Trend Follower Bekerja dengan Data, Crowd Follower Bergerak dengan Emosi
Sebagian trader keliru menganggap mereka menggunakan strategi trend following, padahal yang mereka lakukan hanyalah crowd following. Perbedaan keduanya sangat jauh. Trend follower bekerja dengan disiplin pada data harga sebagai informasi objektif, bukan opini, bukan rasa FOMO. Mereka memahami bahwa setiap keputusan diambil berdasarkan statistical edge yang telah diuji, sehingga mereka tahu persis apa yang diharapkan dari distribusi hasil jangka panjang. Ada proses, ada metodologi, dan ada konsistensi.
Sebaliknya, crowd follower bergerak mengikuti keramaian. Mereka membeli hanya karena harga “lagi naik”, atau karena sebuah aset sedang banyak dibicarakan. Tidak ada model, tidak ada parameter risiko, dan tidak ada pemahaman tentang probabilitas. Yang ada hanya dorongan emosional bahwa “semua orang masuk, masa saya ketinggalan?”. Akhirnya keputusan finansial berubah menjadi keputusan sosial, yang rentan salah arah ketika pasar berbalik.
Itulah sebabnya reward yang diterima crowd follower sering kali tidak sebanding dengan risiko yang mereka ambil. Mereka masuk terlambat, keluar dengan panik, dan jarang punya kerangka evaluasi atas apa yang sebenarnya terjadi. Sementara trend follower justru bekerja seolah seperti operator sistem: mengikuti rencana, menunggu konfirmasi, dan menerima volatilitas sebagai bagian dari permainan probabilitas. Perbedaan mindset ini membuat keduanya tampak mirip dari luar: sama-sama “ikut tren”, padahal hasil jangka panjangnya bisa bertolak belakang.
Random Tags:
$BBCA $SMDR $IMPC
