Gengsi Nyangkut atau Gengsi Cutloss?
Banyak investor yang sekarang terjebak di fase denial dan anger. Ceritanya sederhana. Dulu beli saham cuma karena rame di grup, lihat influencer bilang ini bank atau emiten fundamental kuat, langsung ikut ramai ramai masuk. Tidak pernah hitung valuasi, tidak pernah baca laporan keuangan, tidak punya rencana kalau harga turun berapa harus keluar.
Sekarang harga nyangkut belasan persen, tiap buka aplikasi rasanya mau marah, tapi bukan marah ke diri sendiri, malah marah ke pasar, ke bandar, ke pemerintah, ke suku bunga. Ini bentuk denial. Otak menolak mengakui bahwa sumber masalah utamanya adalah keputusan beli yang asal ikut arus tanpa analisis pribadi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Denial ini bikin investor bertahan di saham bukan karena yakin, tapi karena tidak siap mental mengakui salah. Kalimat yang muncul di kepala mirip seperti ini. Pasar lagi tidak waras, nanti juga balik naik, ini cuma digoyang bandar. Padahal kalau jujur, investor sendiri sebenarnya bingung. Mau hold karena apa, tidak tahu. Mau cutloss juga bingung, patokannya apa.
Yang ada hanya rasa tidak rela melihat angka minus berubah jadi angka rugi nyata ketika tombol jual ditekan. Akhirnya diam di tengah, tidak benar benar hold dengan keyakinan, tidak juga cutloss dengan sadar. Cuma scroll portofolio sambil kesel.
Fase anger muncul ketika lihat saham lain terutama gorengan malah terbang. Saham sendiri merah, tapi saham receh yang bisnisnya tidak jelas bisa naik puluhan persen dalam beberapa hari. Di situ emosi meledak. Investor merasa pasar tidak adil. Yang dipelajari soal fundamental seolah tidak ada gunanya. Mulai muncul sumpah serapah di grup dan komentar di media sosial. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Padahal lagi lagi akar masalahnya sama. Dari awal masuk hanya ikut suara orang lain, jadi ketika harga bergerak berlawanan, tidak ada kompas internal yang bisa dijadikan pegangan. Tidak punya alasan kuat untuk bertahan, juga tidak punya dasar jelas untuk keluar.
Kondisi seperti ini sangat sering terjadi ketika keputusan investasi lahir dari ikut ikutan, bukan dari proses mikir sendiri. Kalau sejak awal tidak pernah menulis alasan beli, tidak punya target harga, tidak punya batas rugi, maka begitu badai datang, kepala langsung penuh noise. Setiap berita bisa mengubah mood. Hari ini ada analisis positif, investor semangat hold. Besok ada sentimen negatif, langsung ingin jual semua. Hidupnya ditarik ulur oleh opini orang lain, bukan oleh rencana pribadi.
Mau nyangkut atau cutloss sebenarnya pilihan bebas. Pasar tidak pernah memaksa. Yang penting investor ikhlas dan paham risiko di balik pilihan itu. Kalau memilih hold, lakukan karena sudah menghitung ulang, paham bisnisnya, dan siap kalau butuh waktu panjang. Kalau memilih cutloss, lakukan karena sadar bahwa uang lebih berguna dipindahkan ke peluang lain, bukan karena panik sesaat.
Kuncinya bukan di hasil satu transaksi, tetapi di kemampuan berdamai dengan konsekuensi. Selama keputusan diambil dengan sadar, bukan sekadar ikut ikutan, maka rugi sekalipun terasa lebih ringan. Yang paling berat justru ketika saldo turun, emosi meledak, tapi investor sendiri tidak tahu kenapa dulu beli dan tidak tahu kenapa sekarang masih pegang. Itu bukan investasi, itu hanya tersesat di pasar tanpa peta. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$ADRO $ADMR $AADI
1/10









