imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Carry trade adalah strategi dalam dunia keuangan di mana seseorang meminjam uang di negara dengan suku bunga rendah, lalu menginvestasikan uang tersebut di negara atau aset yang memberikan imbal hasil (bunga) lebih tinggi.

​Sederhananya, Anda meminjam "uang murah" untuk mendapatkan "untung dari bunga yang lebih tinggi". Selisih antara bunga yang Anda bayar (pinjaman) dan bunga yang Anda terima (investasi) itulah yang menjadi keuntungan Anda, yang sering disebut sebagai "positive carry".

✅️​Cara Kerja Carry Trade (Langkah demi Langkah)
• ​Pinjam Mata Uang Murah: Trader meminjam mata uang dari negara dengan suku bunga sangat rendah (contoh: Yen Jepang atau Franc Swiss). Mata uang ini disebut funding currency.
• ​Tukar Mata Uang: Uang hasil pinjaman tersebut ditukarkan ke mata uang negara lain yang suku bunganya jauh lebih tinggi (contoh: Dollar AS, Dollar Australia, atau Rupiah).
• ​Investasikan: Uang tersebut disimpan dalam bentuk deposito, obligasi, atau aset lain di negara tujuan tersebut.
• ​Dapatkan Selisihnya: Selama nilai tukar stabil, trader akan terus mendapatkan keuntungan dari selisih bunga harian/bulanan.

✅️​Contoh Ilustrasi
​Bayangkan Anda meminjam ¥1.000.000 di Jepang dengan bunga 0,1% per tahun. Anda lalu menukarnya ke Dollar AS dan menginvestasikannya di sana dengan bunga 5% per tahun.
• ​Bunga yang dibayar: 0,1%
• ​Bunga yang didapat: 5,0%
• ​Keuntungan bersih: 4,9% per tahun (sebelum biaya transaksi dan fluktuasi kurs).

‼️​Risiko Utama: Mengapa Ini Berbahaya?
​Walaupun terlihat seperti "uang gratis", carry trade memiliki risiko yang sangat besar, yaitu risiko nilai tukar (kurs).
• ​Penguatan Mata Uang Pinjaman: Jika mata uang yang Anda pinjam (misal: Yen) tiba-tiba menguat tajam terhadap mata uang tempat Anda berinvestasi, biaya untuk membayar kembali pinjaman tersebut akan membengkak. Hal ini bisa menghapus seluruh keuntungan bunga bahkan menyebabkan kerugian besar.
• ​Unwinding Carry Trade: Jika banyak investor besar melakukan carry trade dan tiba-tiba mereka semua ingin keluar (menjual aset mereka dan membeli kembali mata uang pinjaman untuk membayar hutang), nilai mata uang pinjaman tersebut akan melonjak drastis. Fenomena ini sering memicu kepanikan di pasar saham global (seperti yang terjadi pada Agustus 2024 lalu).

✅️Ketika biaya pinjaman Yen naik, investor terpaksa melakukan Likuidasi Paksa (menjual aset mereka) untuk membayar hutang Yen tersebut. Akibatnya:
‼️Jual Massal di Wall Street: Investor menjual saham-saham unggulan mereka (seperti sektor teknologi) untuk mendapatkan uang tunai guna melunasi pinjaman Yen. Inilah yang menyebabkan indeks S&P 500 dan Nasdaq anjlok beberapa waktu lalu.
‼️Kripto Terkoreksi Dalam: Kripto dianggap sebagai aset berisiko tinggi (high-risk). Saat terjadi kepanikan global, aset berisiko adalah yang pertama kali dijual. Likuidasi posisi leverage di pasar kripto sering kali diperparah oleh investor yang butuh menutup margin di pasar tradisional akibat carry trade yang gagal.
‼️Lingkaran Setan: Semakin banyak investor menjual saham/kripto untuk membeli Yen (guna membayar hutang), nilai Yen semakin naik. Semakin Yen naik, investor lain semakin panik dan ikut menjual aset mereka.

✅️​Kesimpulan
​Singkatnya, pasar saham dan kripto sempat jatuh karena uang yang dipakai untuk membeli aset tersebut sebenarnya adalah uang pinjaman dari Jepang. Begitu "pinjaman murah" itu terganggu, seluruh struktur investasi global yang dibangun di atasnya ikut bergoyang.
$ADES $BBRI $ACES

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy