imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Seandainya Dulu Waktu Awal Tahun All In Full Margin Gadai Rumah Tetangga di Saham Rugi $BUVA Ketimbang All In di Saham Fundamental $BBCA dan $ADRO, Apa yang Akan Terjadi? Apakah Bisa Beli McLaren Baru? 馃

Bayangkan awal tahun 2025 ada tiga pintu. Pintu pertama BBCA dengan label bank paling aman, dividen sekitar 3%. Pintu kedua, ADRO yang digembar-gemborkan rajin bagi dividen sekitar 10% sehingga terasa menarik buat pemburu passive income. Pintu ketiga, BUVA yang waktu itu harganya cuma sekitar 49 sampai 50, tidak ada dividen, track record penuh drama. Investor pegang uang 100 juta dan memilih jalan yang dianggap rasional, masuk ke BBCA atau ADRO, duduk tenang karena merasa sudah membeli emiten papan atas yang berfundamental. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Pertama, 100 juta all in ke BBCA. Secara harga, BBCA year to date sekitar minus 16,28%. Investor dapat dividen sekitar 3%. Kalau dihitung total, kinerja bersihnya kira kira minus 13,28%. Artinya 100 juta sekarang tinggal kurang lebih 86,72 juta. Ada dividen yang mampir ke rekening, tetapi secara kekayaan total masih tekor lebih dari 13 juta. Psikologinya, investor merasa sudah memilih bank yang paling sehat, tapi tetap saja setiap buka aplikasi yang terlihat angka merah.

Kedua, 100 juta all in ke ADRO yang dikenal rajin bagi dividen. Harga ADRO year to date sekitar minus 24,49%. Dividen yang dibagikan sekitar 10% dari modal awal. Kalau digabung, total return kira kira minus 14,49%. Jadi 100 juta berubah menjadi sekitar 85,51 juta. Dividen 10 juta sudah di tangan, tetapi nilai saham turun lebih dalam. Banyak investor yang masuk karena tergiur dividen merasa seperti jalan di tempat, bahkan mundur, karena capital loss lebih besar dari dividen yang diterima.

Ketiga, skenario yang bikin semua orang geleng kepala, 100 juta dimasukkan ke BUVA di harga awal sekitar 49. Sekarang BUVA di 1.595, naik sekitar 3.090%. Itu artinya modal berkembang kurang lebih 31,9 kali. Seratus juta berubah jadi sekitar 3,19 miliar, tanpa perlu dividen sepeser pun. Ini tipe skenario yang kemudian dipakai pasar untuk menyiksa batin investor lain. Yang pegang BBCA dan ADRO merasa seperti pekerja keras yang gajinya dipotong, sementara tetangga yang beli BUVA seperti menang undian berhadiah miliaran. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau tiga angka ini ditaruh di satu meja, BBCA memberi kombinasi minus harga dan dividen kecil, ADRO memberi minus harga yang lebih dalam dengan dividen besar, BUVA memberi jackpot yang hampir tidak masuk akal. Dari sisi logika bisnis, BBCA dan ADRO jelas punya fondasi yang jauh lebih kuat. Tapi dari sisi grafik, di 2025 ini pasar seolah bilang yang nekat ke BUVA lah yang paling benar. Di titik ini muncul penyesalan kolektif. Investor yang memilih BBCA akan berkata seandainya dulu sedikit lebih agresif. Investor yang memilih ADRO akan berkata seandainya tidak silau dividen. Padahal tidak ada yang bisa tahu dari awal bahwa BUVA akan lari sejauh itu.

Inti cerita yang sering terlupa, tiga pilihan ini sebenarnya tiga jenis permainan yang berbeda. BBCA itu permainan jangka panjang dengan ekspektasi pertumbuhan moderat dan dividen stabil. ADRO itu permainan siklus komoditas, dividen besar tetapi harga bisa naik turun liar mengikuti harga batubara dan sentimen energi. BUVA itu permainan spekulasi ekstrem, bisa multi bagger, bisa juga habis tanpa sisa. Kalau investor tidak sadar sedang bermain game yang mana, wajar kalau ujungnya penuh penyesalan. Bukan karena angkanya, tetapi karena hati selalu membandingkan realita 86 juta atau 85 juta dengan fantasi 3,19 miliar yang sebenarnya tidak pernah dimiliki. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ilusi di saham mulai bekerja begitu grafik sudah terbentuk rapi di layar, sedangkan keputusan dulu diambil dalam keadaan serba tidak pasti. Sekarang investor melihat BBCA turun sekitar 16,28 persen, ADRO turun sekitar 24,49 persen, lalu BUVA terbang sekitar 3.090 persen. Otak langsung memutar cerita seandainya. Seandainya dulu seratus juta masuk ke BUVA, sekarang jadi kurang lebih tiga koma satu sembilan miliar. Seandainya tidak tergoda dividen BBCA tiga persen atau dividen ADRO sepuluh persen. Padahal saat awal tahun, tidak ada tulisan di layar yang bilang BUVA nanti jadi multibagger, sama sekali tidak ada kepastian. Tidak ada yang punya mesin waktu. Tapi kalau yang punya kenalan bandar, mungkin beda ceritanya. 馃椏

Ilusi pertama adalah ilusi masa lalu yang seolah sudah jelas. Setelah melihat hasil, otak mengedit memori dan merasa pilihan yang benar dari awal sebenarnya mudah. Ini yang bikin investor berkata dalam hati, ah, harusnya dulu pilih BUVA saja. Padahal waktu itu informasinya kabur. Laporan keuangan BUVA penuh tanda tanya, likuiditas tipis, dan tidak ada satu pun yang bisa menjamin harga naik tiga puluh kali lipat. Karena grafik sudah jadi, otak lupa betapa gelapnya situasi dulu, lalu menggambar ulang masa lalu seperti film yang sudah di spoiler.

Ilusi kedua adalah ilusi kontrol. Jangan hapus huruf R. Investor merasa seandainya dulu beli BUVA, pasti juga bisa jual di atas, pokoknya dekat harga seribu lima ratus. Kenyataannya, kalau benar benar beli di harga sekitar lima puluh, sangat besar kemungkinan sudah jual ketika naik seratus persen atau dua ratus persen karena ketakutan kehilangan cuan. Sangat sedikit orang yang bisa menahan saham yang sudah naik seribu persen, apalagi tiga ribu persen, tanpa panik ingin kunci profit. Jadi angka tiga koma satu sembilan miliar itu sebenarnya fantasi terbaik, bukan skenario yang realistis. Ilusi ini bikin penyesalan terasa jauh lebih pedih dibanding fakta yang mungkin terjadi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ilusi ketiga adalah ilusi peluang tanpa risiko. Investor fokus pada hasil BUVA yang sukses, tetapi lupa bahwa banyak saham sejenis yang tidak naik dan bahkan hancur. BUVA yang naik ribuan persen adalah pemenang lotre yang selamat, sementara ratusan nama lain yang gagal tidak pernah masuk ke timeline. Ini namanya survivorship bias. Karena hanya pemenang yang muncul di layar, otak mengira peluang jackpot itu seolah tinggi dan aman, sehingga semua pilihan lain terasa bodoh, padahal mayoritas gorengan justru berakhir di dasar jurang.

Ilusi keempat adalah ilusi perbandingan satu lawan satu. Investor membandingkan hanya tiga angka. BBCA yang sekarang membuat seratus juta menyusut jadi sekitar delapan puluh enam koma tujuh dua juta. ADRO yang membuat seratus juta tinggal sekitar delapan puluh lima koma lima satu juta. BUVA yang mengubah seratus juta menjadi miliaran. Dengan membatasi perbandingan hanya ke tiga skenario ini, otak lupa bahwa di alam nyata investor bisa saja menyebar dana ke beberapa saham, bisa salah beli, salah waktu, atau bahkan tidak berani masuk sama sekali. Dunia nyata jauh lebih berantakan daripada tiga angka rapi di kertas. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ilusi kelima adalah ilusi bahwa dividen menjamin ketenangan. Di atas kertas, BBCA dengan dividen tiga persen dan ADRO dengan dividen sepuluh persen terdengar menenangkan. Dalam praktik, capital loss bisa menghapus efek dividen berkali kali lipat. Seratus juta di BBCA dapat dividen tiga juta tetapi harga turun lebih dari enam belas juta. Seratus juta di ADRO dapat dividen sepuluh juta tetapi harga turun sekitar dua puluh empat juta. Namun karena labelnya saham dividen, banyak investor masuk tanpa menyiapkan mental bahwa grafik bisa turun sedalam itu. Saat kenyataan tidak sesuai label, kepala mudah sekali masuk ke mode marah dan menyesal.

Semua ilusi ini bekerja lewat satu pintu yang sama, yaitu kebiasaan membandingkan realita dengan skenario imajiner yang sempurna. Realita investor mungkin sekarang pegang saham minus belasan persen tetapi masih punya modal. Skenario imajiner berkata seharusnya modal itu sudah jadi tiga miliar. Selisih antara dua dunia ini adalah bahan baku utama rasa sakit. Padahal dunia imajiner itu tidak pernah benar benar terjadi. Itu hanya garis khayalan yang digambar setelah mengetahui hasil akhir. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Supaya ilusi ini tidak menguasai hidup, investor perlu kembali ke satu hal sederhana. Yang bisa dikontrol hanyalah proses, bukan hasil tunggal satu saham. Lagi - lagi, jangan hapus huruf R. Kalau dari awal sadar bahwa memilih BBCA artinya memilih stabilitas dengan risiko tetap bisa rugi. Memilih ADRO artinya masuk ke permainan siklus komoditas. Memilih BUVA artinya ikut undian yang bisa kosong bisa jackpot. Maka apa pun hasilnya nanti, penyesalan jauh lebih kecil karena risiko sudah diterima sejak awal. Ilusi mulai kehilangan tenaga begitu investor berhenti menyiksa diri dengan kata seandainya dan mulai fokus pada pertanyaan yang lebih berguna, yaitu ke depan modal yang tersisa mau dikelola dengan cara bagaimana.

Tetap semangat Nyangkut kawan. Dunia belum berakhir hanya karena Nyangkut. 馃

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit 路AboutContactHelpHouse RulesTermsPrivacy