04 miliar di akhir 2024. Ini bukan angka raksasa dibanding total persediaan, tapi tetap menunjukkan ada kontrak yang bergerak. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kualitas laba juga kebaca dari hubungan laba, arus kas operasional, dan persediaan. Di 9M 2025, laba bersih sekitar Rp2,12 triliun, CFO sekitar Rp2,06 triliun, sehingga rasio CFO terhadap laba sekitar 0,97. Ini sinyal yang bagus, karena laba akuntansi yang dilaporkan hampir kebawa jadi kas. Untuk developer, ini poin yang sering kelewat, karena laba properti bisa kelihatan tinggi saat ada pengakuan pendapatan serah-terima, tapi kalau kasnya tidak ikut datang, itu alarm. Di PWON, setidaknya di periode itu, kualitas laba terlihat cukup rapat ke kas.

Terakhir, persediaan di properti bukan cuma soal unit, tapi juga soal tabungan tanah. Land bank PWON meningkat dari 3,82 juta m2 di akhir 2024 menjadi 3,89 juta m2 di September 2025. Buat developer, land bank itu seperti amunisi. Kalau land bank premium, lokasi kuat, dan manajemen disiplin, persediaan tanah itu bisa jadi mesin pertumbuhan. Tapi kalau land bank dibeli di lokasi yang salah, atau terlalu jauh dari demand, atau dibeli mahal saat puncak, maka persediaan tanah bisa berubah jadi beban bertahun-tahun.

Jadi analisis persediaan di PWON itu bukan cari alasan supaya harga saham naik besok. Ini lebih ke memastikan investor tidak salah mengira laba hari ini sebagai sesuatu yang pasti berulang. Investor boleh percaya bandar bisa menggerakkan harga, tapi investor yang pengen ikhlas nyangkut karena fundamental wajib memastikan barang yang ditimbun perusahaan itu benar-benar punya nilai, punya pasar, dan punya pendanaan yang kuat sampai panennya tiba.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU