PAK MULYONO, SAHAM, DAN KETENANGAN YANG GAK VIRAL

- kisah imajiner



Di Kretek, Wonosobo, ada dua tetangga.
Rumahnya sebelahan, kopinya sama, sinyalnya sama.
Nasib investasinya? JAUH

Yang satu Pak Mulyono, petani.
Yang satu lagi Pak Roy Panci, mantan sales panci, sekarang ngaku trader.

Pak Mulyono tiap panen gak pernah pamer.
Uang hasil tembakau?
Masuk saham dikit-dikit.
Selot. Selot. Selot.

Market naik, dia beli.
Market jatuh, dia tambah beli.

Sahamnya gak heboh.
PE kecil, laba nyata, dividen rutin.

Dividen cair?
Masuk lagi beli lot.
Istrinya pernah nyeletuk,
“Pak, kok gak dibelikan emas?”

Pak Mulyono jawab pelan,
“Emas bisa beranak?
Iki saham iso ngasilke saben taun.”


Di sebelah rumah, Pak Roy beda cerita.

Setiap pagi:
“kang , SAHAM INI kayake MAU MULTI BAGGER!!!

Untung dikit update status.
Untung banyak story.

Modal kurang?
“Gadai sawah dulu, bentar.”

Full rumor.
Full margin.
Full keyakinan.

Sampai suatu hari…
layar HP isinya merah semua.

ARB.
Hari ke hari.
Minggu ke minggu.

Saham gak bisa dijual.
Sawah tinggal cerita.

Pak Roy mulai susah tidur.
Pundaknya berat.
Hatinya lelah.

Tahun berlalu.

Pak Mulyono tetap ke sawah.
Tetap beli saham pelan-pelan.
Tanpa ribut.
Tanpa pamer.

Dividen kini mengalir rutin.
Anaknya kuliah.
Sawah tetap utuh.

Suatu sore, Pak Roy duduk di teras.
Mukanya lesu.

“Ly… kok iso tenang terus?”

Pak Mulyono nyeruput kopi,
“Aku ora nglawan pasar, Roy.”

“Terus?”

“Aku nitipkan hasil kerjaku ke usaha yang bener.”



Pak Mulyono pernah bilang,

“Rejeki itu titipan.
Kalau dijaga dengan sabar,
Allah tambah.
Kalau dipaksa dengan serakah,
bisa diambil kapan saja.”

Dalam urusan harta,
yang dikejar bukan cuma untung,
tapi barokah dan ketenangan.

Karena:

Yang halal memang terasa pelan,
tapi jarang menyakitkan.

Dan yang paling penting,
Keyakinan kita tidak pernah menyuruh kita kaya cepat,
tapi menyuruh kita amanah dan sabar.


$IHSG $ASII $ADRO

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy