Untuk memperkuat thesis @athira mengenai $BHIT dan ini jelas analisa IQ super dari beliau, memang benar OJK mengatur bahwa private placement tidak boleh di bawah nilai nominal 100 dan disinilah angka keramat tersebut berperan penting. Menjelaskan juga kenapa sejak 2024, HT sendiri terus melakukan akumulasi hingga saat ini memiliki 3% lebih. Kalau kita lihat bahwa angka BV 200 sudah menjadi margin of safety buat investor dan kalau kita menerapkan diskon saham konglomerat (50% BV) maka angka 100 sebetulnya tidak sulit dicapai.
Dan setuju juga bahwa dengan adanya pembelian treasury stock, maka harga sangat besar kemungkinan perlu diadjust di atas harga modal dan biasanya deadline untuk dijual kembali 5 tahun setelah beli (tapi bisa sampai maksimal 6 tahun dengan kondisi tertentu) menurut POJK 30/2017. Pada waktu itu, HT mengumumkan akan memperpanjang buyback hingga 2021 dengan harga maksimal 135.
Sejarah mencatat saham pernah mencapai angka 600 di tahun 2013 maka angka 200 hanya 30% dari level tertinggi dan sudah banyak perubahan positif dalam grup seperti $KPIG yang menjadi MNC Tourism (annualized net profit saat ini bisa naik di atas 20% YoY).
Jangan juga terkecoh dengan kepemilikan masyarakat yang besar karena sudah rahasia umum bahwa banyak nominee yang memegang itu dan apabila jumlah saham di bawah 5%, nama tidak perlu dilaporkan, dan ada keuntungan apabila free float melebihi 40% seperti diskon PPh badan (3% lebih rendah).
Persamaan dari konglomerat adalah satu yaitu tujuan akhir adalah menempati rank terkaya (Wealth Rank) dan itu adalah cara berpikir para kaum 1% dari jaman dulu hingga saat ini jadi kalau tahun 2023/24 adalah milik grup Prayogo, 2024/25 adalah grup Bakrie (saat ini $BNBR yang mulai manggung), sangat mungkin 2025/26 adalah milik Lippo dan HT.