imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASII lagi lancar jaya cetak duit nya
Faktor nya : Berikut faktor utama yang mendorong kenaikan saham ASII, berdasarkan data perdagangan, analisis sekuritas, dan sentimen pasar terkini:
1. Net Buy Kuat dari Investor Asing (Faktor Utama Momentum)
• Investor asing mencatat net buy masif pada ASII, mencapai Rp 4,99 triliun sepanjang 2025, dengan puncak pada 2 Desember (Rp 749 miliar net buy keseluruhan pasar, di mana ASII termasuk saham paling dibeli bersama BRMS dan CUAN). Pada 3 Desember, ASII lagi-lagi jadi target beli asing teratas.
• Penyebab: Optimisme terhadap fundamental Astra yang solid, termasuk free cash flow (FCF) kuat 13%-17% untuk 2025-2027, meski siklus otomotif lesu. Ini kontras dengan net sell di saham komoditas seperti ANTM, membuat dana mengalir ke blue chip seperti ASII.
2. Rekomendasi Buy dari Analis dan Target Harga Tinggi
• Beberapa sekuritas seperti DBS Vickers, Phintraco, dan BRI Danareksa merekomendasikan “Buy” untuk ASII, dengan target Rp 8.100 (DBS) atau Rp 6.900 (Phintraco). Pada 5 Desember, BRI Danareksa sarankan beli di Rp 6.650-6.725 dengan stop loss Rp 6.600, memproyeksikan breakout resistance Rp 6.625.
• Penyebab: Analisis teknikal menunjukkan pola barrier triangle dengan wave [e] positif, didukung MACD histogram naik dan potensi Golden Cross di Stochastic RSI. ASII juga masuk top picks untuk Desember, sejalan dengan proyeksi IHSG ke 8.660-8.980.
3. Sentimen Global dan Domestik yang Mendukung Sektor Otomotif
• Prospek penurunan suku bunga The Fed (potensi cut rate 25 bps pada Desember, peluang 89%) dan kebijakan moneter longgar BI (BI Rate 4,75%) mendorong kredit kendaraan dan pertumbuhan ekonomi stabil. Ini optimalkan penjualan otomotif, meski Q3 2025 lesu 11,3% YoY.
• Penyebab: Astra unggul di segmen hybrid (seperti Innova Zenix), dengan komitmen buyback saham Rp 2 triliun dan potensi dividen payout 55%-60%. Sentimen ini terlihat di X, di mana trader sebut ASII “tancap gas” dan yield dividen naik saat harga rebound.
4. Kontribusi pada Penguatan IHSG dan Sektor Industri
• ASII jadi pendorong utama IHSG ATH pada 2-4 Desember (naik 0,80% ke 8.617 pada 2/12, +3,92% ASII; +0,33% ke 8.640 pada 4/12, +1,89% ASII). Sektor industri (IDXINDUST) naik 2,75% pada 2 Desember, dengan aliran dana asing positif Rp 454 miliar.
• Penyebab: Volume transaksi harian naik 28,57% ke 50,50 miliar lembar saham pekan lalu, didukung kapitalisasi pasar Rp 15.842 triliun. ASII stabil meski penjualan EV kompetitor seperti BYD turun, berkat dominasi pasar domestik.
Kenapa $ANTM anjlok ?
Mungkin ini salah satu faktor nya

Koreksi Harga Emas Global dan Domestik (Faktor Utama Pendapatan ANTM)
• Harga emas batangan Antam (ANTM) turun Rp 13.000 menjadi Rp 2.412.000 per gram pada 3 Desember 2025, setelah rally kuat sejak akhir November. Ini memicu koreksi saham ANTM karena segmen emas menyumbang porsi besar pendapatan (sekitar 120% YoY pada 2024, tapi tertekan di 2025). Emas global juga konsolidasi di bawah USD 2.640-2.664 per ounce, dipengaruhi penolakan di level Fibonacci retracement.
• Penyebab: Sentimen dovish dari The Fed yang membatasi kenaikan emas, meski peluang penurunan suku bunga Desember mencapai 89%. Pasar menunggu data AS (seperti non-farm payroll) yang bisa memperkuat dolar AS, menekan harga komoditas. Di domestik, permintaan internal belum cukup kuat untuk menahan tekanan global.

Net Sell Masif dari Investor Asing
• Investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) harian yang tinggi, seperti Rp 230 miliar pada 4 Desember, Rp 232 miliar pada 24 November, dan Rp 320 miliar pada 19 November. ANTM konsisten masuk daftar saham paling banyak dijual, bersama BBCA, BBRI, dan BUMI. Ini menambah tekanan jual di IHSG, yang turun 0,06%-0,65% per sesi.
• Penyebab: Aksi ambil untung (profit taking) setelah kenaikan 50% pada Mei 2025, ditambah ekspektasi penurunan suku bunga global yang membuat aset berisiko seperti saham tambang kurang menarik. Meski ada akumulasi dari asing seperti JPMorgan, tekanan jual dominan.

Ketidakpastian Kebijakan Moneter Global dan Sentimen Pasar
• Prospek penurunan suku bunga The Fed yang lebih kecil (dari 64% menjadi 53% peluang 25 bps pada November) melemahkan pasar emas dan saham komoditas. Isu suksesi di The Fed menambah lapisan ketidakpastian, membuat pelaku pasar lebih hati-hati terhadap saham seperti ANTM.
• Di sisi lain, IHSG secara keseluruhan tertekan oleh faktor eksternal, termasuk penguatan dolar AS yang membatasi ruang kenaikan logam mulia. Sentimen ini juga terlihat di X, di mana trader lokal mengeluhkan “saham ANTM turun mulu” sejak awal November.

Mari tenang stay safe pake duit dingin dan ingat jangka panjang

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy