$BJTM
✅️Kinerja Keuangan (Fundamental)
Hingga Kuartal III (Q3) 2025, BJTM mencatatkan performa yang sangat solid:
• Laba Bersih: Melonjak sekitar 23,66% secara tahunan (YoY) menjadi Rp1,15 triliun per September 2025. Kenaikan ini didorong oleh efisiensi biaya dana (cost of fund) dan konsolidasi dengan BPD NTB Syariah.
• Profitabilitas: Net Interest Margin (NIM) naik menjadi 6,09%, menandakan kemampuan bank dalam mengelola margin bunga pinjaman yang lebih baik.
• Kualitas Aset: Rasio NPL (kredit macet) bruto membaik ke level 2,94%, menunjukkan manajemen risiko yang lebih terjaga.
• Likuiditas: Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 13,51% dengan dominasi dana murah (CASA) sebesar 58,39%.
✅️Valuasi Saham
Secara historis, BJTM saat ini masih tergolong murah (undervalued):
• Price to Book Value (PBV): Berada di kisaran 0,6x - 0,63x. Ini di bawah rata-rata historis 3 tahunnya yang sekitar 0,79x.
• Price to Earnings Ratio (PER): Berada di sekitar 5,6x - 5,7x, juga jauh di bawah rata-rata 5 tahunnya (7,5x).
✅️Proyeksi Laba Bersih 2025
• Laba Bersih 2024: Rp1,47 Triliun.
• Estimasi Pertumbuhan: Jika tren pertumbuhan 23% berlanjut hingga akhir tahun, maka laba bersih setahun penuh (Full Year 2025) diperkirakan mencapai sekitar Rp1,81 Triliun.
✅️Parameter Pembagian Dividen
• Jumlah Saham Beredar: 15.013.132.840 lembar saham.
• Kebijakan Dividen (DPR): BJTM secara historis sangat konsisten membagikan sekitar 52% hingga 55% dari labanya.
✅️Simulasi Estimasi Dividen (DPS)
asumsi dividen yg dibagikan sebesar 53% dari laba bersih, adalah Rp 63,8 (yield dividen 11,7%)
sudah lebih besar dari bunga deposito saat ini.
✅️Analisis Teknikal & Pergerakan Harga
• Tren: Saat ini saham bergerak cenderung sideways (mendatar) di rentang harga Rp530 - Rp590.
• Support & Resistance: Support kuat berada di area Rp530 - Rp540. Jika mampu menembus resistance di Rp590 - Rp600, BJTM berpotensi memulai fase uptrend baru.
• Sentimen: Penerbitan Obligasi Berkelanjutan senilai Rp2 triliun pada akhir 2025 menjadi sentimen positif untuk memperkuat ekspansi kredit di masa depan.
‼️Beberapa alasan pergerakan harga saham BJTM beberapa tahun ini terus menurun‼️
1. Tren Laba yang Sempat Terkontraksi (2023-2024)
• Biaya Dana (Cost of Fund) yang Tinggi: Kenaikan suku bunga acuan membuat bank harus membayar bunga lebih tinggi kepada pemilik deposito, sehingga margin keuntungan (Net Interest Margin) sempat tergerus.
• Kenaikan Beban Operasional: Adanya peningkatan biaya tenaga kerja dan operasional yang tidak sebanding dengan pertumbuhan pendapatan bunga pada periode tersebut.
2. Isu Tata Kelola (Kasus Hukum)
Pada awal tahun 2025, muncul sentimen negatif terkait dugaan kasus korupsi atau kredit fiktif senilai sekitar Rp569 miliar yang melibatkan oknum di kantor cabang Jakarta.
• Meskipun manajemen BJTM sudah melakukan pencadangan (penyisihan kerugian) dan kooperatif dengan penegak hukum, berita semacam ini biasanya menurunkan kepercayaan investor institusi dan memicu aksi jual jangka pendek.
3. Fenomena "Dividend Trap" dan Stagnasi Pertumbuhan
BJTM sering dianggap sebagai "saham obligasi". Investor biasanya masuk hanya untuk mengambil dividen, lalu menjualnya kembali (dividend trap).
• Kurangnya Narasi Pertumbuhan (Growth Story): Investor besar (asing/institusi) cenderung mencari bank yang memiliki pertumbuhan kredit agresif atau transformasi digital yang masif. BJTM dipandang sebagai bank daerah yang stabil tapi "lambat" pertumbuhannya dibandingkan bank digital atau bank besar nasional (Big Four).
4. Perpindahan Dana (Rotasi Sektor)
Selama tahun 2024 hingga 2025, banyak dana asing keluar dari saham-saham second liner (lapis kedua) seperti BJTM dan berpindah ke saham-saham berkapitalisasi besar atau sektor lain yang dianggap lebih prospektif dalam kondisi suku bunga tinggi. Likuiditas saham yang tidak terlalu besar membuat harga mudah turun jika ada aksi jual dari pemegang saham besar.
✅️Berikut adalah analisis pesaing saham BJTM:
Pesaing Langsung (Sesama BPD di BEI)
Di Bursa Efek Indonesia, hanya ada sedikit BPD yang melantai.
Pesaing terdekat yang sering dibandingkan investor adalah:
‼️$BJBR (Bank BJB – Jawa Barat & Banten):
• Status: Pesaing terberat secara fundamental dan pasar saham.
• Kelebihan: Ukuran aset lebih besar dari BJTM dan jangkauan nasional yang lebih luas. Dividennya juga sangat tinggi (sering kali bersaing ketat dengan BJTM).
• Kelemahan: Rasio kredit macet (NPL) terkadang sedikit lebih tinggi dibanding BJTM.
‼️$BEKS (Bank Banten):
• Status: Secara ukuran jauh di bawah BJTM.
• Kondisi: Saat ini kinerjanya masih berjuang untuk pulih (turnaround), sehingga biasanya tidak menjadi pilihan utama bagi investor dividen.
Pesaing Bisnis (Perebutan Pasar Kredit & DPK)
Secara operasional di wilayah Jawa Timur, BJTM bersaing dengan:
‼️Bank Besar (BRI & Mandiri): Bersaing ketat di sektor kredit UMKM dan penyaluran gaji ASN (Aparatur Sipil Negara) di daerah-daerah. BRI memiliki jaringan hingga ke pelosok desa di Jawa Timur yang menjadi tantangan bagi BJTM.
‼️Bank Digital (SeaBank, Bank Jago, dll): Menjadi pesaing dalam memperebutkan Dana Pihak Ketiga (tabungan). Bank digital menawarkan bunga tabungan tinggi dan kemudahan aplikasi, yang mulai melirik segmen nasabah muda di Jawa Timur.
‼️Kesimpulan‼️
✅️Kelebihan:
• Dividend Yield sangat tinggi (sering kali dua digit).
• Fundamental stabil dan laba sedang bertumbuh kuat di 2025.
• Valuasi murah, risiko penurunan harga relatif terbatas (limited downside).
• penurunan suku bunga akan berdampak positif
❌️Kekurangan:
• Pergerakan harga saham cenderung lambat (laggard) dibandingkan saham bank besar (Big Caps).
• Volume transaksi tidak sebesar saham bank buku 4 (BMRI, BBCA, dll).