Cintailah Rupiah, Buang Dollar
Banyak pejabat di Indonesia yang suka teriak cintailah rupiah dan ayo tingkatkan nasionalisme, seolah masalah kurs itu cuma soal psikologi rakyat. Tapi ironi yang bikin orang naik darah itu sederhana. Saat rupiah ditekan, yang paling cepat cari tempat aman justru sering kalangan yang punya akses paling dekat ke kekuasaan dan uang besar. Publik melihatnya begini, kalau rupiah memang dibela mati-matian, kenapa insentif paling kuat di atas justru mengarah ke dolarisasi. Bukan karena rupiah tidak punya fungsi, tapi karena sebagian elite memperlakukan rupiah cuma sebagai alat transaksi harian, sedangkan penyimpanan kekayaan diamankan ke USD. Ini bukan tuduhan ke orang tertentu, ini pola perilaku yang masuk akal di negara yang kebocoran uangnya besar dan trust-nya gampang retak. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sisi angka 1 tahun, rupiah memang tampak paling lemah di set mata uang Asia Tenggara yang investor lihat. USD terhadap rupiah naik +3,26%, sementara mata uang lain justru membuat USD turun, MYR -9,55%, THB -8,04%, SGD dan BND -4,62%, LAK -0,82%, PHP -0,36%, KHR -0,25%. Di sini rupiah sendirian yang melemah. Nah, kalau mau jujur, rupiah melemah itu bukan cuma soal sentimen global. Ada sebab-akibat yang lebih “domestik” dan menyakitkan, karena sebagian uang dari dalam negeri sendiri berubah jadi arus keluar yang pada akhirnya mengejar USD.
Lubang pertama adalah judol. Ini bukan cerita recehan, skalanya besar dan diakui resmi. PPATK dalam Laporan Tahunan 2024 menyebut total transaksi judi daring mencapai Rp359,81 triliun. Lalu PPATK juga menyampaikan sampai Oktober 2025 nilai perputaran uang judi online mencapai Rp155 triliun. Kalau aliran sebesar ini ujungnya settle ke bandar yang basis ekonominya di luar negeri, maka ada momen ketika rupiah harus berubah jadi valas untuk keluar sistem. Tekanan kurs tidak harus datang dari satu transfer besar. Justru yang menggerus rupiah itu pola yang berulang, sedikit demi sedikit tapi stabil, seperti kebocoran harian yang tidak pernah ditutup.
Bagian yang membuatnya terasa lebih busuk adalah dugaan bansos terseret ke judol. Kementerian dan pemerintah daerah pernah menyatakan mereka menindaklanjuti temuan PPATK terkait rekening penerima bansos yang terindikasi judi online, bahkan ada narasi bahwa penerima bisa dicabut hak bansosnya jika terbukti. Kalau jalur ini benar terjadi, sebab-akibatnya menghantam dua sisi sekaligus. Dari sisi sosial, uang APBN yang harusnya jadi bantalan kebutuhan dasar berubah jadi bahan bakar aktivitas yang tidak produktif. Dari sisi kurs, sebagian dana itu berpotensi keluar negeri lewat ekosistem bandar, dan di titik itulah permintaan USD muncul. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Lubang kedua adalah korupsi, dan ini levelnya bukan lagi soal bocor, tapi soal disedot. PPATK melalui hasil National Risk Assessment disebut mengidentifikasi nominal transaksi terkait dugaan tindak pidana sepanjang 2024 sekitar Rp1.459 triliun, dengan dugaan korupsi sekitar Rp984 triliun sebagai yang terbesar. Angka ini bukan berarti semuanya uang negara yang pasti hilang, tapi ini bukti skala uang kotor yang bergerak dan patut dicurigai. Mekanismenya lalu nyambung ke rupiah dengan cara yang sangat manusiawi, orang yang baru curi besar biasanya tidak mau simpan hasilnya di aset yang mudah dilacak, mudah dibekukan, atau nilainya bisa tergerus. Maka dolarisasi jadi pilihan wajar. Begitu uang kotor dikonversi ke USD dan dibawa keluar, rupiah dapat pukulan ganda, permintaan USD naik dan trust runtuh karena pasar melihat kebocoran tidak pernah selesai.
Lubang ketiga adalah keserakahan bisnis yang merusak alam, yang efeknya tidak cuma ekologis tapi fiskal dan risiko negara. Reuters melaporkan rangkaian banjir dan longsor di Sumatera akhir November 2025 menimbulkan korban besar, dan rekonstruksi diperkirakan butuh sekitar 51,82 triliun rupiah atau sekitar US$3,11 miliar. Reuters juga mencatat kelompok lingkungan mengaitkan tingkat keparahan bencana dengan deforestasi yang terkait pertambangan dan logging, dan pemerintah merespons dengan penghentian operasi dan audit lingkungan, serta rencana pencabutan izin. Jadi alurnya gamblang. Hutan dibabat, daya serap turun, bencana membesar, biaya pemulihan naik, aktivitas ekonomi terganggu, persepsi risiko Indonesia naik. Saat risiko naik, investor global minta kompensasi lebih besar atau memilih keluar, dan mata uang jadi lebih mudah tertekan.
Lalu kenapa negara sampai terlihat ngotot soal ketersediaan USD di dalam negeri. Karena perebutan USD onshore itu nyata. Bank Indonesia menahan suku bunga acuan di 4,75% sambil fokus stabilisasi rupiah, dan Reuters menulis BI sudah memangkas total 150 bps sejak September 2024, sementara rupiah termasuk yang lemah di Asia sepanjang 2025. Pemerintah juga memperketat aturan devisa hasil ekspor sumber daya alam mulai 1 Januari 2026, mewajibkan 100% disimpan di bank BUMN minimal 1 tahun, dan membatasi konversi ke rupiah maksimal 50% untuk mempertebal suplai USD di dalam negeri. Kebijakan setegas ini biasanya bukan lahir karena iseng, tapi karena ada tekanan nyata pada likuiditas USD dan stabilitas rupiah. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Jadi uang publik yang sudah dikumpulkan dari pajak, sebagian besar bocor lewat korupsi, lalu diamankan dalam USD. Pada saat yang sama, rumah tangga disedot judol dalam skala ratusan triliun rupiah, dan bila ujungnya settle ke luar negeri, itu menambah permintaan USD. Lalu eksploitasi alam memperbesar bencana, menambah tagihan fiskal puluhan triliun rupiah, menaikkan risiko negara, dan membuat rupiah makin sensitif terhadap arus modal. Di tengah tiga lubang itu, seruan cinta rupiah terdengar seperti poster moral, sementara insentif di lapangan mendorong sebagian orang paling kuat justru memeluk USD lebih erat daripada rupiah.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$BBRI $BBNI $BBTN
1/8







