imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Cara Deteksi Saham Repo

Pertanyaan salah satu member External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Hari ini ada member External Community Pintar Nyangkut yang tanya tentang bagaimana cara deteksi saham repo. Cara paling mudahnya ya cek saja di laporan keuangan sekuritas.

Ada repo yang lewat sekuritas, jejaknya terang karena nongol di pos piutang transaksi repo. Ada repo yang lewat PT lain di luar sekuritas, jejaknya bisa nyamar jadi piutang lain-lain atau pinjaman, jadi investor cuma lihat angka, tapi tidak lihat collateral. Repo itu kelihatan rapi, elegan, seperti transaksi profesional. Tapi kalau salah pilih collateral dan salah pilih counterparty, rapi itu berubah jadi horor, dan horor itu biasanya menular. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Secara definisi, piutang transaksi repo itu bukan saham yang dicatat jadi aset, karena efek yang dibeli dengan janji dijual kembali tidak diakui di laporan posisi keuangan. Yang dicatat justru kas yang akan diterima, termasuk bunganya, sebagai piutang transaksi repo dan dianggap pinjaman ke pihak ketiga. Itulah alasan sekuritas lazim punya divisi khusus untuk maintenance saham repo yang nilainya besar-besar, karena sekali ada yang macet, efeknya tidak berhenti di satu meja dealing. Trauma model begini pernah menghantam pasar pada kisruh repo saham Grup Bakrie di era krisis 2008. Banyak pelaku pasar kapok, banyak yang pensiun, dan seperti biasa, setelah bertahun-tahun, orang mulai lupa karena generasi korbannya sudah berganti. Deadman tell no tale.

Saat ini masih banyak sekuritas yang menerima Repo dari nasabah. Salah satunya adalah sekuritas ZP. Piutang transaksi repo neto ZP naik dari Rp 761,23 M per 31 Des 2024 menjadi Rp 1,40 T per 30 Sep 2025. Naiknya Rp 642,75 M atau 84,44%. Ini bukan kenaikan kecil, ini loncatan. Nampaknya di 2025 ini banyak nasabah yang BU sehingga transaksi repo meroket.

Apakah semua saham yang digoreng di 2025 ini dananya dari Repo? Entahlah. 🗿

Repo bruto ZP per 30 Sep 2025 tercatat Rp 1,41 T, lalu dipotong upfront fee belum diamortisasi Rp 5,19 M, jadilah repo neto Rp 1,40 T. Di 2024 repo bruto Rp 762,60 M dan upfront fee Rp 1,37 M, jadi repo neto Rp 761,23 M. Dari sisi bunga, di 2025 ini bunga repo ZP punya rentang 9,00% sampai 16,00% per tahun, sementara 2024 range bunganya 14,00% sampai 16,00%. Batas bawah turun 5,00% poin, artinya sebagian repo 2025 bisa dipasang lebih murah, entah karena kondisi likuiditas, entah karena persaingan, entah karena strategi menarik deal. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Yang menarik, repo neto ini tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai, nilainya Rp 0,00 di dua periode. Tapi investor jangan langsung mengartikan nol itu aman. Karena ada pos lain yang jadi bukti keras bahwa repo bisa macet.

Ada piutang transaksi repo lainnya yang sudah jatuh tempo dan tidak bisa memenuhi kewajiban, lalu diparkir di piutang lain-lain dan dicadangkan penuh. Per 30 Sep 2025, nilainya Rp 113,81 M dan cadangannya Rp 113,81 M, jadi netonya Rp 0,00. Per 31 Des 2024, nilainya Rp 147,98 M dan juga dicadangkan penuh. Ini seperti sekuritas bilang begini. Repo yang sehat saya taruh di repo neto, repo yang busuk saya kunci di ruangan lain dan saya tulis nilainya nol karena sudah saya akui akan hilang.

