$POLY Berikut adalah hal-hal penting yang terjadi dengan POLY:
1. Penutupan Pabrik Karawang
Peristiwa paling signifikan terjadi pada Juli 2025, di mana POLY resmi mengumumkan penutupan permanen pabrik kimia dan serat di Karawang.
Alasan: Biaya pemeliharaan yang terlalu tinggi dan kondisi pasar tekstil yang lesu. Pabrik ini sebenarnya sudah berhenti beroperasi sejak November 2024, namun pada pertengahan 2025 manajemen memutuskan untuk melikuidasi fasilitas tersebut karena tidak lagi layak secara teknis dan komersial.
Fokus Operasi: Saat ini perusahaan berupaya memfokuskan sisa operasinya pada fasilitas yang masih ada, sambil terus berkoordinasi dengan pemerintah.
2. Status Saham dan Harga
Berbeda dengan TRIL atau PLAS yang "digembok", saham POLY masih diperdagangkan di bursa, namun masuk ke dalam Papan Pemantauan Khusus (Full Call Auction/FCA).
Harga Saham: Per pertengahan Desember 2025, saham POLY berada di kisaran Rp26 – Rp28 per lembar. Harga ini sudah berada di bawah level Rp50 (gocap) sejak awal tahun 2025.
Kinerja Keuangan: Pada laporan Q3 2025, perusahaan secara mengejutkan mencatatkan laba bersih sekitar Rp156,6 miliar. Namun, investor perlu jeli melihat bahwa angka ini lebih disebabkan oleh faktor restrukturisasi atau penyesuaian akuntansi, karena secara operasional pendapatan perusahaan masih tertekan dan ekuitasnya masih negatif sangat dalam (minus Rp16 triliun).
3. Restrukturisasi Utang yang Belum Usai
Hingga Desember 2025, manajemen POLY terus mendorong pemerintah dan kreditur untuk mempercepat restrukturisasi utang yang sudah membebani perusahaan selama puluhan tahun (sejak krisis 1998). Masalah utang ini adalah "penyakit kronis" yang membuat POLY sulit melakukan ekspansi atau mendapatkan pendanaan baru.
4. Risiko Delisting
Meskipun masih aktif diperdagangkan, POLY tetap memiliki risiko delisting di masa depan jika:
Kondisi ekuitas negatif tidak segera diperbaiki.
Keberlangsungan usaha (going concern) diragukan oleh Bursa Efek Indonesia setelah penutupan pabrik utama.