@Dojo841
JUDUL: Memburu Duit Hantu 👻 di LK NCKL (Debunking Misconception)
Ada pertanyaan kritis di kolom komentar: Laba operasional tanpa asosiasi cuma 6,19T, tapi kenapa CFO bisa 7,28T? Selisih 1T lebih itu duit dari mana? Ndobolin ya?
(KATANYA DIATAS)
Izin bantu bedah pakai data Audit Q3 2025 supaya tdk jadi fitnah atau misleading.
Kuncinya ada di Metode Tidak Langsung (Indirect Method) Arus Kas.
THE MISSING LINK: DEPRESIASI ADALAH TEMAN
Agan menghitung (Laba Tanpa Asosiasi) = 6,19 T.
Angka ini adl Laba Akuntansi. Ingat, di dalam perhitungan laba itu, sudah ada biaya Depresiasi & Amortisasi (D&A) yg mengurangi laba, TAPI tidak mengurangi uang tunai.
Maka, untuk mencari Cashflow, D&A wajib DITAMBAHKAN KEMBALI (Add back).
Mari Kita Hitung Ulang (Reconcile Data Q3 2025):
Laba Sebelum Pajak: Rp 8,89 T
(-) Bagian Laba Entitas Asosiasi: (Rp 2,74 T) ❌ Betul, ini non cash, kita buang.
(=) Adjusted Profit: Rp 6,15 T. (Ini angka agan).
(+) PENYUSUTAN & AMORTISASI: +Rp 1,41 T ✅ (Ini yang agan lupa hitung! Cek Laporan Arus Kas baris atas).
(+) Beban Keuangan: +Rp 0,44 T (Add back dulu sebelum bayar bunga).
Operating Cash Flow (Pre-Working Capital):
6,15 T + 1,41 T + 0,44 T = Rp 8,00 Triliun.
Lihat? Dari operasional murni saja uang tunainya sudah Rp 8,00 T.
Kenapa di Laporan jadi Rp 7,28 T?
Karena dipotong pembayaran pajak, bunga, dan sedikit perubahan modal kerja.
Real CFO: Rp 7,28 T.
Proxy Hitungan Kita: Rp 8,00 T.
KESIMPULAN:
Selisihnya (gap) justru negatif (Realisasi Kas < Potensi Kas), artinya perusahaan membayar kewajiban lancar/pajak dgn tertib.
Jadi, Duit Hantu 1,6T itu aslinya adalah Biaya Penyusutan (Non Cash Expense).
Uangnya tidak hilang, dan tdk muncul tiba". Itu adl uang yg (diselamatkan)dari pajak karena tercatat sebagai biaya, tapi fisiknya masih ada di kas perusahaan.
Verdict: LK NCKL Clean.
Cash Conversion 93% valid.
Bukan cooking books.
$NCKL $INCO $MBMA