#9
Min, 14 Des 2025
Kenapa Anak Muda Zaman Now Masih "Buta" Soal Investasi? FOMO iPhone 17 Pro Max vs Dana Pensiun yang Terlupakan π€·
Halo Boy π Bayangkan ini: Kamu lagi scroll Sosmed, tiba-tiba temen lo post foto baru pamer iPhone 17 Pro Max yang kinclong, captionnya "Upgrade life, no regrets! πΈ". Lo langsung FOMO (Fear Of Missing Out), langsung klik paylater, cicil Rp2 jutaan per bulan. Mantap kan? Tapi, besoknya? Lo bilang, "Gpp, besok cari uang lagi deh." Realistis? Iya. Tapi, lo lupa satu hal: pensiun lo umur 60 tahun lagi, dan tabungan lo sekarang cuma buat beli gadget yang nilainya drop 30% setahun kemudian.
Ini realita anak muda Indonesia 2025.
- Survei SNLIK 2025 bilang, indeks literasi keuangan buat usia 15-17 tahun cuma 51,68% jauh di bawah rata-rata nasional 66,46%.
- Gen Z bahkan lebih parah, cuma 44,04% yang paham dasar-dasar keuangan.
Padahal, lo pada udah dominan di pasar modal 55% investor ritel adalah Gen Z Kok bisa melek akses, tapi buta konsep? Mari kita bedah bareng
1. Gaya Hidup Instan: "Beli Dulu, Bayar Kemudian" Jadi Motto Baru
Anak muda sekarang hidup di era "YOLO" (You Only Live Once), tapi sering lupa "YORO" (You Only Retire Once). Tekanan sosial media bikin lo rela cicil barang branded yang "value-nya ilusif". Contoh? iPhone 17 Pro Max tadi harga Rp25 juta, tapi lo bayar Rp1 juta/bulan via paylater. Hasilnya? 58% Gen Z pake pinjol buat gaya hidup, bukan investasi produktif.
Kenapa gini? FOMO! Lo takut ketinggalan tren, padahal gadget itu depreciasi cepet.
Bayangin kalau duit cicilan itu dialihin ke reksa dana saham dalam 10 tahun, bisa nambah Rp50 juta lebih (asumsi return 10% tahunan). Bukan cuma duit, tapi mindset shift dari "beli sekarang" ke "bangun aset besok".
2. Tekanan Ekonomi: "Besok Cari Uang Lagi" vs. Realita Inflasi Gila
Lo denger kata-kata itu tiap weekend? "Gpp, besok cari uang lagi." Santai sih, tapi inflasi 2025 lagi naik 3-4% per tahun, sementara gaji fresh grad cuma Rp5-7 juta. Hasilnya? Skor Financial Fitness Index (FFI) anak muda turun di 2025, gara-gara biaya hidup naik tapi tabungan nol.
Ini kayak main game survival, tapi tanpa save point. Banyak Gen Z yang manajemen keuangan buruk nggak catet pengeluaran, langsung boros buat kopi Rp50 ribu/hari. Dampak? Hidup terkekang, stres, bahkan terjebak pinjol ilegal.
Saya saranin: Mulai dari "rule 50/30/20" 50% kebutuhan, 30% wants, 20% tabungan/investasi. Simple, tapi powerful!
3. Kurangnya Pendidikan: Sekolah Ngajarin Matematika, Bukan "Matematika Duit"
Sekolah lojarin rumus integral, tapi nggak ada kelas "Investasi 101". Hasilnya? Banyak yang bingung mulai dari mana: Saham? Reksa dana? Kripto? OJK bilang, inklusi keuangan 85%, tapi literasi cuma 49% artinya lo pada akses app investasi, tapi nggak paham risikonya.
Dampaknya? Hidup Terkekang, Pensiun Jadi Momok
Akibat FOMO dan literasi rendah, banyak anak muda umur 25 udah punya utang konsumtif Rp10-20 juta.
Pensiun? Lupa total. Padahal, kalau mulai investasi Rp1 juta/bulan sekarang (return 8%), umur 50 lo bisa punya Rp1 miliar.
Tapi kalau terus "besok cari uang lagi", pensiun lo bakal ngandelin anak cucu. Sedih, kan?
Yuk melek investasi mulai sekarang βΊοΈπ
Disclaimer: Ini opini pribadi berdasarkan data publik, bukan rekomendasi beli/jual. DYOR & konsultasi advisor ya!
$IHSG $GOTO $DEWA