When a Crystal Ball Isn’t Enough to Make You Rich
Pada bulan November 2023, Victor Haghani, James White, dan Jerry Bell menjalankan eksperimen pengawasan langsung yang melibatkan 118 orang dewasa muda yang terlatih di bidang keuangan. Mereka menyebut eksperimen itu "The Crystal Ball Challenge." Mereka memberi setiap peserta USD 50 dan kesempatan untuk menumbuhkan modal itu dengan memperdagangkan indeks S&P 500 dan obligasi Treasury AS 30 tahun dengan informasi halaman depan Wall Street Journal (WSJ) 1 hari sebelum korannya terbit, tetapi dengan data harga saham dan obligasi digelapkan (disensor).
Permainan ini mencakup 15 hari, satu hari untuk setiap tahun dari 2008 hingga 2022. Para pemain dalam eksperimen yang diawasi ini tidak melakukannya dengan baik, meskipun memiliki halaman depan surat kabar 36 jam sebelumnya. Sekitar setengah dari mereka kehilangan uang, dan satu dari enam benar-benar bangkrut.
Rata-rata saldo akhir keseluruhan peserta hanya USD 51,62 (keuntungan hanya 3,2%), yang secara statistik tidak dapat dibedakan dari impas. Hasil yang buruk adalah produk dari:
*tidak menebak arah saham dan obligasi dengan baik
*sizing bet yang buruk.
Para trader ini menebak arah saham dan obligasi dengan benar hanya 51,5% dari sekitar 2000 trade yang mereka lakukan. Mereka menebak arah obligasi dengan benar 56%, tetapi bertaruh lebih sedikit dari modal mereka pada obligasi daripada pada saham. Mungkin halaman depan WSJ bukanlah bola kristal yang sangat jelas, atau para pemain tidak terlalu mahir membacanya. Ditambah lagi dengan ketidaktahuan para pemain dalam sizing taruhan mereka dengan baik.
Pada 8 dari 30 peluang trade, 2 pemain secara agregat terekspose pada peluang 2 banding 1 untuk benar dalam taruhan mereka, tetapi mereka tidak bertaruh lebih banyak pada kesempatan tersebut. Banyak pemain menggunakan leverage yang berlebihan, relatif terhadap edge yang ditunjukkan dalam menebak arah pasar.
Pada sekitar 30% dari jumlah total hari di mana pemain trading, mereka menggunakan leverage lebih besar dari 20x modal. Pada 4% dari total kesempatan, mereka menggunakan leverage 60x atau lebih tinggi, yang memiliki kemungkinan sangat tinggi untuk “wiped out” jika mereka salah menebak. Singkatnya, hanya ada sedikit logika atau alasan yang terlihat dari keputusan sizing dalam trading mereka.
Percobaan ini menunjukkan bahwa bahkan dengan keunggulan informasi sekalipun tidaklah menjamin seorang trader akan berhasil dengan baik dalam tradingnya. Informasi juga tidak serta-merta ter-translate ke dalam pergerakan harga di pasar.
Bias perilaku seringkali ditempatkan di atas logika dan statistika. Overconfidence dan mentalitas judi melampaui rasionalitas, menyebabkan manajemen uang yang buruk, yang berujung pada hasil yang suboptimal.
“He who lives by the crystal ball will eat shattered glass.” — Ray Dalio
“I conjecture that If you gave an investor the next day’s news 24 hours in advance, he would go bust in less than a year” — Nassim Nicholas Taleb
Info lengkap eksperimen ini dapat dibaca di https://cutt.ly/HtppHm16
$BBCA $BUMI $BRMS
