"KERJA NAMBAH, PENGANGGURAN NAIK: PASAR AS JADI SERBA SALAH"

Senin-Selasa (16–17 Desember 2025), pemerintah AS resmi merilis data tenaga kerja bulan November 2025, setelah sempat tertunda karena penutupan sebagian pemerintah yang berlangsung 43 hari. Laporan ini menunjukkan bahwa ekonomi menambah 64.000 pekerjaan, lebih dari yang diperkirakan banyak ekonom, tetapi tingkat pengangguran naik menjadi 4,6%, tertinggi lebih dari empat tahun terakhir.

Hal ini menimbulkan sinyal yang kontra: sisi positifnya ada pertambahan pekerjaan, namun kenaikan pengangguran menunjukkan pasar tenaga kerja melemah atau tidak sekuat sebelumnya. Banyak ahli mengatakan data yang tinggi itu sebagian dipengaruhi oleh faktor teknis dari penutupan pemerintahan yang memengaruhi perhitungan statistik.

Reaksi pasar finansial langsung terasa: indeks utama seperti Dow Jones dan S&P 500 turun, karena investor menilai data ini bisa memperlambat laju ekonomi dan memberi tekanan pada sentimen pasar. Nasdaq sedikit menguat, tetapi suasana umum pasar tetap hati-hati.

Investor sekarang melihat data ini sebagai sinyal bahwa ekonomi AS mungkin mengalami perlambatan moderat, bukan ekspansi kuat. Kenaikan pengangguran meskipun ada penambahan peluang kerja menunjukkan ketidakpastian yang lebih tinggi di pasar tenaga kerja.

Selain itu, pasar juga terpengaruh berita global dan komoditas (misalnya kenaikan harga minyak akibat blokade Venezuela), yang ikut menentukan arah indeks saham dan mata uang.

Kenapa ini penting buat investor saham :
- Data tenaga kerja adalah salah satu indikator yang paling diperhatikan karena mencerminkan kekuatan ekonomi dan daya beli masyarakat.

- Kenaikan angka pengangguran bisa membuat The Fed lebih berhati-hati dalam kebijakan suku bunga, karena pasar tenaga kerja yang melemah biasanya menekan inflasi.

- Reaksi saham yang turun setelah rilis data menunjukkan bahwa pasar lebih fokus pada risiko perlambatan ekonomi daripada berita penambahan pekerjaan semata.

Update bank $BBTN , sambil nunggu $BBRI , $BBNI