Jenis Grup / Kelas Komunitas Saham
Akhir-akhir ini sudah mulai menjamur grup-grup investasi saham dengan berbagai platform-nya. Ada yang gratis, ada yang berbayar dan ada juga yang kombinasi keduanya. Didukung oleh $IHSG yang terus membentuk ATH dan banyak influencer maupun retail yang pamer return ratusan persen di saham-saham tertentu membuat hingar bingar investasi saham mulai naik daun lagi sejak era pandemi covid 19. Saya tidak anti dengan grup-grup saham tertentu, bahkan saya juga pernah ikut beberapa grup membership berbayar beberapa kali. Diantara grup tersebut saya akui ada yang kualitasnya TOP dan ada yang kurang (menurut saya pribadi).
Ciri-ciri beberapa grup saham yang pernah saya ikuti diantaranya adalah :
1. Kelas yang fokus kasih ikan saja.
Grup / kelas ini yang sangat saya hindari, karena kita gak bakal tambah ilmu disini. Kita hanya diberi stockpick saham A, B, C buy di sekian, sell di sekian dll. Grup ini mungkin cocok buat mereka yang emang segitu sibuknya (atau malesnya) sehingga gak percaya diri dan gak bisa mencari stockpick sendiri. Boleh-boleh saja join grup seperti ini jika memang terbukti kinerjanya perform beneran. Tapi rata-rata jarang yang kasih liat kinerja NAV-nya kecuali sesekali pamer bager di suatu posisi tertentu.
2. Kelas yang kasih ikan dan pancing-nya.
Grup ini lebih mendingan, kita diajari juga cara mancingnya gimana biar dapet ikan yang gede selain seringkali juga dikasih “ikan”nya juga untuk contoh.
3. Grup yang kasih ikan, pancing dan cara olah ikan.
Nah, grup yang kayak gini yang langka tapi memang ada. Kita akan banyak dapet ilmu dan bisa berkembang jika ikut grup yang model ini. Baik dengan pendekatan teknikal maupun fundamental atau apapun itu.
Masalahnya seringkali yang jadi tujuan dari para member yang bergabung adalah “ikan”nya itu tadi. Dan memang tak bisa dipungkiri jika suatu grup saham tanpa dikasih ikan ya gak bakalan laku. OK gak masalah hanya fokus ke ikannya saja tapi paling tidak owner grup saham itu update juga kondisi ikannya ke para member (mengolah ikan). Jangan waktu dibahas dan rekomen buy saja dikasih taunya, sedangkan saat sell diem-diem dulu baru nanti habis jualan info ke para member. Berikan alasan kenapa harus buy dan kenapa harus sell, itu lebih baik dan membuat membernya upgrade ilmu. Tahu alasan beli, harus tahu alasan jual, tanpa itu kita hanya akan terombang-ambing terus dimarket yang kejam ini.
Selain itu ada juga faktor “kecocokan style” antara mentor dengan membernya, jujur saya pernah join grup yang menurut saya mentor dan metode yang dipakai sangat JOS dan terbukti Outperform. Namun disaya sendiri malah gak kemana-mana, setelah saya evaluasi ya memang metodenya (style) saja yang saya gak cocok. Tapi saya tetap respect dengan grup tersebut.
Bisa mandiri dalam stockpicking dan mengatur portofolio pribadi agar terus berkembang dengan drawdown yang terukur dalam jangka panjang yang konsisten itu jadikan tujuan utama kita bergabung dalam suatu komunitas saham baik itu yang free ataupun yang berbayar. Tanamkan dalam diri kita dengan atau tanpa dengan grup / influencer tertentu kita tetap dapat terus growth kinerja NAV-nya. Bertahanlah selama mungkin di market.
$INET $ARCI