imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Wawasan Cerdas mempersembahkan analisis mendalam mengenai Behavioral Alpha di pasar ekuitas Indonesia tahun 2025. Volatilitas IHSG didominasi oleh dua kekuatan psikologis utama: Fear of Missing Out (FOMO) dan Fear of Catching a Falling Knife.

APA YANG ANDA PELAJARI DALAM VIDEO INI:
1. Neuroekonomi Volatilitas Pasar: Inti dari kedua ketakutan (FOMO dan Falling Knife) adalah Regret Aversion—kecenderungan untuk menghindari penyesalan di masa depan, seringkali dengan mengorbankan maksimalisasi keuntungan.
• Mekanisme FOMO: Didorong oleh kecemasan sosial dan herding behavior (perilaku ikut-ikutan), di mana investor meninggalkan analisis pribadi untuk mengikuti tren. Kelompok "Golongan 4" (investor yang tidak tahu bahwa mereka tidak tahu) menjadi bahan bakar utama reli FOMO, menyediakan likuiditas bagi smart money ("Golongan 1") untuk distribusi.
• Mekanisme Falling Knife: Berakar pada Prospect Theory dan loss aversion, di mana rasa sakit akibat kerugian dua kali lebih kuat daripada kesenangan keuntungan. Hal ini menciptakan kekosongan likuiditas (paralysis) saat harga anjlok, seperti yang terlihat pada saat trading halt IHSG Maret 2025.

2. Pemicu Makro 2025: Kami mengupas pemicu emosional, mulai dari skenario "Hawkish Surprise" Federal Reserve (yang memicu Falling Knife akibat arus modal keluar dan depresiasi Rupiah) hingga skenario "Dovish Surprise" (yang memicu FOMO karena Risk-On Tsunami). Di dalam negeri, kecemasan fiskal terkait program "Makan Bergizi Gratis" ($28 miliar) dan potensi defisit APBN memicu episode Falling Knife dan panic selling di Maret-April 2025.

3. Strategi "Golongan 1": Bagaimana investor cerdas membalik siklus ini?
• Mengenali Pisau Palsu: Membedakan antara True Knife (penurunan fundamental, contoh: Konstruksi/BUMN Karya dengan utang USD tinggi) dan False Knife (penurunan sentimen/arus dana, contoh: Big Cap Banks BBCA/BBRI yang kualitas asetnya prima).
• Kerangka Teknikal: Menerapkan protokol Knife-Catching dengan menunggu konfirmasi teknikal, seperti Volume Spike pada reversal candle (Absorption) atau RSI Divergence (pelemahan momentum jual). Contoh buy on weakness terstruktur adalah rekomendasi pada TKIM dan TLKM, yang selalu disertai Stop Loss untuk manajemen risiko.
• Strategi Barbell: Mengalokasikan 40-50% modal pada aset aman (RDPU, SBN) sebagai penyeimbang (ballast) dan sisanya pada peluang high-conviction, yang diterapkan secara taktis saat panik (Falling Knife panic).
• Dollar Cost Averaging (DCA): Untuk mengatasi psikologi timing pasar, DCA adalah behavioral hack yang memaksa investor membeli lebih banyak saat harga rendah, menghilangkan beban emosional.

Jadilah investor yang memiliki pikiran yang tenang, siap, dan disiplin untuk mengubah volatilitas menjadi sumber alpha.

JANGAN LUPA SUBSCRIBE WAWASAN CERDAS untuk analisis pasar modal, ekonomi, dan psikologi investasi terbaik!

https://cutt.ly/Kty1shb1

Random $BMRI $BBCA $BBRI

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy