Rangkuman Analisis Produksi Batubara 2025
Produksi emiten batubara masih menunjukkan ketahanan di tengah tekanan harga global, dengan empat pemain besar—PTBA, AADI, ITMG, dan BYAN—menjaga momentum melalui efisiensi, optimalisasi biaya, dan ekspansi tambang.
Ilustrasi lengkap di https://cutt.ly/PtucOmDJ
📌 Highlight Utama per Emiten
$PTBA
Produksi naik 9% YoY hingga 9M menjadi 35,9 juta ton. Kenaikan ini didorong oleh efisiensi operasional, kontribusi kuat dari anak usaha (21%), serta stabilnya permintaan domestik, meski Q1 sempat melemah akibat penurunan harga global.
$AADI
Pemulihan terlihat jelas di H1 dengan produksi ~33,5 juta ton (+2% YoY), mendekati target tahunan 65,5 juta ton. Stabilnya pasokan kokas dan harga yang diproyeksikan bertahan di atas US$100/ton menjadi penopang, walau risiko biaya dan perlambatan ekonomi Asia tetap membayangi.
$ITMG
Kinerja solid dengan produksi 9M mencapai 15,4 juta ton (+2% YoY). Perusahaan berhasil menekan COGS hingga -6%, menjaga profitabilitas meski ASP turun 21% akibat faktor musiman dan pasar yang lemah.
BYAN
Masih fluktuatif seperti tahun 2024, terutama akibat tingginya overburden di Q2. Target 69–72 juta ton masih realistis, bergantung pada akselerasi proyek Tabang serta support dari HBA yang relatif tinggi.
📊 Ringkasan Perbandingan Produksi 2025
Perbandingan Produksi Batubara 2025
(⚠️ Catatan: BUMI tidak memiliki data kuartalan lengkap 2025, sehingga analisis menggunakan BYAN sebagai representasi emiten besar non-BOJ.)
Bayangkan empat kereta tambang berjalan di rel yang sama, menuju target produksi 2025:
PTBA adalah kereta yang paling stabil—kecepatannya bertambah sedikit demi sedikit, ditopang mesin yang makin efisien.
AADI seperti kereta besar yang mulai kembali melaju cepat setelah perlambatan, didorong bahan bakar (kokas) yang stabil.
ITMG adalah kereta yang lebih kecil tapi lincah—mengurangi beban (COGS) untuk menjaga kecepatan meski tekanan angin (harga batubara) makin kuat.
BYAN menjadi kereta raksasa dengan akselerasi yang tinggi, tetapi kadang melambat ketika jalur tanjakan (overburden) muncul. Ekspansi jalur baru (Tabang) menentukan kecepatannya.
Hasilnya?
AADI dan BYAN unggul dari sisi volume absolut, PTBA tetap solid di pasar domestik, sementara ITMG fokus ke efisiensi untuk menjaga performa meski skala produksinya lebih kecil
