imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Apakah JP Morgan BK Adalah Sekuritas Terbesar di Indonesia?

Ada user Stockbit yang bilang tadi bilang kalau BK adalah sekuritas terbesar di Indonesia. Kalau ukurannya cuma pakai nama global, banyak orang langsung mengangguk tanpa cek angka. Tapi pasar modal itu bukan lomba branding, ini lomba neraca. Kalau yang dimaksud terbesar adalah total aset, BK justru tidak ada di posisi puncak. Kalau yang dimaksud terbesar adalah kekuatan likuiditas dan kualitas kas, nah itu baru BK mulai kelihatan tajinya. Dan kalau yang dimaksud terbesar adalah kemampuan menguasai flow institusi, BK memang main di liga yang beda dari sekuritas ritel. Jadi sebelum ikut-ikutan narasi, mending kita cej datanya pakai LK 30 September 2025. Karena di industri sekuritas, angka tidak pernah bisa dibantah, cuma bisa dipelintir. External Comunity Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community menggunakan kode: A38138 https://stockbit.com/post/13223345

BK itu perusahaan efek yang bisnisnya rapi dan sangat fokus. Izin utamanya perantara pedagang efek dan penjamin emisi, tapi mesin duitnya hampir murni komisi pialang, bahkan segmen brokerage menyumbang 100% pendapatan usaha. Bedanya dengan kebanyakan sekuritas yang kita bahas sebelumnya, BK bukan bertumpu pada keramaian ritel, melainkan transaksi kelembagaan dan transaksi pihak berelasi yang volumenya besar, ritmenya cepat, dan settlement-nya disiplin. Pengendali akhirnya JPMorgan Chase, PSP-nya J.P. Morgan Securities Asia Pte. Ltd. pegang 98,75%. Efeknya terasa di struktur pendapatan dan neraca, porsi pihak berelasi dominan sekali, 84,87% pendapatan usaha berasal dari komisi pialang pihak berelasi, dan piutang pialang pihak berelasi ikut membengkak jadi Rp 1,541 T.

Sekarang kita jawab pertanyaan paling panas, apakah BK terbesar di Indonesia. Dari sisi total aset, BK per 30 September 2025 ada di sekitar Rp 3,35 T. Itu artinya BK tidak lebih besar dari CC yang asetnya Rp 7,364 T, tidak lebih besar dari TRIM Rp 6,39 T, dan bahkan masih di bawah YP Rp 4,709 T. Bahkan di kelompok sekuritas yang sudah kita bahas sebelumnya, Ajaib juga pernah muncul dengan aset Rp 3,771 T, jadi secara size murni, BK bukan nomor 1. Jadi statement BK terbesar itu salah kalau definisinya total aset. BK itu besar di kelasnya sendiri, tapi bukan raja size di Indonesia. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Yang bikin BK unik justru komposisi asetnya. Hampir setengah aset BK, tepatnya 45,95% dari total aset, datang dari piutang transaksi pialang pihak berelasi Rp 1,541 T, dan piutang ini tumbuh 158% dari Rp 597,17 M di 2024. Di sisi liabilitas, utang transaksi pialang pihak berelasi Rp 1,493 T dan itu menyumbang 82,73% total liabilitas Rp 1,80 T. Pola ini penting, karena neraca BK terlihat seperti cermin, piutang besar ke grup, utang besar ke grup, lalu perusahaan jadi semacam hub settlement dan brokerage untuk flow institusi. Ini berbeda dengan CC atau YP yang piutang pihak ketiganya sangat dominan, atau TRIM yang narasinya berat di repo dan pembiayaan pasar.

Kalau bicara growth, BK itu aneh tapi logis. Di satu sisi piutang pihak berelasi naik 158% dan kas naik 26,38% jadi Rp 1,345 T, jadi neracanya tumbuh karena aktivitas transaksi membesar. Tapi di sisi lain pendapatan usaha justru turun 14,82% dari Rp 164 B jadi Rp 139,83 B, dan laba bersih turun 33,8% dari Rp 120,34 M jadi Rp 79,66 M. Ini biasanya bikin orang salah paham, dikira bisnisnya melemah. Padahal ada kemungkinan besar terjadi pergeseran struktur fee, volume transaksi naik tapi yang low-margin atau non-commissionable naik lebih cepat dibanding komisi. Jadi BK bisa saja makin sibuk, tapi take rate-nya mengecil, hasil akhirnya laba turun.

Di sinilah BK mulai kelihatan beda paling tajam dibanding sekuritas lain yang sudah kita bahas, yaitu kualitas arus kas. CFO BK justru melonjak 239% YoY jadi Rp 271,5 B, dan ini lebih besar daripada laba bersih Rp 79,66 M. Ini sinyal yang jarang, karena di banyak sekuritas, laba terlihat tebal tapi CFO megap-megap. CC CFO masih negatif Rp 200,2 B, YP CFO negatif Rp 66,6 B, TRIM CFO negatif Rp 1,2 T, Stockbit CFO negatif Rp 520,09 B, SQ baru positif tapi tipis Rp 8,27 M. BK kebalikannya, laba turun, tapi kas operasional deras, berarti laba yang dicetak benar-benar cair, dan perputaran settlement-nya menghasilkan kas masuk operasional yang kuat, salah satu penopang utamanya disebut dari penerimaan lembaga kliring neto Rp 255,10 B. Kalau investor mau cari sekuritas yang paling sedikit drama mismatch laba versus kas, BK terlihat paling clean. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Namun BK juga punya risiko yang tidak dimiliki sekuritas ritel, yaitu risiko konsentrasi yang ekstrem. 84,87% pendapatan usaha tergantung satu entitas berelasi, dan hampir setengah aset juga terkait pihak itu. Kalau flow dari grup berubah, fee structure berubah, atau strategi routing order berubah, BK bisa langsung kena dampak ke pendapatan. Dari sisi ketahanan modal, BK tebal sekali, ekuitas Rp 1,55 T dan MKBD Rp 1,501 T, ini level yang membuat BK sangat nyaman untuk settlement dan sebagai counterparty. Tapi dari sisi growth terbuka, BK memang tidak dirancang buat kejar ekspansi ritel, dia lebih mirip mesin institusional yang hidup dari konsistensi flow.

Ada hal kecil tapi menarik yang biasanya diabaikan orang, BK mulai makin serius di sisi infrastruktur kantor. Capex melonjak dari Rp 255 Jt jadi Rp 10,19 B, sinkron dengan kenaikan aset hak guna dan biaya dibayar dimuka renovasi Rp 7,63 B. Liabilitas sewa naik 238% dari Rp 3,49 M jadi Rp 11,83 M, dan untuk pertama kali muncul arus kas pendanaan negatif Rp 6,84 M yang salah satunya dipicu pembayaran bunga utang sewa Rp 4,31 M. Jadi ini bukan cuma angka, ini sinyal BK menancapkan investasi fisik dan operasi jangka panjang di Indonesia, walau secara model bisnis tetap asset light dibanding sekuritas yang agresif ekspansi pembiayaan. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau disimpulkan secara argumentatif, klaim BK sekuritas terbesar di Indonesia itu keliru kalau patokannya size neraca. CC, TRIM, dan YP lebih besar dari sisi total aset, dan CC juga paling terasa skala settlement pihak ketiganya. Tapi kalau patokannya kualitas likuiditas, kekuatan kas, dan kedalaman bantalan regulasi, BK itu salah satu yang paling susah disaingi, kas Rp 1,345 T, MKBD Rp 1,501 T, CFO Rp 271,5 B yang melampaui laba bersih. Trade-off-nya jelas, BK sangat tergantung pada flow pihak berelasi, jadi growth dan laba bisa naik turun sesuai kebijakan grup, bukan semata kondisi pasar ritel. Jadi posisi BK itu bukan raja size, tapi raja ketenangan likuiditas, dan itu sering lebih penting buat bertahan di hari-hari pasar yang sedang tidak ramah.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$BBCA $BBRI $BMRI

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy