Universe $WIFI Part II ($TBIG, CENT, dan $LINK)
Mohon izin melanjutkan coretan saya yang kemarin.
Pada cerita kemarin, sebagaimana kiata ketahui bersama, awal mula dari perjalanan WIFI memenangkan lelang frekuensi adalah melalui PT Telemedia Komunikasi Pratama (Mantan anak perusahaan YELO). Kemudian WIFI menunjuk INET,. Lalu INET bekerjasama dengan KETR. Setelah memastikan tulang punggung telekomunikasi dan bandwitdth aman melalui INET dan KETR. Untuk lebih memastikan ketersediaan jaringan maka yang dilakukan WIFI adalah dengan menggandeng LINK.
LINK bisa dipandang sebagai “calon mesin serat optik raksasa” yang suatu saat bisa meng-upgrade skala Internet Rakyat dari proyek besar menjadi infrastruktur nasional penuh. Saat ini LINK masih berada di bawah kendali grup Axiata/XL dan berperan sebagai FibreCo dengan jutaan homepass FTTH yang juga disewakan ke berbagai ISP, termasuk WIFI, sehingga secara praktis ia sudah menjadi salah satu pemasok jaringan optik yang dapat dipakai ekosistem WIFI untuk memperluas layanan B2C berbasis fiber. Jika rencana divestasi Axiata berujung pada kesepakatan akuisisi oleh konsorsium yang di dalamnya ada WIFI, maka posisi LINK akan bergeser dari sekadar mitra menjadi tulang punggung FO internal universe WIFI: backbone metro, jutaan homepass, dan kapasitas jaringan yang bisa langsung dikonversi menjadi pelanggan Internet Rakyat dan produk FTTH lain di puluhan kota.. Axiata sedang melakukan divestasi bertahap dan sebagaimana kita ketahui bersama WIFI bersama I Squared Capital sebagai kandidat utama pembeli mayoritas saham LINK dengan nilai sekitar US$1 miliar. Meskipun belum pasti, kita rasa siapa tahu pemenangnya, bahkan sebelum proses bidding selesai. Hehehehe…
Langkah strategis selanjutnya untuk meningkatkan coverage/jangkauan adalah dengan menggandeng kerjasama dengan pihak penyedia BTS/Menara komunikasi karena WIFI membutuhkan ribuan titik untuk menempatkan perangkat FWA/5G Internet Rakyat 100 Mbps. Di sinilah TBIG dan CENT masuk. Sebagaimana kita ketahui bersama, TBIG adalah pemain yang menyediakan tulang punggung menara skala nasional, sementara CENT adalah spesialis yang mengisi celah-celah strategis dengan kombinasi tower + jaringan serat optik.
WIFI memilih TBIG dan CENT karena portofolio puluhan ribu menara dari keduanya. TBIG memberi WIFI akses cepat ke lokasi di kota-kota besar dan koridor utama (Jika dilihat dari jumlah menara, maka TBIG yang terbanyak dan terluas jangkauanannya), sedangkan ribuan menara CENT plus jaringan fibernya membantu membawa layanan ini lebih dalam ke area yang butuh backhaul kuat dan in-building coverage.
Peran keduanya tidak sama, tetapi saling melengkapi. TBIG adalah “MESIN SKALABILITAS”: jaringan menara besar, tenancy ratio tinggi, dan pengalaman panjang melayani operator seluler membuat roll-out Internet Rakyat bisa dilakukan cepat dan masif, tanpa WIFI harus membangun tower sendiri dari nol. CENT, di sisi lain, adalah “SENJATA TAKTIS”: selain menara, CENT MEMBAWA JARINGAN OPTIK METRO YANG DAPAT DIJADIKAN BACKHAUL DAN FONDASI untuk titik-titik FWA di lokasi yang menuntut kombinasi tower + fiber. Bagi WIFI, TBIG memastikan LEBAR DAN KETINGGIAN JANGKAUAN, sedangkan CENT memastikan KEDALAMAN DAN KUALITAS KONEKTIVITAS. Hasilnya, universe WIFI bukan sekadar perusahaan yang punya frekuensi 1,4 GHz, tetapi sebuah ekosistem di mana TBIG dan CENT menjadi dua pilar infrastruktur yang memungkinkan mimpi Internet Rakyat—100 Mbps terjangkau bagi jutaan rumah tangga—menjadi lebih realistis secara teknis maupun bisnis.
Untuk perkiraan harga saham..
WIFI kalau ke 10.000 saya yakin sangat gampang
INET ke 4000 pasti bisa
KETR ke 5000 bukan masalah yang besar
LINK ke 5000, pastilah bisa.
TBIG ke 2200 ya pasti bisa.
PADA ke 400, gampang bingits..
Berkaitan dengan prediksi harga itu adalah khayalan dan saya saja. Jangan dianggap serius.
Disc On
Bukan ajakan jual/Beli
Silahkan analisis Mandiri, dan pelajari mendalam sebelum ambil keputusan
Ingat, dalam setiap satu rupiah uang yang kita investasikan dalam saham, disana dititipkan juga doa dan harapan dari kita dan keluarga kita. Jadi hati hatilah dalam berinvestasi.
