Sekelebat tentang IPO $SUPA. Profil, Penggunaan Dana, Valuasi, Risiko dan Track Record Penjamin Efek dari berbagai sumber terampir. DYOR. Bukan ajakan beli-jual saham.
🏦 Profil
SUPA adalah hasil transformasi Bank Fama jadi bank digital. IPO-nya dulu batal (2020) karena modal inti cuma Rp270,54 miliar, jauh di bawah syarat OJK Rp1 triliun.
Akhir 2021 diambil alih Grup $EMTK dan partner strategis digital seperti GXS Bank & KakaoBank.
Struktur pemegang saham sebelum IPO:
- Emtek Group (EMV): 31,11%
- Kudo Teknologi (KTI): 19,16%
- GXS Bank Singapore: 12,00%
- A5DB Holdings: 11,52%
- KakaoBank Korea: 9,95%
- Singtel Alpha Investments Pte. Ltd: 8,46%
Ada yg menarik. Program kepemilikan saham LTIP (Long Term Incentive Plan) 1,92% itu intinya bikin karyawan biar merasa perusahaan itu miliknya, usahanya juga.
💰 Dana buat apa?
- 70%: Modal kerja yg disalurin kredit lagi.
- 30%: Belanja modal (capex) R&D teknologi dan lain2.
Artinya, uang IPO dipakai untuk pertumbuhan/ekspansi, bukan untuk nutup rugi pake teori2 konspirasi.
📊 Struktur Saham & Valuasi Dasar
Saham beredar:
- Sebelum IPO: 29,49 miliar
- Saham IPO: 4,406 miliar (13% pasca-IPO)
- Setelah IPO: 33,897 miliar
Rentang marcap setelah IPO:
- Harga 525 artinya dana masuk Rp2,31 T, marcap Rp17,8 T
- Harga 695 artinya dana masuk Rp3,06 T, marcap Rp23,5 T
Ekuitas:
- Pre-IPO (6M25): Rp5,328 T
- Post-IPO (harga 525): Rp7,638 T
- Post-IPO (harga 695): Rp8,388 T
🧮 EPS, BVPS, PBV
EPS (Earnings Per Share):
EPS = Laba Bersih / Jumlah Saham
−366.367.000.000 / 33.897.017.650 = –Rp 10,8 per saham.
Karena tahun buku 2024 masi rugi, EPS nya negatif jd angka PER ga relevan, ga bs buat acuan.
BVPS (Book Value per Share):
BVPS = Ekuitas / Jumlah Saham
- BVPS post-IPO minimal Rp225
- BVPS post-IPO maksimal Rp247
- BVPS 6M25 (ga pake dana IPO) Rp158
PBV (Price to Book Value)
PBV = Harga / BVPS
Sebelum IPO
- Harga 525 PBV 3,34x
- Harga 695 PBV 4,41x
PBV (BVPS post-IPO):
- 525/225 ≈ 2,33x
- 695/247 ≈ 2,81x
Acuan PBV dgn bank digital lain yg udah IPO (ARTO, BBYB, AMAR, BBHI):
- Murah: 1,8x–2,2x
- Wajar: 2,2x–2,6x
- Mahal: 2,6x–3,0x
🚦 Sentimen risiko
1. CKPN naik signifikan
Ekspansi kredit cepat bikin provisi (cadangan kerugian kredit) membengkak. Hal yg wajar buat bank digital lagi ekspansi kredit cepat, jadi provisioning otomatis naik dan pengelolaan risiko kredit masih baru.
2. Cost of Fund tinggi
Masih nyari likuiditas belum efisien (karakter umum di bank digital). Diantaranya yg bikin beban bunga naik sangat tinggi dari;
- Deposito bunga 6%–7% (lebih tinggi dari bank konvensional)
- Cashback buat top-up atau simpan dana
- Program cashback OVO/Grab
Contoh lainnya kayak $GOTO e-commerce newbie yg nyari pelanggan dgn cara bakar duit (cash back, gratis ongkir, dll).
3. Masih rugi
Harus diakui laba bersih masih rugi:
- 2024: -Rp366 miliar
- 2023: -Rp385 miliar
- 2022: -Rp155 miliar
Laba 6M25 Rp20,5 miliar belum nutup lubang dari rugi tahun-tahun sebelumnya, meskipun ruginya mengecil.
4. Ekosistem Grab–OVO
Aktivitas akuisisi nasabah dan penyaluran kredit sangat bergantung ekosistem Grab–OVO yg bikin was-was kalo ada "slek" satu sama lain.
5. Valuasi mahal
PBV 3,34x – 4,41x (pake ekuitas 6M25) tergolong premium untuk bank digital yg belum stabil. Mirip kayak valuasi digital bank fase awal seperti ARTO (bank Jago) & BBHI (Allo Bank).
💂🏻 Track record penjamin efek (UW)
Pimpinan; CC, Anggota: LG, KZ, AZ
Cek tracking di sini: https://cutt.ly/AtyfdliJ
Performa CC (PT Mandiri Sekuritas)
Data 2021-2025
ARA: 2
ARB: 1
Stagnan: 3
Close Hijau: 6
Close Merah: 3
Win Rate: 53.3%
-----
Performa LG (PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk)
Data 2020-2025
ARA: 11
ARB: 1
Stagnan: 0
Close Hijau: 7
Close Merah: 0
Win Rate: 94.7%
-----
Performa KZ (PT CLSA Sekuritas Indonesia)
Data 2021-2025
ARA: 0
ARB: 0
Stagnan: 1
Close Hijau: 4
Close Merah: 0
Win Rate: 80.0%
-----
Performa AZ (PT Sucor Sekuritas)
Data 2020-2025
ARA: 5
ARB: 0
Stagnan: 0
Close Hijau: 4
Close Merah: 3
Win Rate: 75.0%
1/3