Kalau dibedah per underlying, pola repo 2025 itu sangat terkonsentrasi. Dari total repo bruto ZP yang mencapai Rp 1,41 T, $BRMS sendiri itu nilai repo nya tembus Rp 601,11 M atau 42,66%. SSMS Rp 447,22 M atau 31,74%. Dua saham saja sudah 74,39% dari total repo di sekuritas ZP. Lalu ENRG Rp 151,98 M atau 10,78%, disusul MSIN Rp 76,36 M atau 5,42%. Sisanya remah-remah dibanding raksasa itu. ASRI Rp 40,65 M, KPIG Rp 39,03 M, BMTR Rp 38,61 M, MNCN Rp 11,14 M, PANI Rp 1,59 M, DRMA Rp 983,87 Jt. Bahkan paket blue-chip ASII, $BBCA, $BBRI, BMRI, TBIG, TLKM, AALI totalnya cuma Rp 496,89 Jt. Ini memberi sinyal jelas. Repo yang bikin deg-degan bukan yang nilainya puluhan juta, tetapi yang ratusan miliar dan numpuk di saham yang sama. Saham Bluechip pun direpokan kan.

Dari sisi nomor seri yang diisi sebagai customer no, ada dua cara bacanya. Kalau fokusnya nilai eksposur, yang paling besar adalah 00002R sebesar Rp 447,22 M, underlying-nya SSMS, frekuensi 2 transaksi. Berikutnya 00040R Rp 196,09 M underlying BRMS, lalu 00037R Rp 152,50 M BRMS, 00029R Rp 152,31 M BRMS, dan 00022R Rp 151,98 M ENRG. Kalau fokusnya frekuensi, yang paling sering muncul adalah 00012R sebanyak 7 transaksi total Rp 84,97 M, lalu 00044R juga 7 transaksi tapi totalnya cuma Rp 506,91 Jt, dan 00006R 3 transaksi total Rp 19,44 M. Ini penting karena frekuensi tinggi tidak selalu berarti risiko kredit tinggi. Yang berbahaya biasanya yang nilai totalnya besar, walau transaksinya sedikit.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Lalu soal overdue per 14 Des 2025. Berdasarkan daftar jatuh tempo yang investor tulis, total repo yang sudah melewati jatuh tempo sampai 13 Des 2025 mencapai Rp 1,16 T, sementara yang belum overdue Rp 252,70 M. Komponen overdue yang paling berat adalah SSMS 00002R jatuh tempo 11 Des 2025 sebesar Rp 412,80 M, lalu tumpukan BRMS yang jatuh tempo di Oktober sampai November 2025 yang nilainya ratusan miliar, plus blok transaksi grup MNC yang jatuh tempo 9 Okt 2025. Tetapi investor juga harus fair. Overdue berdasarkan kalender dari snapshot 30 Sep 2025 tidak otomatis gagal bayar, karena bisa saja sudah diselesaikan setelah tanggal laporan, dan investor tidak punya datapoint setelahnya di teks ini. Jadi ini lebih tepat dibaca sebagai peta kebutuhan unwind atau roll-over yang sangat besar di Q4 2025, bukan vonis gagal bayar.

Tidak semua repo itu buruk. Repo itu pada dasarnya mekanisme pendanaan. Nasabah butuh dana, lalu menggadaikan saham atau efek, itu wajar. Di pasar yang sehat, repo bisa jadi pelumas likuiditas. Sekuritas dapat yield, nasabah dapat dana cepat, pasar tetap bergerak. Masalahnya bukan di konsep repo, masalahnya di siapa yang punya akses repo, seberapa besar konsentrasinya, dan bagaimana haircut serta risk control-nya dijalankan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Di sinilah realita sosial pasar modal muncul. Akses repo bursa itu tidak banyak dan tidak merata. Investor ritel selot-selot biasanya cuma kenal dua dunia. Beli saham, lalu tunggu naik, atau kalau butuh uang ya jual. Sementara nasabah yang duitnya besar, yang tiap bulan bisa beli McLaren, punya pintu yang berbeda. Mereka bisa memonetisasi portofolio tanpa harus menjual sahamnya, bisa pakai repo untuk menambah amunisi, bisa mengatur timing, bisa menahan posisi sambil ambil cash. Ketika akses seperti ini timpang, repo bukan cuma alat pendanaan, repo jadi alat leverage yang memperlebar gap antara pelaku besar dan investor ritel. Dan ketika leverage menumpuk pada underlying yang sama, seperti terlihat pada konsentrasi BRMS dan SSMS, risiko sistemik kecil-kecilan mulai terbentuk. Bukan karena repo itu jahat, tapi karena ekosistemnya memberi power lebih besar ke segelintir pihak, sementara sebagian besar investor cuma bisa melihat jejaknya dari catatan laporan keuangan.

Repo di sekuritas ZP naik besar dan makin terkonsentrasi, itu sinyal risiko naik. Ada repo macet yang sampai dicadangkan penuh, itu bukti historis repo bisa gagal. Tenor banyak yang pendek dan jatuh tempo menumpuk, itu sinyal ketergantungan roll-over. Tetapi repo juga bisa wajar kalau manajemen risiko ketat dan collateral-nya berkualitas. Investor tinggal pilih, mau baca repo sebagai mesin likuiditas, atau mau baca repo sebagai mesin leverage. Di data ini, angka-angkanya condong ke satu kesimpulan. Ini mesin likuiditas yang sedang dipakai agresif, dan agresif selalu punya harga, yaitu konsentrasi dan disiplin risiko yang harus jauh lebih tinggi daripada biasanya. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Cek aja di sekuritas lain repo nya gimana. Semua data ini saya ambil dari laporan keuangan ZP.
📌 Piutang transaksi repo neto Sekuritas ZP
💰 30 September 2025 Rp 1,40 T
💰 31 Desember 2024 Rp 761,23 M
📈 Kenaikan Rp 642,75 M atau 84,44%
🏦 Bunga per tahun 30 September 2025 9,00%–16,00%
🏦 Bunga per tahun 31 Desember 2024 14,00%–16,00%
🧯 Cadangan penurunan nilai Rp 0,00 di dua periode

🧾 Rekonsiliasi bruto ke neto repo
🧮 Bruto 30 September 2025 Rp 1,41 T
🧩 Upfront fee belum diamortisasi Rp 5,19 M (0,37% dari bruto)
✅ Neto jadi Rp 1,40 T

🧮 Bruto 31 Desember 2024 Rp 762,60 M
🧩 Upfront fee belum diamortisasi Rp 1,37 M (0,18% dari bruto)
✅ Neto jadi Rp 761,23 M

⚠️ Repo bermasalah dan full cadangan
🧨 30 September 2025 bruto Rp 113,81 M dicadangkan penuh
🧨 31 Desember 2024 bruto Rp 147,98 M dicadangkan penuh
📉 Turun Rp 34,18 M atau minus 23,10%
💡 Ini sinyal penting, repo tanpa cadangan belum tentu aman, karena ada riwayat repo jatuh tempo yang ujungnya gagal bayar.

🧩 Daftar piutang transaksi repo pihak ketiga 30 September 2025 total bruto Rp 1,41 T
🟫 BRMS Rp 152,31 M jatuh tempo 22 Oktober 2025
🌿 SSMS Rp 447,22 M jatuh tempo 21 November–11 Desember 2025
⛽ ENRG Rp 151,98 M jatuh tempo Februari–Maret 2026
🏝️ PANI Rp 1,59 M jatuh tempo Desember 2025
📺 Grup MNC (KPIG, MNCN, MSIN, BMTR) total Rp 39,03 M jatuh tempo 9 Oktober 2025
🏙️ ASRI Rp 40,65 M jatuh tempo 17 Oktober 2025
🚗 DRMA Rp 983,87 Jt jatuh tempo 24 Oktober 2025
🟢 Saham blue-chip (ASII, BBCA, BBRI, BMRI, TBIG, TLKM, AALI) total Rp 496,89 Jt jatuh tempo 17 Oktober 2025

🧩 Daftar piutang transaksi repo pihak ketiga 31 Desember 2024 total bruto Rp 762,60 M
🌿 SSMS Rp 150,88 M jatuh tempo 17 Maret 2025
🟫 BRMS Rp 214,77 M jatuh tempo Maret–Juni 2025
⛽ ENRG Rp 127,21 M jatuh tempo Februari–Maret 2025
📺 Grup MNC (BMTR, MNCN, MSIN, KPIG) Rp 129,59 M jatuh tempo Januari–Maret 2025
🏝️ PANI Rp 45,69 M jatuh tempo Januari–Februari 2025
🏙️ ASRI Rp 40,20 M jatuh tempo Januari 2025

🧠 Konsentrasi jaminan repo 30 September 2025
🟫 BRMS total Rp 601,11 M (42,66%)
🌿 SSMS total Rp 447,22 M (31,74%)
⛽ ENRG total Rp 151,98 M (10,78%)
🔥 Tiga saham ini menguasai 85,18% dari seluruh repo bruto
💡 Ini yang bikin investor waspada — repo-nya terlalu terkonsentrasi pada saham yang itu-itu saja.

🏷️ Identifikasi nomor nasabah (Customer No)
🧾 Nomor seperti 00002R, 00012R bukan nomor nasabah asli, tapi nomor seri efek, jadi interpretasi harus hati-hati.

💣 Nomor seri dengan eksposur nilai terbesar per 30 September 2025
🥇 00002R Rp 447,22 M (SSMS, 2 transaksi)
🥈 00040R Rp 196,09 M (BRMS, 2 transaksi)
🥉 00037R Rp 152,50 M (BRMS, 1 transaksi)
🏅 00029R Rp 152,31 M (BRMS, 1 transaksi)
🏅 00022R Rp 151,98 M (ENRG, 2 transaksi)

🔁 Nomor seri dengan frekuensi transaksi terbanyak
🟦 00012R 7 transaksi Rp 84,97 M (KPIG, MNCN, MSIN, BMTR)
🟨 00044R 7 transaksi Rp 506,91 Jt (ASII, BBCA, BBRI, BMRI, TBIG, TLKM, AALI)
🟩 00006R 3 transaksi Rp 19,44 M (KPIG, MNCN, MSIN)

⏰ Status overdue per 14 Desember 2025
🧮 Total repo bruto Rp 1,41 T
🚨 Overdue jatuh tempo sampai 13 Desember 2025 Rp 1,16 T (82,06%)
✅ Belum overdue jatuh tempo 14 Desember 2025 ke atas Rp 252,70 M (17,94%)
🧠 Overdue tidak otomatis gagal bayar, bisa jadi roll-over. Tapi dominasi overdue menunjukkan repo dijadikan fasilitas berputar, bukan transaksi pendanaan sesaat.

🧩 Portofolio efek neto
📦 30 September 2025 Rp 372,39 M
📦 31 Desember 2024 Rp 123,23 M
📈 Naik Rp 249,16 M atau 202,19%
📈 Saham pihak ketiga Rp 74,56 M
🏛️ Obligasi pemerintah Rp 120,18 M
🧾 Obligasi korporasi Rp 177,68 M
🧯 CKPN portofolio Rp 26,25 Jt
🟢 Unrealized gain saham Rp 1,14 M
🔻 Unrealized loss obligasi Rp 624,00 Jt

🧾 Piutang nasabah neto
🧾 30 September 2025 Rp 3,65 T
🧾 31 Desember 2024 Rp 1,03 T
📈 Naik Rp 2,61 T atau 252,69%
🤝 Pihak berelasi Rp 2,39 T
👤 Non-kelembagaan pihak ketiga Rp 1,13 T
🏢 Kelembagaan pihak ketiga Rp 144,64 M
🧯 CKPN Rp 13,93 M

🧾 Utang nasabah
🧾 30 September 2025 Rp 3,09 T
🧾 31 Desember 2024 Rp 858,82 M
📈 Naik Rp 2,23 T atau 259,27%
🤝 Kelembagaan pihak berelasi Rp 2,39 T
👤 Non-kelembagaan pihak ketiga Rp 447,21 M
🏢 Kelembagaan pihak ketiga Rp 246,03 M

⚖️ Repo itu normal sebagai alat likuiditas, apalagi untuk nasabah besar.
🚩 Tapi kombinasi berikut patut dicurigai:
🎯 Repo naik 84,44% dalam 9 bulan
🧲 Konsentrasi jaminan berat di BRMS dan SSMS
🧨 Ada repo gagal bayar yang sudah full impairment — artinya risiko repo itu nyata, bukan teori.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy